Assalamualaikum readers! Apa kabar hari ini? Sudahkah bersyukur? Hehe. Yuk simak chapter sebelasnya.. Mon maap ya cerita ini banyak saya skip, tiba² aja Adiba udah kelas 11 hehe.. Gpp biar ngga kepanjangan chap nya☺
Selamat Membaca Kisah Ini❤🍁🍁🍁
Author point of view
Bel berdering, waktunya istirahat pertama. Para murid berhamburan keluar kelas, sekedar untuk mengisi perut atau menghirup udara bebas. Arlan berjalan menuju kantin bersama teman²nya. Dengan dibuntuti beberapa siswi tentunya. Biasalah mereka ingin mencari perhatian sang idola sekolah, meski Arlan terlihat cuek cuek saja.
"Weh penuh, Lan" ujar Dava--teman sekelas Arlan-- sambil mengamati seisi kantin
"Iye, lo sih tadi lama amat segala nyelesein nyatet dulu" bukan Arlan justru Rendra yg menyahut
"Udah, udah kita gabung di meja yg masih cukup buat nampung orang lagi aja" Arlan menengahi
"Iya ribet amat deh pke ribut dulu" ucap Novan
Setelah mereka memasuki kantin para gadis berlomba-lomba mempersilahkan mereka bergabung di mejanya. Arlan berdecak singkat, astaga para gadis gadis ini! Tidak bisakah tenang sedikit? Lalu matanya melihat Adiba dan kawan²nya, mereka cuma duduk berempat itu berarti masih cukup untuk dua orang lagi.
"Van, lo ikut gue yuk? Dav lo sama Rendra gabung aja di meja sesuka kalian" ucap Arlan
Teman² Arlan hanya menyetujui tanpa mendebat lagi. Arlan langsung mengajak Novan ke mejanya Adiba dkk.
"Assalamualaikum" ucap Arlan
"Waalaikumsalam" jawab Adiba dkk serempak
Sedangkan Novan hanya menaikkan alisnya bingung, tidak biasanya Arlan mengucap salam dulu jika bertemu seseorang.
"Eh, Kak Arlan" ucap Talitha terdengar antusias
"Uhm Dib, gue boleh gabung nggak setelah mesen makanan nanti? Soalnya kantin udah penuh gni" ucap Arlan
"Boleh dong Kak" bukan Adiba, justru Talitha yg berseru "Iyakan, Dib?" lanjutnya
"Oh iya boleh aja kok Kak" kata Adiba lalu ia berdiri dan duduk disamping ketiga temannya. Bermaksud mempersilahkan Arlan dan temannya duduk
"Lohh kok lo pindah? Kan jadinya sempit, tuh bangku kan harusnya buat 3 orang" Novan bertanya
"Gini Kak, kakak berdua kan cowok nah klo gue duduk disitu sama kalian kan bukan muhrim" ucap Adiba menjelaskan
Novan melongo "Owhh ternyata anak alim dianya, pantesan Arlan salam dulu tadi" batinnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]
SpiritualNamanya Adiba Nazhwa Zahran. Bagi Adiba mencintai dalam diam awalnya tak mudah, bahkan sangat sulit. Rasanya menyakitkan ketika hanya bisa memandang si dia dari jauh, rasanya sulit digapai. Tapi semenjak mengenal Zaina, sahabatnya, akhirnya ia tahu...