Rindu tidak selalu harus dipertemukan.
***
Semenjak kejadian di sekolah itu, Adin tidak memunculkan wujudnya. Sudah tiga hari lamanya, Santi tidak menemukan batang hidung Adin. Kemana perginya bocah itu?
Santi masuk sekolah dengan malas-malasan. Hari ini seperti hari-harinya sebelumnya, hari sebelum Adin masuk ke hidupnya. Monoton, monokrom, dan sama sekali tidak menyenangkan.
Tiga hari telah dilaluinya dengan rasa rindu. Semuanya terasa begitu berat, Santi sudah tidak bisa menahan rasa rindunya yang memuncak.
Padahal baru tiga hari, bagaimana kalau Adin pergi selamanya?
"Bu Widya!" Panggil Santi. Senyum licik terurai dari mulutnya.
Bu Widya menoleh. "Kenapa Santi?"
"Bu, perut saya sakit," nada suara Santi dilembutkan.
"Oh, silahkan ke-UKS!""Hah!? Lo sakit apa San?" Tanya Ririn yang semula fokus mencatat materi yang dijelaskan Bu Widya.
"Ssst! Diam aja lo!" Santi beranjak dari kursinya kemudian berjalan meninggalkan kelas.***
"Sekarang gue udah berhasil keluar kelas, sekarang gue harus bisa keluar sekolah!" Ujar Santi entah pada siapa.
"Tapi tas gue kan masih dikelas, ah bodo amatlah!"
Santi kemudian memanjat pagar sekolahan. Ia tidak memikirkan apa konsekuensi jika perbuatan ini sampai ketahuan oleh pihak sekolah. Dia terus melanjutkan aksinya hingga sebuah suara menghentikan aksinya.
"Hey, you!" Panggil seorang laki-laki bertubuh jangkung. Rambutnya sedikit pirang dengan kulit putih bersih.
"Nggak usah, sok inggris lo!" Ketus Santi.
"Why? Lo kok ngegas sih kalau ngomong?"
"Hey, bule sok kecakepan, gue nggak kenal lo jadi lo juga nggak usah sok kenal sama gue!"
"Alright, lo mau kabur kan?"
"Bukan urusan lo!" Santi mendorong tubuh cowok itu kemudian melanjutkan memanjat.
"Gue aduin lo,"
"Aduh jangan.." Santi memasang wajah takut yang sangat terlihat dibuat-buatnya. "Terserah, gue nggak peduli, sampah!" Santi melompat dari pagar kemudian mencari angkutan umum untuk dikendarai.***
"Hey genks, gue lagi makan nasi jagung nih, di kantinnya Mas Jack, nasinya enak dan banyak banget pilihan makanannya.
"Katanya jagung itu rasanya nggak enak, tapi enak nih, soalnya gratis hihihi.
"Salam makan gratis!"
Ririn mengakhiri videonya. Kali ini entah mengapa ia ingin memposting videonya memakan nasi jagung itu. Keinginan itu secara naluriah muncul setelah Mas Jack mengungkapkan kalau Santi juga sangat menyukai nasi jagung di kantinnya.
"Aduh neng, makasih banget yah!" Ujar Mas Jack.
"Sama-sama mas, mas senang gue kenyang, hahaha."
"Neng Ririn bisa ae."Mas Jack kemudian kembali lagi ke stand-nya untuk kembali mengurus siswa-siswi yang telah memesan makanannya.
***
Santi sudah sampai di depan SMP Pertiwi. Ia benar-benar nekad melakukan apa yang diinginkannya.
Santi menatap pagar hijau milik SMP itu. Belum ada siswa yang keluar, karena jam ini masih jam-jam proses belajar mengajar. Ia bingung, ingin masuk saja atau menunggu istirahat. Ah sudahlah, Santi kan suka yang anti-mainstream.
Deru langkahnya sangat perlahan, jantungnya berpacu hebat, ia sangat-sangat menahan malu sekarang. Dipandanginya seorang siswa yang sedang melakukan olahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardinastiar
Teen Fiction(SELESAI) Santi dan Adin hanya manusia biasa. Mereka tidak bisa memilih bagaimana kisah mereka dimulai, berjalan, kemudian berakhir. Yang mereka tahu, takdir tidak pernah main-main. [2018]