14

7.8K 842 74
                                    

Sana mendengus kesal ketika mendengar pertanyaan gadis yang seenaknya memeluknya itu. "cemburu katamu? Untuk apa aku bersikap seperti itu?" kesal Sana

Dahyun semakin tersenyum mendengar ucapan Sana. Sekarang, dia malah semakin mendekatkan wajahnya membuat gadis dalam rengkuhannya itu semakin gugup.
Hal itu cukup jelas terlihat dari raut wajah cantik si gadis Jepang.

"me-menjauh Kim!" Sana berusaha menahan bahu Dahyun dengan kekuatannya. Tapi sayangnya Dahyun jauh lebih kuat darinya."K-Kim..." Kegugupan Sana semakin bertambah ketika ujung hidung mancung mereka telah bersentuhan.

"aku bisa mencium aroma mu dengan jarak sedekat ini. Kau wangi Sana" ucap Dahyun

"Da-Dahyun!" Sana mencoba mendorong lagi. Tapi Dahyun segera memeluk tubuhnya begitu erat.

"Jangan marah lagi. Aku benar minta maaf" lirihan itu membuat Sana berhenti meronta. "

"Dahyun?" Sana menegur. Tapi sigadis Kim malah semakin memeluk erat tubuhnya. Bahkan menenggalamkan wajahnya di lehernya.

"Kau masih marah?"

"huh? Aniya" Sana menjawab cepat. "aku tak marah"

Dahyun bergerak memberi jarak. "Kau benar tak marah lagi?" Dia menatap Sana penuh harap.

Sana mengalihkan pandangannya. Lalu mengangguk kecil. Dia benar tak sanggup membalas tatapan Dahyun.

"Kau yakin?"

"I-Iya Dahyun. Jadi sebaiknya lepaskan pelukanmu" Sana meminta dan Dahyun melakukannya dengan wajah berseri.

"karena kau sudah memaafkanku, aku akan pulang sekarang" ucap Dahyun kemudian.

"huh? A~ baiklah. Kau bisa pakai mobilku untuk pulang" ucap Sana. Dan Dahyun mengangguk kecil.

Langkahpun kembali Dahyun lakukan. Dia beranjak untuk keluar dari kamar Sana. Tapi tiba-tiba dia malah meringis kesakitan.

"Dahyun?" Sana jelas panik. Segera Ia mendekati gadis Kim itu. "ada apa? Kau kenapa?"

"Sana, kepalaku..agh.."

"Da-Dahyun..jangan menakutiku"

"Sana..agh.." Dahyun terlihat lebih kesakitan. Dia terus memegang kepalanya. Bahkan terlihat terduduk dilantai. Hal yang cukup membuat Sana sangat panik.

"A-aku akan panggilkan dokter"

"Sana jangan" Dahyun menahan gadis itu kala akan beranjak mengambil handphone. "A-aku tidak apa-apa"

"tidak apa-apa bagaimana? K-kau kesakitan Dahyun. Akan kupanggilkan dokter sekarang!"

"Sana~ please.."

"Tapi Dahyun..."

Si gadis Kim menggeleng kecil. Tangan semakin erat menahan Sana. "aku benar tak apa" ucapnya. "Aku hanya membutuhkanmu" sambungnya lalu memeluk gadis Jepang itu yang sedari tadi ikutan duduk dilantai disampingnya.

Sana yang menerima pelukan itu segera membalas. Membuat pelukan mereka terasa semakin erat. Cukup lama seperti itu hingga Sana kembali berucap. "masih terasa sakit?"

"Sedikit. Tapi sudah lebih baik" Jawab Dahyun seraya melepas pelukan.

Keduanya lalu berdiri lagi. "Aku akan pulang sekarang. Terima kasih karena sudah membuatku tenang" ucap Dahyun tiba-tiba.

"Ani. Kau tak boleh pulang" Sana jelas menahannya. "Kau disini saja"

"Tapi Sana..."

"Tak ada penolakan Dahyun. Aku takut saat kau sendiri, sakit kepalamu datang lagi. Jadi sebaiknya, kau terus berada disampingku"

"Tapi.."

"Mandilah terlebih dahulu. Aku akan menyiapkan baju untuk kau pakai malam ini" Sana tak mau mendengar gadis Kim itu menolaknya.

"Sana..."

"Jika aku mendengar penolakan keluar darimu. Aku akan memberimu perhitungan Kim" ucap Sana membuat gadis Kim itu segera memilih bungkam.

.

Malam terlihat semakin larut. Jam telah menunjukkan pukul 00.21 kst saat ini. Tapi Sana belum juga menutup matanya.
Dia terlihat menatap Dahyun yang sudah terlelap.

"kenapa belum tidur?" suara Dahyun terdengar menubruk pendengaran. Mata yang semula terpejam terlihat terbuka. Lalu membalas tatapan di gadis Jepang.

"aku hanya khawatir padamu" Sana menjawab yang malah membuat Dahyun terkekeh kecil.

"Aku baik-baik saja Sana. Jadi tidurlah" pinta Dahyun yang tak di balas oleh Sana.

Si gadis Kim tersenyum lagi. Posisinya yang semula terlentang diubah menjadi menyamping demi menatap Sana lebih leluasa. "Apa kau berencana akan terus menatapku sampai matahari terbit, hm?"

"kurasa.."

"itu tidak baik untukmu" ucap Dahyun seraua mengelus pipi Sana. "Jadi tidurlah"

"Aku tidak bisa Dahyun. Ak-"

"kemarilah" Dahyun malah menarik tubuhnya mendekat. Lalu memeluk gadis itu. "Aku akan memelukmu sepanjang malam. Jadi kau akan segera tau saat aku terbangun karena kesakitan"

Sana menghela nafasnya seraya mencari kenyamanan di dada milik Dahyun. Pelukan juga tak lupa dibalasnya.

"Besok kita kedokter" pesan Sana. Sebelum dia menutup mata untuk mencoba tidur.

"Iya"

_Tbc_

My Beautiful Bodyguard ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang