Assalamualaikum readers! Maaf banget nih aku updatenya ngaret..hehe yaudah yuk simak chapter tiga belasnya:)
Selamat membaca kisah ini❤
🍁🍁🍁
Author point of view
Ketiga gadis berkerudung panjang itu tertawa kompak. Kemudian kembali berbincang-bincang entah membicarakan apa. Hingga akhirnya bel tanda masuk sekolah berbunyi nyaring menghentikan aktifitas ketiganya.
"Loh sudah masuk ya" ucap Kira sambil melirik arloji dipergelangan tangannya
"Kok Adiba belum datang sih? Tumben sekali" ujar Zaina tampak heran
"Barang kali dia tidak masuk hari ini, Adiba kan tidak pernah terlambat" sahut Talitha
"Ah aku jadi cemas, biasanya kalau tidak masuk kan berarti Adiba sedang sakit" ucap Kira
"Hush! Jangan begitu, kita positif thingking saja. Barang kali dia sedang ada kepentingan" tegur Zaina
"Semoga saja" lirih Talitha tampak cemas
"Assalamualaikum anak²" suara Bu Lis yang lembut menyedot seluruh atensi siswa dikelas tersebut
"Waalaikumsalam Buu" jawab seluruh siswa dengan kompak
Guru Bahasa Indonesia itu kemudian duduk di kursi guru sambil meletakkan beberapa barang bawaannya.
"Kita berdoa dulu, ayo siapa yang memimpin? Setelah itu dilanjut tadarus seperti biasa ya" titah Bu Lis sambil tersenyum
Memang seperti itu rutinitas pagi di sekolah Adiba sebelum jam pelajaran di mulai.
"Maha benar Allah atas segala firman-Nya" ucap seluruh siswa mengakhiri tadarus pagi ini
Tak lama setelah itu pintu kelas XI MIPA 3 diketuk oleh seseorang. Zaina menjadi was was, siapa tahu itu Adiba yang terlambat masuk kelas. Bisa dihukum nanti dia. Bu Lis memang guru yang lembut tetapi beliau sangat menjunjung tinggi kedisiplinan. Jika ada siswa yang tidak disiplin, beliau tidak akan memarahinya tetapi langsung memberinya hukuman.
Tetapi setelah Bu Lis membuka pintu kelas ternyata itu hanya guru piket yang biasa berkeliling sekolah untuk memberikan surat izin.
"Eh Adiba tidak masuk hari ini karena sakit, ada yang tahu tidak Adiba sakit apa?" tanya Bu Lis ketika sang guru piket sudah pamit pergi
Seisi kelas hanya diam sambil saling pandang, kemudian sang ketua kelas angkat bicara "sepertinya tidak ada yang tahu, Bu" ucapnya
Bu Lis mengangguk kemudian kembali ke mejanya, setelah itu beliau mulai mengabsen satu persatu murid di kelas tersebut.
"Tuhkan kekhawatiran aku benar" bisik Kira
"Ah iya Ra, bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita kerumah Adiba?" ujar Talitha balas berbisik
"Boleh juga, nanti ajak Zaina" ucap Kira masih berbisik
"Lohh Zaina hari ini ekstra tau" balas Talitha
"Talitha Renaya" suara lembut Bu Lis menginterupsi
Talitha sempat gelagapan sejenak kemudian mengangkat tangan "Hadirohh buu" ucapnya kemudian bernafas lega
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]
SpiritualNamanya Adiba Nazhwa Zahran. Bagi Adiba mencintai dalam diam awalnya tak mudah, bahkan sangat sulit. Rasanya menyakitkan ketika hanya bisa memandang si dia dari jauh, rasanya sulit digapai. Tapi semenjak mengenal Zaina, sahabatnya, akhirnya ia tahu...