Tujuh Belas

839 52 7
                                    

Assalamu'alaikum readers! Maaf, maaf seribu maaf karena sudah lama sekali tidak update🙏 sudah 3 bulan yaallah, maaf readers🙏

Tapi tenang saja readers, setelah ini aku akan UAS ±1 minggu dan setelah itu aku bakalan rajin update di lapak ini sampai ending terus setelah cerita ini selesai aku baru akan update 2 cerita on going ku lainnya:) mohon bersabar ya readers! 💚

Oke, Selamat Membaca

🍁🍁🍁

Author point of view

Adiba menghidupkan ponselnya, ternyata baru pukul 10 pagi. Hari minggu ini dia tidak ada jadwal pengajian dengan budhe nya Zaina. Ia sedikit merasa bosan di rumah. Ia sudah mandi, makan dan membantu bundanya. Lalu sekarang bingung hendak melakukan apa.

Dia lalu berjalan menaiki tangga hendak ke kamarnya, setelah kakinya menginjak anak tangga terakhir ia melihat Adnan sedang termenung di balkon lantai dua. Adiba kemudian menghampirinya.

"Ngelamun ya mas" Ujarnya sambil menepuk pundak Adnan

"Astaghfirullah, Adiba ish! Kaget tahu!" Omel Adnan

Adiba hanya meringis sekilas lalu duduk di kursi depan Adnan.

"Nan.. Bosennn" Rengek Adiba

"Ya terus?" Tanya Adnan cuek

"Jalan-jalan yuk ah! Daripada kamu ngelamun doang di rumah kan" Ajak Adiba

"Mager ah" Jawab Adnan singkat

"Ke itu doang, ke Toko Buku deket kompleks. Ayo dongg" Rengek Adiba

"Dih gak mau! Nanti ujung-ujungnya kamu minta dibeliin Novel pakai duit aku" Cibir Adnan

"Yee pelit amat sama kakak sendiri"

"Bukan pelit, Dib. Tapi ngirit" Jawab Adnan santai

"Lagian novel kamu udah banyak tuh di kamar" Lanjutnya

"Ya kan udah dibaca semua, pengen bacaan baru lagi. Janji deh pakai uang sendiri, nemenin aku aja ya? Ya ya?" Bujuk Adiba

"Males"

"Nan... Iihh"

"Iya, iya, tuan putri iyaaa!" Putus Adnan akhirnya

"Yeayy, Adnan baik deh" Ujar Adiba yang hanya ditanggapi gumaman oleh Adnan

"Sana siap-siap! Aku ijin bunda dulu" Perintah Adnan

"Okee pak bos!" Kata Adiba kemudian secepat kilat menuju kamarnya

Adnan geleng kepala, ia seperti sedang menghadapi seorang adik perempuan saja padahalkan dia ya adiknya. Adiba kadang memang bisa semanja ini, namanya juga perempuan.

Kemudian ia mengambil jaketnya di kamar sebelum akhirnya turun menemui bundanya.

"Bun, Adnan mau pergi ya sama Adiba" Pamitnya kepada bundanya

"Kemana, sayang?" Tanya bundanya

"Tuh si tuan putri minta diantar ke toko buku" Ujar Adnan sambil terkekeh kecil

Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang