Jam telah menunjukkan pukul 17.00.Perkuliahan baru saja selesai. Sana terlihat sibuk merapikan buku-bukunya.Hingga suara histeris teman-temannya mengagetkannya.
Raut wajah Sana kembali kesal melihat sumber kehebohan para teman-temannya itu.Sosok mahasiswi populer Kim Dahyun terlihat mendekat ke arahnya.
"huft..menyebalkan" gumamnya.
"Yah~ lihatlah pangeranmu datang menjemputmu" terdengar godaan Mina membuat mood Sana tambah jelek.
"ayo pulang" terdengar suara Dahyun mengajaknya.
"hm" Sana menjawab dengan gumaman malas.
Dan tanpa mereka sadari, semua pasang mata menatap terkejut ke arah mereka.Dahyun yang memang tidak perduli segera mengambil alih tas milik Sana untuk di pegangnya. Sedangkan tangannya yang satu meraih jemari gadis itu untuk di genggamnya dengan erat.
Jangan tanyakan ekspresi terkejut Sana.Seorang Dahyun berani menyentuhnya."Y-Yak! Lepaskan!"
Dahyun hanya melirik Sana datar. Bukannya menuruti ucapan gadis kaya itu, dia semakin mempererat genggamannya dan menarik Sana keluar dari kelas secepatnya.
"Dahyun lep–"
"sttt..diamlah"
Sana menghela nafasnya kesal. Dan memilih membiarkan gadis Kim itu terus menggenggam erat tangannya. Karena dia tidak mau mengambil atensi mahasiswa lain jika mereka bertengkar lagi. Atau lebih parahnya, Dahyun akan mengatakan hal-hal buruk pada kakaknya.
"kau bisa lepaskan tanganku sekarang" ucap Sana kala mereka telah berada disamping mobilnya.
Dahyunpun menurut, dia melepaskan tangan gadis itu. Lalu membukakan pintu untuk Sana di sebelah kemudi. Setelah itu, barulah dia mengambil tempatnya sendiri.
Mobil mulai dia jalankan berlahan hingga akhirnya tiba di rumah gadis kaya itu.
"selamat sore nona" sapa kepala pelayan Jung.
Dahyun tersenyum. "selamat sore paman"
Sedangkan Sana sudah berlalu pergi menuju kamarnya.Dahyun segera mengejar Sana. Dengan cepat menahan pintu gadis itu yang akan tertutup.
"apa lagi?"
"aku hanya mau bilang, aku akan berada disini sampai jam 11 malam. Sesudah itu, aku tidak bertanggung jawab padamu lagi"
"hanya itu?"
Dahyun mengangguk. "memangnya kau ingin mendengar apa lagi? Apa kau ingin aku menemanimu istirahat di dalam Kamarmu?"
Sana mendengus kesal."dasar byuntae! Pergi kau!"
Dahyun terkekeh."panggil aku kalau butuh bantuan. Aku ada di bawah"
"aku tidak akan pernah memanggilmu apapun yang terjadi!" Brakk..Sana membanting pintu setelah mengucapkan kalimat terakhirnya.
Dahyun berjalan turun ke bawah. Dia sendiri terlihat bingung harus melakukan apa di rumah besar ini. Akhirnya, dia menuju ke arah dapur. Duduk di salah satu kursi.
"anda lapar nona?" tanya seorang ahjumma yang juga sudah lama bekerja pada keluarga Minatozaki itu.
Dahyun mengangguk. "aku sangat lapar" ucapnya seperti anak kecil.
Ahjumma itu tertawa. "baiklah nona, saya akan memasakkan anda sesuatu"
"ahjumma? boleh ku bantu?" tawar Dahyun
"tidak perlu nona"
"ahjumma yakin?"
"tentu saja nona. Anda adalah tamu disini"