Dua puluh tiga

813 55 2
                                    

Assalamu'alaikum readers! Aku balik lagi uwuu:) Aku kayaknya bkl update sesuai mood deh, soalnya kalau dipaksain hasilnya jadi jelek banget, bikin blank huhu:(
Pinginnya sih update setiap hari biar cepet kelar but itu benar-benar nggak efektif. Kalian mau ngertiin, kan? Hehe

Selamat membaca😊

🍁🍁🍁

Author point of view

Gadis bertubuh mungil dengan mata indah itu melangkahkan kakinya dengan riang seperti biasanya. Senyum manis sesekali menghiasi wajah imutnya. Ia melewati gerbang yang menjulang tinggi itu sambil menyapa satpam yang berjaga di depan. Dia memang gadis ramah.

Begitu langkahnya belum terlalu jauh dari gerbang sekolah, ia mendengar deru motor dan bunyi klakson motor dari arah belakangnya. Ia refleks menoleh, dan ternyata hanya siswa laki-laki yang baru memasuki gerbang dan bunyi klakson itu dimaksudkan untuk beramah tamah dengan pak satpam.

Motor matic itu kemudian belok kanan menuju arah parkiran untuk murid cowok. Tetapi gadis itu masih sempat mengenali cowok jangkung yang duduk di atas motor tadi. Tanpa sadar bibirnya mengulas senyum tipis, ah cowok itu adalah seniornya. Ia tidak tahu mengapa tetapi ketika dia bertemu cowok itu dia akan merasa senang.

Seperti anak kecil yang melihat permen. Dia merasa excited. Dia tidak mau menyimpulkan bahwa itu perasaan cinta, dia lebih suka mendefinisikannya sebagai perasaan kagum. Cowok itu memang punya segala hal yang selalu membuatnya takjub.

Baru-baru ini dia mengetahui kalau cowok itu ternyata punya kembaran cewek, mereka mempunyai interaksi yang manis menurutnya. Sebetulnya gadis itu dari dulu ingin punya kakak cowok atau kalau tidak saudara kembar cowok juga tidak buruk. Rasanya pasti menyenangkan. Sayangnya dia justru anak sulung dan kedua adiknya cowok, yang umurnya terpaut lumayan jauh. Tapi tetap dia harus mensyukuri itu semua.

***

Istirahat kedua di sekolah Adiba selalu sepi, karena aturan sekolah mewajibkan siswa-siswinya sholat dzuhur berjamaah di masjid depan sekolah. Dan kebetulan sekali Adiba dan Zaina sama-sama sedang tidak sholat sehingga setelah absen mereka memilih duduk di taman dekat lapangan basket.

Sedangkan anak perempuan yang tidak sholat lainnya biasanya lebih memilih pergi ke kantin karena itu kesempatan untuk jajan tanpa perlu berdesak-desakan.

"Za, aku mau cerita yang kemarin belum sempat aku ceritakan" Ujar Adiba

"Oh iya benar, aku baru ingat. Jadi, kenapa? Salah paham apa maksdumu?" Tanya Zaina penasaran

"Tentang Kak Azmi dan kamu Za" Adiba memulai penjelasannya

Zaina mengernyit bingung, ia melihat sorot penyesalan dari mata Adiba. Gadis itu lalu terlihat menghembuskan napasnya pelan.

"Sebetulnya aku pernah melihatmu dan Kak Azmi pulang bersama, lalu aku juga pernah melihat kalian berdua di toko buku. Aku sempat mengira hal yang tidak-tidak tentang kalian, maaf" Terang Adiba lalu menundukkan kepalanya

Zaina sontak terkejut, "astaga, benarkah? Lalu mengapa kau tidak bertanya kepadaku? Kenapa kau malah diam saja seolah tidak terjadi apa-apa?" Tanyanya heran

"Maaf Za, aku tahu aku terlihat seperti pengecut, tetapi aku memang tidak berani bertanya langsung padamu, alasan pertama karena aku tidak enak kepadamu, aku takut kamu menyangka aku menuduhmu melakukan hal yang tidak-tidak. Aku takut menyakiti perasaanmu. Lalu alasan kedua, aku tidak sanggup apabila nantinya justru harus mendengar hal yang akan menyakiti perasaanku sendiri. Aku takut kalau seandainya dugaanku selama ini benar. Aku benar-benar minta maaf Za, karena selama ini sudah berburuk sangka" Jelas Adiba panjang lebar

Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang