Selamat membaca kisah ini:)
🍁🍁🍁
Author point of view
Adiba memasuki sebuah bus yang sudah cukup sesak, jadilah ia harus berdiri. Tapi tidak masalah baginya, dia sudah biasa. Hanya saja dia tidak suka jika harus bersenggolan dengan beberapa pria yg berdiri juga, kan mereka bukan muhrim. Tapi mau bagaimana lagi?
Ketika dirinya sudah berpegangan erat, tiba-tiba saja ada yg menarik-narik tasnya dari samping.
"Dek.. Dek" ucap seseorang yang mungkin duduk di samping tempat Adiba berdiri, Adiba menoleh dan mendapati Azmi sedang menatapnya. Sontak saja Adiba sedikit terkejut
"Owhh..iy iya kak, kenapa?" ucapnya terbata
"Kamu duduk di sini gih, biar saya saja yg berdiri" ucapnya lembut
"E..ehh ngga usah kak, aku nggak papa kok" jawab Adiba gugup, tidak menyangka bisa mengobrol dengan sosok ini
"Tapi kamu kan cewek, sedangkan saya cowok. Tidak sopan rasanya membiarkan kamu berdiri sedangkan saya duduk" ujarnya sopan
"Tidak usah sungkan, jika km menolak saya malah merasa tidak enak karena membiarkan kamu berdiri" lanjutnya
"Kalau begitu baiklah, terimakasih kak" ucap Adiba lembut
Keduanya pun bertukar posisi, selepas Adiba duduk dengan nyaman ia masih belum bisa mengontrol jantungnya. Wajah tampan itu, mata teduh itu ketika menatapnya masih berputar di ingatannya.
Astagfirullah. Adiba terus berusaha menghilangkan itu dari fikiran nya, jangan sampai menjadi syahwat nantinya. Tapi ia semakin kagum kepada sosok itu, kakak kelasnya itu benar² berjiwa sosial tinggi dan sangat sopan.
"Dear Heart, calm down please" batin Adiba yg masih merasa gugup
***
Zaina point of view
Seperti biasa aku sampai disekolah ketika kelas bahkan sekolah masih terlihat sepi, aku sangat menyukainya, sangat tenang. Biasanya jika sedang tidak piket, aku langsung membaca buku di kelas, suasana setenang ini membuat otakku fresh mencerna bacaan.
Beberapa menit berlalu, kelasku pun mulai ramai. Dengan begitu ku tutup buku catatan biologiku, dan mulai menyapa beberapa teman yg baru berangkat.
"Assalamualaikum teman². Yuhuuu" suara cempreng Kira terdengar
"Waalaikumsalam Kira" jawabku ketika Kira berjalan mendekat
"Selamat pagi bu ustadzah" sapa Kira dengan wajah cerianya
"Hehe.. Amin. Pagi juga Kira"
"Adiba sama Talitha belum berangkat ya Za?" tanya Kira
"Belum, mungkin sebentar lagi" jawabku
Dan benar saja terlihat Talitha dan Adiba yang memasuki kelas secara bersamaan, mereka terlihat mengucapkan salam dengan kompak. Yang dijawab kompak juga oleh penghuni kelas yg lain termasuk aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]
SpiritualNamanya Adiba Nazhwa Zahran. Bagi Adiba mencintai dalam diam awalnya tak mudah, bahkan sangat sulit. Rasanya menyakitkan ketika hanya bisa memandang si dia dari jauh, rasanya sulit digapai. Tapi semenjak mengenal Zaina, sahabatnya, akhirnya ia tahu...