Langkah kaki terdengar menuruni tangga menuju ke lantai dasar. Wajah di tekuk dengan perasaan kesal. Karena kekasihnya itu sempat menggodanya semalam.
"selamat pagi nona Dahyun" teguran si pria paruh paya menyadarkannya.
"ah. Selamat pagi paman" jawabnya berusaha tersenyum.
"apa nona Sana belum bangun?"
"dia sudah bangun. Hanya saja, dia masih mandi"
Buttler Kim mengangguk paham.
Keduanya lalu berjalan ke arah dapur.Ting tong..
Bunyi bel rumah tiba-tiba terdengar."paman, sepertinya ada tamu" ujar Dahyun yang mendengarnya
"astaga, itu tuan dan nyonya besar. Aku lupa kedatangan mereka" ujar buttler Kim panik lalu segera berlari ke arah pintu utama.
Dahyun tertegun.Tuan dan Nyonya besar?
Apa orang tua Sana dan Jeongyeon unnie?Kegugupan dan ketakutan tiba-tiba melanda.
Berlahan kaki mulusnya itu mengikuti sang pelayan tua.Nampak seorang wanita dan pria paruh baya memasuki rumah."selamat pagi nyonya-tuan" ujar Dahyun sopan sembari memberi hormat.
"selamat pagi anak muda" terdengar suara Tn.Minatozaki membalas sapaan Dahyun.
"buttler Jung? Siapa gadis cantik ini?" tanya Ny. Minato pada sang pelayan.
"namanya Kim Dahyun nyonya. Dia kek-"
"saya bodyguard dari nona Sana,nyonya" Dahyun dengan cepat memotong ucapan buttler Jung. Dia tidak ingin buttler Jung mengatakan yang sesungguhnya.
"ah..jadi kau yang namanya Dah-"
"eomma? Appa?" teriakan itu memotong ucapan Tn. Minato.Semua atensi berpindah kearah tangga. Nampak anak bungsu keluarga ini berlari ke arah mereka.
Pluk...
Tubrukan sedikit kencang yang berakhir dengan pelukan hangat itu terjadi."aku merindukan kalian" ujar Sana
"kami juga sayang" ucap sang eomma lalu mencium puncak kepala sang anak gadis.
Pelukan terlepas."Bagaimana keadaan pewarisku ini? Apa kau baik-baik saja sayang?"
Sana terkekeh mendengar penuturun sang ayah."seperti yang appa lihat. Aku baik-baik saja" jawab Sana."karena ada dia yang melindungiku" sambungnya sembari menatap Dahyun.
Dahyun menelan salivanya dengan susah payah. Tatapan ketiga manusia dihadapannya itu membuatnya gugup.
"sayang kemarilah. Aku perkenalkan kau pada orang tuaku" ujar Sana sembari menariknya mendekat.
Dahyun menatap Sana kaget.
Kenapa dia harus memanggilnya dengan kata itu?Ini parah! Sungguh parah."mm..wae?" Sana mempoutkan bibirnya kesal karena Dahyun malah seperti patung dengan tatapan yang entah apa artinya itu.
"......."
Sana menghela napasnya. Tidak memperdulikan sikap Dahyun lagi, dia lebih memilih menarik sang kekasih lebih mendekat ke arah sofa karena kedua orang tuanya sudah terlihat bersantai disitu.
"eomma? Appa?" Sana menanggil kedua orang tuanya.
"kenapa sayang?"
"aku mau memperkenalkan kekasihku pada kalian. Namanya K-"
"Kim Dahyun" potong sang appa
"dari mana appa tahu?"
"Tadi buttler Jung yang mengatakannya" jawab sang eomma