Enam Belas

1K 57 2
                                    

Assalamualaikum readers! Happy Eid Al-Adha 1440H yaa:) Alhamdulillah kita masih diberi umur untuk bertemu idul Adha kembali:)

Btw, aku minta maaf karena sudah lamaaa sekali tidak update. Sebenarnya kali ini aku ada waktu buat rajin update tapi masalahnya aku bener-bener tidak punya inspirasi buat cerita ini.. Tapi ga relaa ih kalau di unpub, sayang. Jadi aku akan berusaha menyelesaikannya, aku butuh kalian readers! Ayo semangati aku:((

Sudah ah, bergalau-galau nya. Sekarang ayo simak chapter enam belasnya:)

Selamat membaca kisah ini💚

🍁🍁🍁

Author point of view

Halaman sekolah yang luas kini dipadati oleh ribuan siswa yang berdiri berjajar. Atau menyebar memadati halaman sekolah. Juga beberapa lainnya yang memilih memadati lantai-lantai di depan kelas, karena malas berdesakan di halaman sekolah. Anggota OSIS sibuk berlalu-lalang memastikan semuanya telah siap. Panggung telah berdiri megah disana.

Hari ini pensi itu akan dimulai, Adiba sendiri sudah keringat dingin sejak semalam. Meski ini bukan pertama kalinya ia tampil dipanggung tapi tetap saja tampil dipanggung selalu berhasil membuat mentalnya menciut. Pensi tidak dilakukan pada malam hari, melainkan di jam yang sama dengan jam sekolah.

Sekolah Adiba adalah sekolah islam, rasanya tidak sopan melakukan keributan di malam hari, lagi pula sekolahnya dekat dengan perumahan warga. Takut menganggu.

Semua yang hendak tampil di pensi masih berkumpul di Aula Sekolah. Para penari masih di rias juga sibuk mempercantik kostum. Anak-anak theater tengah sibuk menghafal naskah. Anak-anak Seni Musik sibuk mengecek alat musik juga vocal nya masing-masing. Ada Adnan juga, ia dan dua temannya sibuk memotret setiap murid yang sedang melakukan persiapan.

Di acara seperti ini, anggota ekstra fotografi tentu sibuk mendokumentasikan acara. Memotret kesana-kemari. Mencari angel semenarik mungkin.

Adiba tengah melatih vocal nya bersama Arlan. Sampai sebuah suara favorit Adiba menyapa.

"Assalamualaikum, Adiba, Arlan" sapanya

Adiba menoleh, senyumnya mengembang "Waalaikumsalam Kak Azmi" balasnya meski masih terdengar agak canggung

"Waalaikumsalam" Arlan ikut membalas

"Adiba tampil juga?" tanya Azmi

"Iyalah Az, diakan disini berarti dia akan tampil" bukan Adiba, justru Arlan yang menjawab

Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang