Dua belas

966 68 5
                                    

Assalamualaikum readers! Monmaap updatenya ngaret hehe, yuk simak chapter dua belasnya:)

Selamat membaca kisah ini

🍁🍁🍁

Author point of view

Semilir angin begitu menusuk kulit dikala matahari sudah mendekati arah barat, dalam artian sebentar lagi dirinya akan pamit. Langit terlihat murung tanda akan datangnya hujan.

Azmi mengendarai motornya dengan hati gelisah, ia baru sadar jika jas hujan nya baru ia jemur kemarin dan belum ia masukkan lagi ke jok motornya. Sore itu Azmi baru saja pulang dari rumah temannya, ia memang was² karena langit terlihat sangat mendung tp ia tetap mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Ia tak mau ugal-ugalan dijalan.

Malangnya, butir² bening terlihat mulai turun dari langit. Dan langsung menjelma hujan yg lumayan deras. Azmi kelabakan diatas motornya, rumahnyapun masih lumayan jauh. Ia sedikit mempercepat laju motornya, seingat dia tak jauh lagi ada halte bus ia mungkin bisa berteduh sebentar disana.

Perkiraannya benar, halte bus itu kini sudah terlihat. Ia buru² menepikan motornya disana, halte bus itu kosong tak ada satupun orang disana. Wajar saja kini sudah sore. Kemejanya sudah hampir basah kuyup, udara dingin terasa sangat menusuk. Ia kemudian duduk lalu mengusap-usap kedua tangannya.

Tak lama kemudian sebuah bus menepi, Azmi tak memperhatikan bus itu. Seorang gadis bergamis biru dongker turun dari bus tersebut lalu berlari kecil menuju halte, ia terlihat menepuk-nepuk kerudungnya yg sedikit terkena air hujan. Azmi merasakan kehadiran seseorang disampingnya, ia menoleh sejenak. Tepat saat itu pandangannya bertubrukan dengan sepasang mata bening yg sangat ia kenali.

"Ehh Adiba?" ujarnya sambil menundukkan kembali pandangannya

"Oh? Assalamualaikum Kak Azmi" jawab gadis bergamis biru dongker itu yg tak lain adalah Adiba

"Waalaikumsalam, ketemu lagi ya Dib" ucap Azmi

Adiba hanya meringis, benar juga, setelah Adiba mengagumi Azmi ia jadi sering bertemu dengannya. Dan ini adalah kali kedua Adiba terjebak hujan bersama Azmi, seperti saat di serambi masjid depan sekolah saat itu.

"Owh iya deng, biasanya km naik bus dari halte ini kan klo pagi?" tanya Azmi

"Iya Kak" jawab Adiba canggung

Azmi meringis dalam hati, lagi2 Adiba terlihat canggung bila bicara dengannya. Ia tak tahu saja jika Adiba sedang berjuang menenangkan hatinya yang berdebar kencang.

"Dib, km kok canggung banget sih kalau bicara sama saya?" tanya Azmi penasaran

Pipi Adiba langsung memerah karena malu "Uhm, mungkin karena kita belum terlalu akrab dan Kak Azmi juga cowok makanya aku jadi canggung hehe" jawab Adiba dengan gelagat canggung yg begitu kentara

Azmi hanya tersenyum mendengarnya, ia tak terlalu memperhatikan ekspresi gadis didepannya sebab ia harus menundukkan pandangan.

"Berarti km tinggal di dekat sini ya, Dib?" tanya Azmi karena Adiba tak bersuara jika ia tak menanya duluan

"Iya Kak, aku tinggal diperumahan dekat sini. Klo kakak rumahnya dimana sih? Kok kita sering satu bus ya?" kini Adiba yg mulai penasaran

"Rumah saya tiga komplek dari sini, jadi klo naik bus pasti nglewatin halte ini. Dan berarti klo dari sekolah rumah kita searah" jawab Azmi menjelaskan

Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang