Tarikan napas lalu di keluarkan berlahan itu terus dilakukan Sana sedari tadi.Dia begitu gugup untuk bertemu Nayeon.
"masih gugup?" tanya Dahyun
Sana mengangguk malah di balas kekehan dari Dahyun."wae?" bingung Sana
"aku hanya merasa deja vu. Kejadian ini pernah terjadi" ujar Dahyun
Sana mengangguk."kau benar. Dan itu awal pertengkaran kita" ujar Sana lesu
"maaf sayang, aku tidak bermaksud mengingatkanmu tentang itu" Dahyun jadi panik
Sana menatap Dahyun. Di genggamnya tangan putih kekasihnya itu erat"aku baik-baik saja. Sebaiknya kita masuk"
Dahyun mengangguk sembari tersenyum
"aroso. Ayo masuk"Dahyun membuka pintu kamar inap Nayeon. Dan betapa terkejutnya mereka dengan apa yang mereka lihat saat ini.
"Jeongyeon unnie"
"Nayeon unnie"
Teriak Sana dan Dahyun bersamaan.Kedua orang yang diteriaki itu terkejut bukan main.Nayeon bahkan mendorong Jeongyeon dari atas tubuhnya hingga gadis itu terjatuh dari atas ranjang rumah sakit.
"aawwww" ringisnya
Dahyun dan Sana reflek berlari ke arah dokter muda itu dan membantunya berdiri.
"unnie, gwencana?" tanya Sana
"bokong berhargaku. Ini sakit" keluh Jeongyeon
"Jeongyeon..Mianhae" sesal Nayeon yang hanya biasa diam diatas ranjangnya karena kakinya belum cukup kuat.
"aku baik-baik saja Nay. Tenang saja" ujar Jeongyeon yang mengerti tatapan Nayeon untuknya.
"makanya kalau mau melakukan hal tadi, Kunci pintu dulu unnie-dul. Atau tunggu saat jam besuk habis" terdengar suara Dahyun
Jeongyeon menggeram kesal."justru kalian yang masuk tanpa permisi. Kenapa tidak mengetuk pintu dulu?" ujar Jeongyeon
"kalau unnie jujur lebih dulu jika sudah ada yang terjadi pada kalian berdua. Aku dan Sana akan lebih hati-hati lagi" Dahyun tidak mau kalah.
"Sudah. Hentikan kalian berdua!" tegur Sana mengambil atensi mereka."Hentikan sikap kekanakan kalian. Dan sebaiknya kalian keluar dari sini. Biar aku yang menjaga Nayeon unnie" sambungnya
"Tapi..."
"Keluar!" usir Sana
"Ne.." Dahyun dan Jeongyeon menjawab bersamaan lalu keluar dari ruangan Nayeon itu.
Nayeon terkekeh pelan mengambil atensi Sana yang sedang menghela napasnya untuk meredakan emosinya.
"Ah unnie. Maafkan aku tadi berteriak-teriak. Aku malah membuat pertemuan pertama kita jadi seperti ini" panik Sana
"gwencana. Justru aku suka sikapmu. Dahyun terlihat tidak berkutik mendengar omelanmu"
Sana tersenyum malu
"kau Sana kan? Minatozaki Sana?"
"ne unnie. Aku Sana. Aku minta maaf karena baru menjenguk unnie saat ini. Aku juga mau minta maaf soal kejadian yang menimpa unnie. Aku ben–"
"Tidak apa-apa Sana" Nayeon memotong ucapan Sana."masalah itu biarlah berlalu. Sekarang kita pandang masa depan. Aku sudah memaafkan kalian. Kalau tidak, mana mau aku menerima Jeongyeon" sambungnya
"ne unnie. Terima kasih banyak"
Nayeon mengangguk sembari tersenyum."ahh dan soal yang tadi.." dia tiba-tiba berucap