Delapan Belas

787 49 2
                                    

Assalamu'alaikum readers! Sesuai janjiku yaa setelah UAS aku bakalan sering update! Lagian sekarang udah liburan.. Yeayy:)

Oke, Selamat Membaca😊

🍁🍁🍁

Author point of view

Adnan memarkirkan motornya di halaman rumah. Adiba segera turun tanpa bersuara, ia melangkah memasuki rumah sambil melepas helmnya.

Melihat itu Adnan menghela nafasnya perlahan, tidak biasanya Adiba begitu. Kemudian ia mengejar langkah Adiba.

"Assalamu'alaikum" Ucap Adnan sambil memasuki rumah

Ia melihat rumah begitu sepi, sepertinya Ayah dan Bundanya sedang keluar. Tapi untunglah, bunda juga pasti akan heran apabila melihat kepulangan mereka yang secepat ini. Ia meletakkan helmnya sembarang lalu buru-buru berlari kecil menyusul Adiba. Adnan menyekal tangan Adiba ketika gadis itu sudah hendak masuk ke kamarnya.

"Kenapa, Nan?" Tanya Adiba

"Kamu yang kenapa?" Adnan justru balas bertanya

"Hah? Aku baik baik saja kok"

"Oh, berarti kamu tidak baik baik saja"

"Serius. Aku gak papa, Nan" Ujar Adiba berusaha terlihat meyakinkan

"Dib, kamu lupa? Kita kembar, kalau kamu tidak baik-baik saja maka aku juga akan merasakan hal yang sama" Jelas Adnan tegas

Adiba menunduk, ya, dia melupakan itu. Dia tidak pernah bisa berbohong kepada Adnan. Sebab, ikatan batin mereka begitu kuat.

"Cerita ya? Ada apa? Kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba minta pulang? Kenapa tadi kamu nangis?" Tanya Adnan bertubi-tubi

Adiba terkejut, "kamu lihat aku nangis?" tanyanya

"Iya"

Kemudian Adnan menggiring Adiba untuk duduk di balkon lantai dua. Tempat yang nyaman untuk mengobrol.

"Aku yakin, kalau aku ceritain masalahnya kamu pasti ketawa" Ucap Adiba sambil tersenyum singkat

Adnan mengernyit, "maksudnya?"

Adiba diam, dia menundukkan kepalanya, bingung hendak memulainya darimana. Menurutnya ini juga hanya masalah sepele yang tidak pantas di besar-besarkan seperti ini, dia saja yang terlalu berlebihan.

"Nan, aku suka sama seseorang" Ucap Adiba mengawali penjelasannya

"Apa? Jangan bilang kalau ini cuma masalah cowok?" Tanya Adnan heran

Adiba tertawa kecil, kenyataannya itulah faktanya, ini hanya masalah cowok, "sayangnya itu benar" Jawabnya kemudian

"Masalahnya apa?" Tanya Adnan

"Akhir-akhir ini, ah bukan, maksudku sudah lama aku menyukai seseorang. Kamu tahu Zaina kan?" Jeda sebentar, Adnan mengangguk.

"Sahabat kamu itukan" Jawab Adnan

"Iya, aku tadi lihat dia di toko buku sedang bersama seseorang itu, ini bukan pertama kalinya tetapi aku juga sudah pernah melihat mereka sedang bersama dan terlihat akrab. Aku tidak ingin berburuk sangka, tapi hatiku rasanya nyeri. Bucin banget ya" Kata Adiba sembari terkekeh di akhir kalimat yang ia ucapkan

Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang