Dahyun membawa Sana ke dalam kamarnya. Membaringkan gadis itu berlahan.Tapi Sana enggan melepas tangannya dari leher Dahyun membuat si gadis Kim tidak bisa berdiri tegap.
"jangan ninggalin aku" ujar Sana lalu membuka matanya menatap iris mata Dahyun yang begitu dekat.
"aku cuma mau menghubungi Mina. Dia begitu khawatir padamu karena menghilang" ujar Dahyun
"jangan ninggalin aku Dahyun" Sana mengulangi perkataannya.
Duarr...
Bunyi guntur terdengar membuat Sana reflek mengeratkan lingkaran tangannya di leher Dahyun. Terpancar aura ketakutan darinya."aku ada disini" ujar Dahyun yang tanpa permisi mengecup puncak kepala gadis itu lalu memilih membaringkan tubuhnya di samping si gadis Jepang. Mendekapnya begitu erat.
Merasa Sana sedikit tenang, Dahyun merogoh handphonenya dari saku celananya. Jemari tangan terlihat lihai mengetik pesan untuk Chaeyoung.
To chaeyoung:
Sana sudah berada denganku dan sudah tertidur. Jadi malam ini kau tidurlah dengan Mina dikamarnya. Katakan juga pada Mina jika Sana baik-baik saja.Selesai dengan urusannya, Dahyun meletakkan benda persegi panjang itu di atas nakas di samping ranjang. Dia kembali memeluk Sana erat yang sesekali meremas baju bagian belakangnya ketika suara guntur terdengar.
"apa semenakutkan itu?"
Sana mendongak menatap wajah Dahyun akibat posisi mereka. Dia mengangguk berlahan. "terima kasih telah menolongku. Aku..aku..."
"stt..ini pekerjaanku untuk melindungimu. Kenapa harus berterima kasih?"
"aku minta maaf Dahyun atas perkataanku dirumah sakit waktu itu. Aku tidak ingin kau menjauh dariku. Aku tidak mau" ujar Sana mulai sesenggukan. Dia menangis seiring semakin eratnya pelukannya di tubuh si gadis Kim.
"........"
"aku membutuhkanmu. Aku mohon jangan menjauh dariku dan jangan bersikap formal padaku. Aku..aku ti– mmphh"Dahyun tiba-tiba membungkam Sana dengan sebuah ciuman kilas.
Sana diam membatu.Matanya mengerjap-ngerjap tidak percaya. Dia jelas kaget.
"tidak akan. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi" ujar Dahyun. "kenapa kau malah diam?" tanya Dahyun lagi bingung.
"itu..kau..bibirku.." Sana malah terlihat gugup.
"Wae?"
Sana melepas pelukannya. Dia bangun terduduk. "Dahyun bodoh" kesalnya yang malah membuat Dahyun tertawa.
"ck? Kau selalu menyebalkan. Sebaiknya aku kembali kekamarku" ujar Sana lagi seraya bangun dari ranjang. Tapi suara guntur yang tiba-tiba berbunyi mengagetkannya. Refleks Ia berteriak lagi.
"aggghh Sana" Dahyun ikutan berteriak kaget. Lebih tepatnya Ia meringis karena Sana melompat ke atas tubuhnya akibat suara guntur itu.
Suara guntur dan kilat mulai terdengar saling sahut menyahut di luar. Mengeluarkan nada seperti sebuah nyanyian. Hujan juga mulai turun sangat lebat. Sana kembali meremas baju Dahyun dibagian dada.Seuntas senyum mengembang di bibir Dahyun melihat tingkah gadis itu.
"hey.." Dahyun memanggil Sana membuat Sana menatapnya."aku bisa membantumu agar kau teralihkan dengan suara guntur diluar" sambungnya
Sana terlihat tertarik.
"tapi kau harus janji untuk tidak memakiku" ujar Dahyun lagi.
Sana mengangguk.
"Aku Mencintaimu" ujar Dahyun