Sana melepas pelukannya ditubuh Mina setelah 30 menit lamanya.Setelah kejadian bentakan antara dia dan Dahyun terakhir kali, Sana memang lebih sering ke rumah Mina dan menumpahkan kesedihannya itu pada sang sahabat.
"sudah merasa baikan?" tanya Mina
Sana mengangguk lesu."terima kasih Min, dan sepertinya aku harus pulang sekarang"
"aku antar. Kau tadi minum alkohol" Mina terlihat khawatir
"tidak perlu. Aku akan jalan kaki saja. Mobilku ku titip disini" tolak Sana
"Tapi Sana. Ini sudah malam. Bagaimana kalau ada orang jahat?"
Sana terkekeh."kau tidak perlu khawatir. Kau lupa kalau aku ini wanita murahan? Aku mungkin bisa memuaskan mereka"
"Yakk. Jaga ucapanmu!"
Sana kembali terkekeh."aku cuma bercanda. Sudah yaa aku balik dulu"
Mina akhirnya menyerah. Dia mengantar Sana keluar.Setelah melihat sahabatnya itu sudah jauh, barulah Mina meraih handphonenya yang berada di saku celana.
"semua ini karenamu Dahyun!" kesalnya sembari sibuk mencari nomor gadis Kim itu.
"kau tidak angkat, mati kau ditanganku!"Hallo?
Dahyun menjawab.
Sana berjalan dengan malas di trotoar.Dia seperti orang yang kehilangan nyawanya. Tidak memiliki semangat hidup.Kepalanya pening akibat alkohol yang dia minum ditempat Mina tadi.
"hey manis" seorang pria bertubuh besar menghalangi jalannya.
"minggir!" kesal Sana
"wahh..kau galak ternyata"
Sana mendengus. Tubuh berputar kebelakang, tapi pria lain sudah menghalangi jalannya."apa mau kalian?"
"kau tentu saja cantik. Bagaimana kalau menemani kami bermain?" ujar pria itu.
"bermainlah sendiri. Dasar bodoh!" umpat Sana
"mulutmu pedas juga. Dan sebaiknya sekarang ikut kami" pria itu mencengkram tangan Sana dan menariknya.
"aku bisa jalan sendiri. Tidak perlu menarikku seperti barang" kesal Sana.
Ah. Gadis itu sudah tidak waras akibat pengaruh alkohol.Bisa-bisanya dia tidak merasa takut!
"oke..oke cantik"
"jadi kalian mau bermain di mana? Disini?" tanya Sana sembari membuka resleting jeketnya.
"Jaga mata kalian bodoh!" umpatan lain masuk kegendang telinga kedua pria itu.
Kedua pria itu terkekeh menatap sosok gadis di belakang mereka."memangnya kenapa? Kau mau ikutan juga melihat tubuhnya?"
"tidak perlu. Aku sudah melihatnya bahkan mencicipinya" ujar gadis itu lalu menatap Sana yang sesekali memijit kepalanya yang sakit.
"mwo? Ah kalau begitu sekarang giliran kami bukan?"
"Sialan! Dia wanitaku"
Bukk..bukkk...
Beberapa pukulan mulai saling tercipta di antara dua kubu. Tapi Kemarahan yang menggerogoti sang gadis membuatnya hilang kendali dan melampiaskan semua perasaannya dalam pukulan membabi buta."Ck! Membuang waktu saja!" Cibiran keluar ditengah helaan nafas setelah berhasil menumbangkan pria pria berotot bodoh itu. "Hah~" Helaan nafas lelah keluar. Cukup menguras tenaga berkelahi penuh kekesalan seperti tadi.
Tubuh berbalik. Mencari gadis lainnya yang sepertinya tengah mabuk itu. Setelah menemukan, langkah mendekati. Dia berjongkok kecil, melepas jeket dan berusaha memakaikan. Tapi hasil yang didapatkan justru penolakan.