15

8.5K 793 79
                                    

Langkah berlahan memasuki sebuah cafe yang cukup terkenal. Rasa panas yang dipancarkan matahari membuat Sana memilih membeli minuman di cafe itu. Antrian sedikit panjang membuatnya harus mengantri tentu saja.

Senyum mengembang ketika gilirannya tiba.
"tolong 1 frapuccino double cream" ujarnya

"baiklah. Apa ada yang ingin di tambahkan nona?"

Sana menggeleng. "tidak. Itu saja"

"baiklah nona. Harganya xxx"

Sana mengangguk lalu mengeluarkan ATM card nya. Ingin memberikan pada pelayan itu, tapi sebuah tangan menahan tangannya.

"buatkan aku minuman yang sama dengan nona ini, biar aku yang bayar" terdengar suara bass seorang pria.

Sang pelayan tersenyum. Dia mengambil ATM Card yang diberi pria itu.

"he-hey aku yang akan membayarnya sendiri" ujar Sana yang tersadar.

"biarkan aku mentraktirmu nona" ucap pria itu lagi.

Sana mendengus kesal. Di tatapnya pria itu yang sedang tersenyum padanya itu. Dan ternyata...

"Hai, kita bertemu lagi Minatozaki Sana" ucap pria itu membuat Sana terkejut.

"kau..."

.

Tawa terdengar dari kedua insan berbeda kelamin itu. Keduanya tampak sangat akrab.
Bercerita sembari menikmati minuman di depan cafe tadi.

"aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi Jin" ucap Sana

"mungkin ini takdir" balas pria itu

"takdir?" Sana malah mengernyit bingung.

Jin tertawa. "maaf aku bercanda"

Sana ikutan terkekeh. "tidak kusangka ingatanmu sangat baik. Kau masih mengingatku meskipun sudah hampir sebulan berlalu sejak dari rumah sakit itu" ujar Sana

"tidak ada yang bisa melupakan gadis cantik sepertimu" balas Jin yang malah membuat Sana tersipu.

"jangan coba menggoda gadisku" suatu suara tiba-tiba mengejutkan Sana dan juga Jin. Keduanya serempak menoleh ke arah belakang.

"Dahyun?" kaget Sana

"uh? Kau mengenalnya?" tanya Jin menatap Sana meminta jawaban.

"um..i-iya Sana akhirnya menjawab. "Dia Dahyun" sambungnya. "Dan Dahyun, ini Jin"

"ck. Aku tidak perduli. Dan sebaiknya, sekarang kita pergi" ujar Dahyun seraya meraih tangan Sana. Menautkan jemari mereka erat.

"tapi Dahyun, aku masih ingin berbincang dengannya" balas Sana

"tidak. Kita harus pulang sekarang juga. Aku ingat dengan jelas jika kita punya janji untuk ke dokter hari ini!" ucap Dahyun seraya menarik Sana semakin mendekat ke arahnya.

"hey kau. Jangan memaksanya. Memangnya kau siapanya?" tanya Jin tak terima.

"ck! Aku kekasihnya. Kau puas?"

Pernyataan Dahyun barusan jelas mengejutkan Sana dan juga Jin tentu saja.

"Ayo pulang" Dahyun kembali menarik Sana lagi. Meninggalkan pria itu tanpa penjelasan lebih lagi.

"Dahyun lepaskan!" Sana berucap ditengah jalan. saat gadis Kim itu akan membawanya ke mobil. Tapi tatapan tajam Dahyun lemparkan membuat gadis itu diam.

Di sepanjang jalan pulang, Dahyun tak berucap sepatah kata. Dia perlu mendinginkan otaknya. Dia hanya terfokus dengan jalan di hadapannya. Dia benar-benar merasa kesal tanpa alasan yang pasti.

My Beautiful Bodyguard ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang