Dua puluh satu

792 47 2
                                    

Assalamu'alaikum readers! Aku balik lagii:) Budayakan vote dan comment ya guys, karena itu akan berharga banget buat akuu🤗

Selamat membaca😊

🍁🍁🍁

Author point of view

Talitha berusaha menutupi wajahnya yang sudah basah oleh air mata. Ia bergegas menuju kamar mandi. Kira, dengan raut khawatir, masih mengekor di belakangnya tanpa Talitha ketahui.

Talitha menghela nafas lega ketika mendapati kamar mandi sudah sepi, tentu saja, ini sudah jam pulang sekolah, memangnya siapa yang mau kesini jika tidak kepepet?

Ia menuju wastafel dan membasuh mukanya, tetapi lagi-lagi nyeri itu menyerang. Air matanya tak dapat lagi ia tahan. Talitha menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia terisak lirih.

Hingga sebuah tangan mengelus punggungnya lembut. Orang itu tidak berkata apapun. Ia akan membiarkan Talitha menangis, sampai ia lega. Tetapi Talitha pasti terkejut, lalu ia menoleh dan mendapati Syakira telah berdiri di sampingnya sambil mengelus punggungnya. Kira hanya bisa tersenyum tulus kearah Talitha.

Tanpa berkata apapun, Talitha langsung memeluk sahabatnya itu. Dia menangis sesenggukan di pelukan Kira. Syakira hanya bisa membalas pelukan itu sambil mengelus punggung sahabatnya lembut.

"Tumpahin aja semuanya, gak papa. Tumpahin sampai kamu merasa baik-baik saja" Ujar Syakira menenangkan

***

Langkah Adiba dan Zaina terhenti, mereka tak menemukan keberadaan dua sahabatnya itu.

"Duh, dimana ya?" Ujar Adiba khawatir

"Aku jadi merasa bersalah, Za" Lanjutnya sambil menundukkan kepala

Zaina menepuk pundak Adiba pelan, "bukan salah kamu kok, jadi tidak usah menyalahkan diri, Dib" Ucapnya lembut seperti biasa

"Eh sebentar dulu ya Za, aku kasih kabar ke Adnan dulu, dia pasti nungguin" Ucap Adiba teringat sesuatu

"Ah iya"

Adnannn


Dib, dimana?

Kok lama? Cepetan Dib, udah
ditanyain sama bunda

Dib?

Hey, kamu dimana yaallah

Nan, kamu pulang saja dulu
Kalian kalau mau berangkat
dulu juga gak papa

Nanti aku nyusul naik bus

Soalnya tiba-tiba saja ada sedikit
masalah yang harus aku selesaikan


Kok gitu? Masalah apa sih?


Nanti aku cerita, please sekarang
aku harus menyelesaikannya dulu

Nanti aku suruh bunda sama
ayah berangkat dulu, aku nunggu
kamu di depan masjid

Nanti kamu berangkat sama
aku saja, aku tungguin

Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang