2.1 Menjemput Hatta

864 71 17
                                    

SELAMAT DATANG DI SEASON 2
Nikmati hari seninmu 😘

__________________________________________

Hamzah melongokkan kepalanya lagi menatap ke arah pintu tempat dimana Hatta seharusnya keluar. Sejak dia berdiri di sana, remaja itu sudah berkali-kali melongok. Dan sekali lagi nihil, Hamzah melihat jam tangannya. Pesawat yang ditumpangi sang kakak seharusnya sudah mendarat sejak tiga puluh menit lalu, namun kakaknya tidak kunjung terlihat. Dugaannya, kakaknya sedang antri mengambil bagasi, mengingat bandara ini kecil dan sistem pengambilan bagasi masih sederhana itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama jika ada pesawat yang datang hampir bersamaan -- karena yang Hamzah lihat dari papan informasi, ada tiga pesawat yang landing di waktu yang hampir sama, salah satunya yang ditumpangi Hatta. Atau mungkin saja kakaknya masih mampir ke toilet. Hamzah mengusap peluh di dahinya, dia sedang demam sebenarnya. Tapi ayah dan ibunya masih berada di rumah kakek, baru akan sampai di Malang siang ini sehingga Hamzah mengajukan diri menjemput Hatta -- meski ibunya sudah melarang, mengatakan bahwa si sulung akan baik-baik saja sampai di rumah -- namun Hamzah masih keukeuh pada pendiriannya.

Lagipula, kepulangan mendadak sang kakak sekarang bukan tanpa alasan. Hamzah yakin di saat seperti ini kakaknya pasti membutuhkan dukungan bukan? Dan dia ingin menjadi orang pertama yang mendukung kakaknya begitu sang kakak sampai disini. Dia hanya ingin Hatta lebih melihatnya. Hubungan mereka yang tidak baik semakin merenggang belakangan sejak Hatta tidak tinggal di rumah, dia hanya berharap dengan dirinya yang berkeras memberi dukungan kepada Hatta dapat membuat Hatta lebih nyaman dengan kehadirannya.

Mata Hamzah yang terus mengawasi pintu menangkap kehadiran sang kakak. Samar, dengan topi, masker dan jaket hitam. Namun tidak mungkin Hamzah tidak mengenali saudaranya. Dia bergegas menghampiri kakaknya, memutuskan untuk tidak meneriaki kakaknya karena akan menimbulkan keributan. Sampai saat ini, orang-orang sepertinya masih bertanya-tanya dimana kakaknya berada.

"Mas?" panggil Hamzah pelan.

Hatta menoleh, bahkan dalam keramaian bandara dia tidak mungkin tidak mengenali suara pelan itu. Satu suara yang saat ini dia tahu tidak akan menimbulkan ancaman baginya. Bukan salah satu dari fansnya yang akan bergerak terlalu kasar atau berbalik memusuhinya karena masalah yang baru saja dia ciptakan untuk grup bandnya.

Tidak ada senyum dalam wajah Hatta, dia mengamati sekilas Hamzah yang mengulurkan tangan, memandang remeh sikap adiknya yang masih menunjukkan keramah tamahan ajaran keluarga mereka. Hatta memutuskan tidak menyambut uluran tangan itu hingga Hamzah perlahan menurunkan tangannya.

"Aku bantu bawa kopernya mas?" tawar Hamzah, mencoba mengatasi rasa canggung, malu dan sedikit kesal atas perilaku Hatta. Detik berikutnya koper Hatta sudah berada dalam genggamannya, sedangkan tas Hatta tetap Hatta bawa. Keduanya berjalan ke arah dimana mobil mereka berada, dengan Hamzah yang memimpin jalan di depan.

Tidak ada percakapan hingga keduanya sampai di mobil. Sebenarnya Hamzah merasa iri karena Hatta sempat menyahut sapaan Pak Andi -- sopir mereka -- padahal Hatta tidak mempedulikan sapaannya tadi. Namun dia membujuk diri untuk tidak sakit hati, mengingat perlakuan semacam ini sudah terlalu sering dia dapatkan.

Kesunyian dalam mobil membuat Hamzah mengantuk, tubuhnya semakin lemas karena terus dipaksa bergerak sejak tadi. Dia melirik Hatta yang memandang keluar jendela, masker dan topinya sudah dilepas dan kini raut wajahnya jelas menunjukkan luka, kesedihan dan keterpurukan yang nyata. Hamzah tidak pernah melihat kakaknya seperti ini. Hatta selalu terlihat kuat dan mengesankan di matanya, sosok tenang dan tegas yang tidak dapat disangkal kharisma dan pesonanya. Ingin rasanya Hamzah mengajak kakaknya bicara, namun sepertinya ini bukan waktu yang tepat. Mungkin dia bisa mencoba di rumah, toh mereka masih memiliki banyak waktu, sepertinya.

Penyangkalan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang