"Nanti kasih tau papa kalo butuh apa-apa," pesan Rizwar.
"Iya," jawab Hatta singkat.
Di sebelah Rizwar, Hamzah masih fokus menyetir meski telinganya mendengar percakapan pelan ketiga anggota keluarganya. Hari ini ketiganya mengantar Hatta ke bandara. Lelaki itu akan kembali ke Jakarta. Berawal dari tawaran yang didapatkan Hatta lewat email, berlanjut pada diskusinya dengan Elang, Hatta memutuskan untuk mengambil pekerjaan yang ditawarkan padanya. Eric -- seorang kenalan Hatta dalam lingkar pertemanan anak orang kaya dan pengusaha muda kota Malang -- berani mengambil resiko memberinya peran di salah satu film layar lebar yang disutradainya. Hubungan Hatta dan Eric cukup baik, keduanya berteman sejak SMA dimana mereka pernah sama-sama bertanding mewakili sekolah masing-masing di salah satu ajang pertandingan beladiri antar sekolah.
"Telepon mama kalo kamu udah nyampe sana," kini Hera yang berpesan.
Dan sekali lagi Hamzah dapat mendengar Hatta mengiyakan. Mobil mereka memasuki kawasan bandara, masih ada beberapa pesan dan pertanyaan mendetail yang dilontarkan Rizwar dan Hera namun Hamzah masih tidak menemukan celah bagi dirinya untuk menyahut. Ingatannya kembali pada kejadian kemarin lusa, dimana hatinya sudah dipenuhi rasa bahagia karena sang kakak membelanya di depan umum. Namun lagi-lagi itu hanya berlangsung sekejap, toh Hatta kembali tidak banyak bicara setelahnya meski mereka hanya berdua di perjalanan pulang. Ah jangankan saat perjalanan pulang, di sisa acara itu saja Hatta terus bersama Elang, terlihat serius membicarakan sesuatu -- yang Hamzah pikir tentang karir Hatta nantinya.
Tapi ada satu hal yang membuat Hamzah tersenyum, percakapannya dengan Hatta semalam. Seingat Hamzah, Hatta berada dalam mood yang cukup baik untuk berbincang dengannya. Semalam Hatta menawarinya dengan serius tentang royalti, yang ditanggapi Hamzah dengan permintaan menggambar wajahnya -- karena sejak awal Hamzah sudah merencanakannya. Hamzah membayangkan suatu saat nanti kakaknya akan benar-benar melukis wajahnya ketika memiliki waktu senggang. Hhh membayangkannya saja Hamzah sudah merasa bahagia.
*
Enam bulan berlalu sejak Hatta kembali ke Jakarta. Tidak banyak yang berubah dari kehidupan Hamzah. Dia tetap bersekolah dan berusaha keras agar nilai-nilainya stabil, tetap aktif membuat lagu, aktif di klub underground dan tentunya aktif beraktifitas di luar rumah sejak tiga bulan lalu Rizwar mencabut hukumannya.
Tapi malam ini akan menjadi perubahan luar biasa dalam hidupnya. Dirinya datang ke Jakarta untuk menghadiri pesta ulang tahun yang digelar Hatta. Hatta menghubunginya secara langsung beberapa hari lalu demi memintanya datang. Itu terdengar kaku namun tidak masalah, Hamzah sudah terlanjur berbahagia.
Jantungnya berdetak lebih cepat ketika waktu mulai memasuki saat-saat dimana dia harus naik ke panggung. Dia gugup, tidak tahu bagaimana cara berinteraksi dengan Hatta di depan umum. Dan ketika dua orang staff memberinya kode untuk naik, ketika dia melangkah ke arah Hatta yang memberinya senyuman tipis, Hamzah mendadak tahu bagaimana harus bersikap.
Semua berjalan lancar, setidaknya di atas panggung semua terlihat baik-baik saja. Pembawa acara dan Elang membantu banyak dalam hal mencairkan suasana meskipun Hamzah dan Eric terlihat kaku. Hatta juga berakting dengan baik di sana, sehingga yang perlu Hamzah lakukan adalah menyesuaikan diri dan menikmati momen langka yang dia alami. Hatta sendiri tidak banyak mengajaknya berbicara, seringkali itu terjadi dengan bantuan pembawa acara. Keduanya hanya seringkali saling tatap dan tersenyum. Namun Hatta dan Hamzah sempat menyanyikan lagu mereka juga -- salah satu dari tiga lagu yang mereka buat beberapa waktu lalu. Hatta juga sempat mendadak berniat menyuapi Hamzah dengan marshmallow yang diambilnya dari birthday cake -- yang ditolak Hamzah karena dia tidak suka. Semua berjalan lancar selama acara berlangsung, Hamzah rasa fans kakaknya juga bersedia menerimanya. Setidaknya hari ini menjadi salah satu hari yang membuat Hamzah bahagia, sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyangkalan (Complete)
General Fiction(Ada kalanya saat manusia tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan menyakiti orang lain. Bahkan seringkali mereka akan merasa tersakiti, merasa sebagai sosok paling benar yang sering mendapat perlakuan salah) Sejak pertama kali Hatta memahami a...