Jam telah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Sana baru saja terbangun dari tidurnya.Tapi sesuatu terasa mengganjal. Dahyun tidak berada disampingnya.
Kemana anak itu?
Tidak lucukan jika Dahyun meninggalkannya setelah puas bersenang-senang dengan tubuhnya semalam?
"sudah bangun?" suara khas Dahyun melunturkan lamunan Sana.
Sana bangun terduduk sembari menahan selimut yang menutupi tubuh polosnya.Dia mengerjap-ngerjapkan matanya berlahan seperti anak kecil.Begitu menggemaskan.
"kau dari mana?" tanya Sana
Cup~
Dahyun malah mengecup puncak kepala Sana lalu duduk di pinggir ranjang. "kau merindukanku? Aigoo..."Sana berdecak. Dia mengerucutkan bibirnya kesal. "pabo!"
Dahyun hanya terkekeh."aku dari kamarmu untuk mengambilkanmu baju ganti sayang" ucapnya membuat Sana terkejut.
Dahyun benar-benar tidak bisa menahan senyumanya. Gadis dihadapannya ini benar-benar berhasil membuatnya seperti orang gila karena tidak bisa berhenti tersenyum.
"gomawo" ujar Sana pelan
"tidak sayang. Justru aku yang harus berterima kasih padamu. Nah..sekarang kau mandi lalu kita makan"
Sana mengangguk lalu mulai berlahan turun. Tapi rasa nyeri di bagian daerah kewanitaannya mengurungkan niatnya kembali bergerak.
"Dahyun~" Sana memanggil Dahyun dengan manja sekaligus menghentikan langkah si gadis Kim.
"ada apa sayang?"
"sakit~"
Dahyun yang mengerti kembali mendekati gadisnya itu.
"Y-yakk!" teriak Sana kaget ketika Dahyun tiba-tiba mengangkatnya.
"waeyo?"
"selimutku melorot bodoh!" kesal Sana dengan wajah memerahnya.
"aigoo. Kau malu? Aku sudah melihatnya semalam bahkan menikmatinya. Jangan bertingkah seperti perawan"
Plak..
Sana memukul mulut Dahyun. "Pabo!"Cup~
Dan Dahyun malah mencium bibirnya."berhenti mencari kesempatan dalam kesempitan. Cepat bawa aku kemar mandi"
"iya sayang. Kenapa kau tambah bawel seperti ini?"
"Yakk!"
.
Pintu kamar mandi terbuka. Sana keluar dengan pakaian yang sudah lengkap. Mata langsung menatap Dahyun yang terlihat serius menonton kartun.
"dasar kekanakan" ujar Sana pelan
Dengan berlahan Sana berjalan ke arah Dahyun disofa. Kewanitaannya benar-benar terasa nyeri.Padahal mereka hanya bermain satu ronde saja. Tapi hasilnya semenyakitkan ini. Bagaimana jadinya jika Dahyun benar-benar hilang kendali dan mengajaknya bermain beronde-ronde semalam?
"Kim?" Sana memanggil Dahyun ketika dia berada tepat berada di belakang sofa yang Dahyun tempati.
Dahyun menoleh. Senyumnya kembali tercetak melihat wajah Sana."kemarilah sayang. Kita makan" Dahyun menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya.
Bukannya duduk diatas permukaan sofa. Sana memilih mendudukkan dirinya di atas pangkuan Dahyun. Memeluk leher gadis itu begitu erat.
Dahyun terkejut tentu saja karena
Sana bukan tipe gadis yang seperti ini."ada apa?" tanya Dahyun
"tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin bermanja-manja dengan gadis yang sudah mengambil mahkotaku semalam. Kau tidak suka aku begini?" Sana menatap Dahyun.
"aku suka sayang. Lakukanlah apa yang kau ingini padaku. Aku sudah menjadi milikmu seutuhnya"
Sana mengangguk lalu kembali menenggelamkan wajahnya di leher Dahyun."Saranghae Kim" bisik Sana
"eoh? Kau bilang sesuatu?" tanya Dahyun
"ani!"
"apa aku berhalusinasi? Aku tadi mendengar kata Saranghae"
"Dahyun pabo!" maki Sana. Tapi dia enggan melepas pelukannya di leher Dahyun.
Dahyun terkekeh. Menggoda Sana memang menyenangkan. "nado saranghae sayang"
Suasana menjadi hening. Sana masih terlihat bermanja-manja sedangkan Dahyun memilih menikmati kemanjaan gadisnya. "terima kasih untuk semalam. Kau membuatku sangat bahagia" ujar Dahyun
Sana mengangguk.
"terima kasih juga telah membalas perasaanku. Tidak kusangka jika majikanku menja–"
"Kim!" tegur Sana memotong ucapan Dahyun. Matanya kembali menatap Dahyun kesal.
"jangan mengatakan hal itu lagi. Kau kekasihku sekarang. Bukan bawahanku" sambungnyaDahyun mengangguk
"maaf"_Tbc_