Sana membuka pintu kamar mandi dengan kesal. Wajahnya semakin tidak bersahabat ketika melihat sosok Dahyun yang masih betah berada di kamarnya. Mata menatap tajam gadis berkulit putih itu yang masih terlihat asik dengan majalah ditangannya.
Sana bersedekap dada. "Yak! Kenapa kau masih disini?"
Terlihat senyum kecil Dahyun. Gadis itu lalu menutup majalah ditangannya. Kedua mata itu kini bertatapan dalam jarak cukup jauh.
"kurasa ekspektasiku terlalu tinggi" Ucap Dahyun. "Padahal aku berharap kau keluar hanya dengan menggunakan handuk sebatas paha. Bukan dengan bathrobe seperti itu"Sana terkejut dengan ucapan Dahyun.Ternyata gadis Kim itu sangatlah mesum."Yak dasar byuntae. Keluar kau dari kamarku" kesal Sana
Dahyun menggeleng. "aku akan tetap disini!"
"aku mau ganti baju bodoh. Keluarlah cepat!"
"lakukan saja disini. Lagipula kita sama-sama perempuan. Apa yang kau takutkan?" Tanya Dahyun sembari terlihat sibuk kembali membaca majalah.
"Yak KIM DAHYUN!"
Dahyun menghela napas. Dia akhirnya berdiri dari duduknya "iya bawel. Cepatlah ganti baju. Aku tunggu dibawah" Dahyun menyerah. Telinganya cukup sakit mendengar teriakan Sana sedari tadi.
Dahyun berjalan keluar dari kamar Sana. Dia menuju ruang keluarga. Dengan segera mendaratkan bokongnya disitu.
"Dahyun?"
Mendengar teguran itu membuat Dahyun tersenyum. "unnie?"
"ku kira kau dan Sana sudah berangkat dari tadi"
Dahyun menggeleng. "dia masih ganti baju. Lalu unnie sendiri, kenapa belum berangkat?"
Jeongyeon mendaratkan bokongnya di atas sofa depan Dahyun. "aku berangkat jam 11 nanti" ucapnya.
"Jeongyeon unnie~" suara imut dan terkesan manja itu tiba-tiba mengambil atensi Dahyun dan juga Jeongyeon.
Terlihat Sana mendekati mereka dengan wajah cemberutnya.
"kenapa adikku ini cemberut seperti ini? Ada apa?" tanya Jeongyeon sembari mengelus kepala Sana setelah gadis itu duduk disampingnya.
"ini gara-gara unnie. Kenapa mempekerjakan Dahyun untuk menjagaku? Aku bisa menjaga diri sendiri" keluh Sana sembari menatap Dahyun kesal.
"menjaga diri sendiri ya? Biarku ingat dulu, kalau tidak salah, lebih dari 10x kau pulang dengan keadaan mabuk, 5x hampir dilecehkan dan sisanya kau hampir terbunuh akibat kecerobohanmu sendiri. Apa itu yang namanya bisa menjaga diri sendiri?" tanya Jeongyeon balik
Sana mencebik kesal. Apalagi mendengar tawa pelan Dahyun.
"kali ini kau turuti saja kemauanku. Aku sibuk dirumah sakit hingga tidak bisa mengontrolmu. Jadi, aku meminta tolong pada Dahyun untuk menggantikan posisiku saat aku sibuk untuk menjagamu"
"tapi unnie..."
"stt..tidak ada lagi protes. Atau kau mau jika aku memblokir semua ATM mu dan menarik fasilitasmu? Lagipula mama dan papa menyerahkan tanggung jawab itu padaku!" ujar Jeongyeon
Sana menghela napas kasar. "oke. Unnie menang. Aku akan menuruti kemauan unnie"
Jeongyeon tersenyum. "gadis pintar. Jadi sekarang kalian pergilah ke kampus" ujar Jeongyeon lalu menatap Dahyun. "Dahyun, tolong" sambungnya
"ne unnie. Percayakan dia padaku" jawab Dahyun lalu berdiri dari duduknya dan mengikuti Sana yang sudah duluan ke depan.
Tak sampai 20 menit menempuh perjalanan, mereka kini sudah berada di kampus. Dahyunpun terlihat tengah memarkirkan mobil sigadis kaya itu.