"Gue bakal bikin perhitungan sama tuh cewek. Liat aja." Gibran mengepal kedua tangannya. Rahangnya mengeras. "Cowoknya yang brengsek itu udah bikin gue sama Bagas kayak gini. Dan gue harus bales..., langsung ke ceweknya."
Raja yang baru datang dari kelas bergabung, "Ada berita apaan nih? Pagi ini,"
"Si Syaza hari ini masuk. Palingan itu bocah liat poster yang Gibran tempel." sahut Nanda—yang paling kalem diantara Gibran en geng.
Raja nyaris tak percaya, "Serius lo? Dia masuk? Kapan lo liat dia masuk?"
"Barusan." Bagas yang menjawab, dengan lirikan sinis.
Raja menatap Bagas, kemudian melihat yang lainnya. "Gue ke kamar mandi dulu ye, bentar doang." Kemudian ia berlari meninggalkan teman-temannya.
Raja tidak ke kamar mandi, cowok itu ke halaman belakang sekolah—yang sepi.
Raja mengeluarkan ponselnya, membuka room chatnya dengan Zian di instagram.
Ia harus memberi tahu Zian.
rajamhndr: Yan, jangan izinin Syaza masuk besok, sampe tiga hari kedepan.
Raja membaca pesan terakhirnya yang ia kirimkan pada Zian tetapi cowok itu tidak membacanya.
Raja menghela napas, "Pantesan aja Syaza masuk, orang kagak dibaca."
Raja mengetik pesan baru.
rajamhndr: yan, Syaza di malu2in disekolah. Mending lo buruan kesini, tapi jangan cari gara-gara lagi.
Dan Zian juga tidak membacanya, lagi. []
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIAN
Teen Fiction[COMPLETED ✓] "Lo bisa jauhin gue kalau lo mau." 2#simplestory 12'19 @copyright2019dhiyaauliahnf