Kamar hotel tempat Hatta berada saat ini terlihat remang-remang. Dia mencoba untuk tidur lebih awal sepulang syuting iklan. Mengikuti tingkah laku Elang yang katanya juga akan tidur lebih awal sehingga tidak mampir ke kamar Hatta.
Tapi nyatanya matanya enggan terpejam, hanya berkedip secara konstan menatap langit-langit kamar. Di saat sendirian seperti ini, kenangan akan masa lalunya lebih sering datang. Bahkan kini otak Hatta tengah memproses beberapa hal yang terjadi lima tahun belakangan.
*
Nama Hatta itu populer. Bagaimana tidak? Dia adalah gitaris dari salah satu band tanah air yang sedang naik daun saat ini. Jika biasanya publik akan lebih mudah mengenali sebuah band dari vokalisnya, bisa dibilang di band mereka porsi kepopuleran semua anggota hampir setara. Bukan hanya Ravi -- main vokalis dan gitaris -- mereka saja yang terkenal, tapi Hatta (gitaris, rapper, leader), Shane (bassis, vokalis) dan Dian (drummer, backing vocal) juga populer. Tentu saja dengan pembawaan mereka masing-masing.
Jadi tidak heran saat Hatta memilih mengundurkan diri dari band -- sekitar dua minggu sebelum tour konser pertama mereka dimulai -- hal itu cukup menghebohkan industri hiburan tanah air. Komentar fans, cacian dan umpatan para netizen, bahkan kalimat kekecewaan dari Shane -- yang dikenal sangat dekat dengan Hatta -- dimuntahkan kepada Hatta hari itu. Hari dimana kabar bahwa dia menuntut pemberhentian kontrak kepada perusahaan muncul ke permukaan. Sehari setelah dia mendadak pulang ke Malang usai dirinya dan ketiga rekan sebandnya mengisi acara fashion show di Semarang.
Semua kacau. Wajar saja, bisa dibilang konser sudah di depan mata, namun tiba-tiba salah satu personel mengundurkan diri. Lalu bagaimana mereka harus merombak penampilan? Dua minggu itu waktu yang cukup singkat bagi mereka untuk menemukan dan mengajari gitaris baru semua lagu yang akan ditampilkan di konser. Belum lagi menjelaskan banyak hal tentang rencana performance dan kejutan yang akan mereka berikan di konser.
Hatta tahu keputusannya ini akan membawa kemarahan banyak pihak. Bukan hanya itu, dia juga paham bahwa kekecewaan dan cacian akan ditujukan padanya. Hatta mengerti itu, hanya saja berada di band itu akan menyiksa dirinya sendiri karena dia sudah merasa tidak nyaman di sana.
Memang keputusannya itu seperti pedang bermata ganda, sama-sama melukainya, sama-sama menghancurkan dirinya. Hanya ada sedikit perbedaan. Karena satu pilihan hanya akan menyebabkan rasa sakit kepadanya, juga membunuhnya perlahan. Sedangkan pilihan lainnya menghujamkan rasa sakit bagi dirinya dan orang lain, kesakitan yang bisa membunuhnya dengan cepat dan kejam jika dia tidak bertahan dan bangkit melawan.
"Mas?"
Hatta menoleh mendengar panggilan itu, mendapati Hamzah tengah mendekat dan mendudukan diri di sisi kursi sebelah Hatta. Kemudian pandangan Hatta kembali beralih ke depan, menatap kolam ikan koi yang sebelumnya juga dia tatap dengan pandangan menerawang. Sudah terlalu biasa dengan sikap Hamzah. Sejak dirinya pulang seminggu lalu, adik tirinya itu memang sering tiba-tiba mendekat padanya. Dia sendiri sebenarnya risih karena sejak awal dia tidak menyukai Hamzah. Tapi setelah beberapa hari ini dia lebih terbiasa, bahkan dia hafal kapan Hamzah akan mendekat padanya seperti ini.
Namun kali ini, sepertinya kehadiran Hamzah membawa sedikit perbedaan.
"Mas, mama bilang mas mau..." Hamzah terlihat mencari kalimat yang tepat, Hatta menoleh, memandanginya tanpa ekspresi hingga Hamzah kembali berkata "...ngajak bikin lagu?" pertanyaan itu terdengar menggantung.
"Ya."
Ada raut yang tidak mampu Hatta baca sepenuhnya di wajah Hamzah. Yang paling dominan adalah raut bahagia.
"Kata mama lo ikut salah satu komunitas rapper underground?" tanya Hatta ragu, pasalnya dia tidak pernah tahu Hamzah juga tertarik pada rapping. Dia pikir di keluarganya hanya dirinyalah yang tertarik pada hal semacam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyangkalan (Complete)
Ficção Geral(Ada kalanya saat manusia tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan menyakiti orang lain. Bahkan seringkali mereka akan merasa tersakiti, merasa sebagai sosok paling benar yang sering mendapat perlakuan salah) Sejak pertama kali Hatta memahami a...