Mina berjalan dengan cepat melewati koridor rumah sakit. Dari kejauhan terlihat jelas sosok sang kekasih yang terlihat tidak tenang di depan ruang operasi.
"Chae?" Mina menepuk berlahan bahu kekasihnya itu. Chaeyoung memberikan atensinya. Berdiri lalu memeluknya erat."aku takut terjadi apa-apa padanya Mina" lirih sigadis Son.
Mina membalas pelukan Chaeyoung.Tangannya terangkat untuk mengelus punggung dan belakang kepala gadisnya itu."percayalah, Dahyun pasti baik-baik saja" ucapnya menenangkan.
Chaeyoung mengangguk kecil tanpa melepaskan pelukan. Lama seperti itu hingga terbukanya ruang operasi dan keluarnya dokter melepas dekapan mereka.
"Dokter, bagaimana keadaan teman saya?" tanya Chaeyoung
"keluarga pasien?"
Chaeyoung menggeleng. "kami berdua sahabatnya. Dia tak punya orang tua atau wali"
Si Dokter mengangguk kecil. "Soal kondisi pasien, kalian tidak perlu khawatir. Pasien berhasil melewati masa kritisnya. Dan sebentar lagi akan segera dipindahkan ke ruang inap"
Mina dan Chaeyoung serempak bernafas lega. "syukurlah"
"Kalian bisa menjenguknya setelah itu. Saya permisi"
"baiklah dok. Terima kasih banyak"
Setengah jam telah berlalu setelah Dahyun dipindahkan ke ruang inap.Gadis Kim itu juga belum sadarkan diri akibat anastesi yang diberikan diruang operasi tadi.
Chaeyoung dan Mina pun masih terlihat menemaninya.Tak ada pikiran pulang meskipun sudah tengah malam seperti ini.Lama berada dalam keheningan hingga terbukanya pintu kamar mengambil atensi.
"Sana!" seru Mina kaget melihat kedatangan gadis itu. Sedangkan sang tamu terlihat tak perduli dengan keterkejutan sang sahabat."apa yang kau lakukan disini?" tanya Mina lagi
"Aku hanya ingin melihat keadaan Dahyun. Jadi bagaimana kondisinya?" tanya Sana balik.
"Kata dokter dia sudah melewati masa kritisnya. Jadi dia akan baik-baik saja" Mina menjawab.
Sana bernafas lega mendengarnya. Karena Dari tadi dia memang sangat khawatir dengan keadaan Dahyun. Makanya dia bisa berada di kamar gadis Kim itu saat ini.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Apa ini berhubungan denganmu?" Mina nenyelidik sedikit mengagetkan.
Sana menghela nafas lalu mengangguk kecil. "Teman kencanku memukulnya dengan botol kaca saat aku diminta pulang oleh Dahyun"
"Mwo?"
"aku tau!" Sana berujar. "Aku tau ini salahku. Jadi jangan memasang wajah itu untukku. Aku akan bertanggung jawab"
"Dasar Kim bodoh!" suara dan kekehan kecil Chaeyoung mengambil atensi. "Aku tidak tau apa yang dipikirkannya saat itu. Dia bertindak sok kuat didepan orang-orang. Padahal aslinya tidak seperti itu"
"Chaeyoung?" Mina menegur khawatir.
"Apa kalian tau jika tadi dia masih mengirimiku pesan agar kerumah sakit ini? Dia memintaku untuk menemaninya berobat. Aku bahkan tekejut saat mengetahui kondisinya yang sangat parah" ucap sigadis Son lagi. "Kalian lihatkan? Dia itu bodoh" Chaeyoung terkekeh kecil. "Aku kasihan padanya. Dia hidup sebatang kara, kakaknya masih coma dan dia juga sibuk mencari uang untuk biaya rumah sakit kakaknya itu. Tapi sekarang dia malah terbaring lemah disini"
"Chae, jangan berucap seperti itu" Mina menegur lagi.
Sedangkan Sana terlihat semakin merasa bersalah mendengar ucapan Chaeyoung barusan. Dia tak pernah tau jika latar belakang gadis Kim itu sangat menyedihkan.