- Fiksi ini terinspirasi dari anime Inuyasha dan konflik yang terjadi di dunia nyata (kesalahpahaman yang memicu hubungan Hatta dan Hamzah merenggang). Namun di dunia nyata keduanya hanya berteman baik -- bukan bersaudara -- dan sosok Hatta lebih muda dari Hamzah (Hatta dan Hamzah di dunia nyata bukan sosok yang digunakan sebagai visual di sini ya)
- Hatta tidak pernah benar-benar membenci Hamzah
- Visual Hamzah memiliki kulit yang bagus meski dia seorang laki-laki, putih pucat dan bersih turunan dari ibunya
- Hatta suka anak kecil, dia bisa membuat anak-anak dekat dan betah bermain bersamanya.
- Hatta itu 'bersih'. Sosok perhatian dan baik hati bahkan pada pengemis sekalipun. Tipe yang tidak akan menjatuhkan orang lain walaupun dia dijatuhkan dan dijelekkan berkali-kali, tidak mau ikut campur dalam urusan orang lain. Sedikit liar di luar namun tetap memiliki etika saat di rumah.
- Sosok Rifky adalah karakter yang terlihat paling mendekati sempurna secara visual dan sifat di sini. Dia lelaki yang seksi dan manly secara penampilan, terlihat kuat dan gahar namun sifat sebenarnya dia adalah sosok yang penuh perhatian, lembut, peka dan mudah tersentuh.
- Alasan Rizwar tidak pernah menceraikan Hera adalah karena dia tidak ingin melepaskan Hera dan Hatta
- Sejak awal Rizwar sudah menentukan bahwa Hatta tetap penerus utamanya seperti rencana awal keluarganya.
- Hamzah jarang dikenalkan kepada orang-orang dalam berbagai acara ketika dia masih kecil, bahkan bagi sebagian orang sosok putra kedua dari istri kedua Rizwar masih misterius
- Rizwar sosok yang ambisius dulu, itu sebabnya dia seringkali menekankan banyak hal kepada Hatta -- putra yang dia banggakan
- Hera menghormati Rizwar namun seringkali tetap menganggap Rizwar sebagai teman, perasaan sayang keduanya justru menguat ketika usia pernikahan mereka terus bertambah dan ketika masa-masa dimana Hamzah sakit saat keduanya butuh menguatkan satu sama lain
- Album Hamzah yang dulu tidak jadi dirilis akhirnya dirilis oleh Hatta namun tetap dirilis sebagai karya seorang Hamzah Renaldy, Hatta hanya menyumbang nama sebagai sosok yang ikut bekerjasama dan menyisipkan beberapa lagu. Kolom 'thanks to' dipenuhi oleh ucapan dari Hatta karena Hamzah tidak pernah meninggalkan apapun untuk itu
- Elang dan Hatta tergabung dalam lingkar pertemanan yang berisi pemuda-pemuda kaya dan berpengaruh di kota Malang, itu sebabnya dia cepat mendapat bantuan untuk kembali berkarier setelah kasus hukum dengan agensi lama. Rifky juga tergabung dalam hal seperti itu meski jaringan keduanya berbeda -- namun tidak menutup kemungkinan teman Rifky mengenal teman Hatta -- hanya Hamzah yang tidak tergabung dalam lingkar pertemanan semacam itu
- Hamzah dimakamkan di Malang, bukan di desa
- Kuda milik Hamzah tidak memiliki nama, Hamzah memanggil sekenanya, seringkali dengan sebutan 'Hey'
- Perkebunan Setyo pada akhirnya diwariskan sepenuhnya kepada Danar dan keturunan-keturunannya
- Rifky dan Hatta bernasib sama karena tidak bisa melihat sosok Hamzah sebelum dimakamkan dan itu menjadi hal yang mereka sesali seumur hidup
- Pia Mangkok dan Puthu Lanang
Ini bakpia yang dipesan Rifky ketika Hamzah pulang ke Malang dan kue puthu yang Rizwar minta di malam sebelum Hamzah collapse (fyi, pas nulis bagian2 makanan begitu authornya yang lagi pengen, terus iseng dimasukin cerita, mohon dimaklumi ✌️😘. Ini kalian bisa coba pas ke Malang #mendadakpromosi #tidakdiendorse)...
Penjelasan :
Maaf ya kalau banyak yang kecewa karena Hatta tidak sempat tahu bahwa Hamzah sakit sebelum Hamzah meninggal. Tapi cerita memang sengaja ini dibuat seperti itu.
Pertama, untuk sekedar menunjukkan bahwa di dunia ini ada hal-hal yang tidak kita ketahui, juga hal-hal yang seringkali tidak berjalan dengan keinginan kita dan hal-hal yang kita kira kita inginkan namun nyatanya tidak benar-benar kita inginkan.
Kedua, karena sejak awal kisah ini diciptakan tidak ada niatan untuk membuat karakter Hatta sebagai seseorang yang berubah menjadi sangat penyayang dalam sekejap hanya karena tahu adiknya sakit parah. Jadi seandainya masih ada yang berharap kalau Hatta tahu penyakit Hamzah sebelum Hamzah meninggal dan hubungan keduanya akan membaik dalam waktu sangat singkat, itu tidak akan terjadi. Karena kalaupun Hatta tahu dia tetap akan sulit merubah sifatnya, karena bagaimanapun begitulah sifat yang bercokol dalam diri manusia. Cukup sulit untuk mengubah segala pandangan dan perlakuan dalam sekejap. Bukan berarti di dunia nyata gak ada ya, bisa aja kok, bisa. Tergantung manusia dan cara menyikapi keadaan, hanya saja aku nyaris tidak pernah menemui hal semacam itu jadi dalam cerpen inipun kubuat demikian. Sekedar pengingat bahwa watak manusia tidak bisa berubah dengan mudah. (Dan karena di cerita ini memang Hatta tidak sempat tahu, pada akhirnya itu hanya dipertanyakan di angannya dalam chapt terakhir)
Dan lagi, dalam fiksi ini aku harap pembaca untuk tidak membenci satu karakterpun. Kalau aku pribadi, kemungkinan jika ini ada di dunia nyata aku membenci Bapak Rizwar Renaldy sih ya. Tapi sebenarnya Rizwar itu juga karakter yang mencari kebahagian dan ingin melampiaskan kemauannya. Sekali lagi di sini aku cuma mau nunjukin tentang sebagian sifat dan apa yang dialami manusia. Keegoisan, kekecewaan, kesedihan, keserakahan, keburukan, kebaikan, keikhlasan, kebahagiaan juga bagaimana cara mereka berpikir dan menyimpulkan hal yang berdasar pada apa yang mereka alami, rasakan dan pikirkan. Meski pengetahuan mereka terbatas dan tidak semua yang mereka simpulkan benar adanya.
Terakhir, aku yakin masih banyak kekurangan dan aku belum bisa menyuratkan pesanku dengan baik juga tentu belum bisa mendalami karakter masing-masing tokoh, jadi makasih banyak udah bersedia baca dan bertahan dengan cerita ini.
Ok, akhirnya ini end ya 😉. Di akhir, mari ucapkan selamat tinggal pada putra-putra keluarga Renaldy
Mas Hatta...
dan semut rangrang...
eh typo, Hamzah maksudnya 😊
Dan aku pribadi ngucapin terima kasih banyak 😘😘😘
Okay bye bye 👋👋👋👋👋
.
.
.
.
.
P. S. : Kuusahain ada bonus sih harusnya, partnya Hatta tapi...gak janji cepet 🤫
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyangkalan (Complete)
Ficțiune generală(Ada kalanya saat manusia tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan menyakiti orang lain. Bahkan seringkali mereka akan merasa tersakiti, merasa sebagai sosok paling benar yang sering mendapat perlakuan salah) Sejak pertama kali Hatta memahami a...