Matahari bersembunyi, padahal ini pagi. Mereka pergi karena hujan kembali. Membawa suasana dingin dan sejuk yang menghampiri.
Syaza mencari-cari jas hujannya yang tak kunjung ia temukan.
Mengingat sudah sangat siang, dan ia tidak ingin dihukum. Terpaksa gadis itu mengambil jaket, memakainya turut dengan kupluknya, dan berlari pergi keluar.
Niatnya mencari angkot didepan komplek digagalkan oleh sebuah motor ninja yang menghadang langkahnya.Syaza mengenal persis motor itu. Motor Zian, kan?
Tapi dimana cowok itu?
Syaza celingak-celinguk ditengah deras hujan, demi menemukan pemilik motor hitam itu.
Hujan mereda.
Bukan, tidak mereda, tetapi sebuah payung menaungi Syaza.
Syaza berbalik, nyaris menubruk tubuh Zian yang memegangi payung itu.
"Masih mau tetep sekolah?" tanya Zian, suara cowok itu serak.
Syaza mengangguk. Masih dalam fase loadingnya.
"Gue anter."
Zian melempar payung itu kedalam pagar rumah Syaza, melepas hoddie nya, memakaikannya pada Syaza
"Ga nolong emang, tapi seenggaknya lo ga kedinginan-kedinginan banget." ucap Zian.
Syaza mengangguk, "Makasih, bang."
"Gampang itu mah." Zian naik ke atas motornya.
Setelah memastikan Syaza sudah berada dalam boncengannya, Zian memacu motornya pergi. []
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIAN
Teen Fiction[COMPLETED ✓] "Lo bisa jauhin gue kalau lo mau." 2#simplestory 12'19 @copyright2019dhiyaauliahnf