BIRU di rahang kiri Zian tengah Syaza kompres dengan air hangat.
Sedari tadi gadis itu diam, tak berbicara sepatah kata pun.
Keheningan menyelimuti.
Kejadian sore tadi benar-benar diluar dugaan Syaza. Zian menjemputnya, dan berkelahi dengan Gibran dan Bagas.
"Lo harusnya cerita sama gue." Zian membuka suara.
Syaza terhenyak, menatap Zian sesaat, kemudian mengkompres rahang cowok itu lagi. "Apa yang mau diceritain?"
"Tentang lo disekolah."
Syaza diam. Gadis itu memilih merendam kembali handuk kecil yang ia genggam kedalam air hangat.
"Lo punya hak merdeka, ja."
"Mereka nggak berhak nge-buli lo untuk alasan apapun."
"Orang tua lo capek-capek ngebahagiain lo percuma, kalo ujung-ujung lo dibuat ngebatin sama mereka."
"Gue adu otot sama mereka karena gue mau jagain lo." jeda, suara Zian memelan, "Jangan diem aja. Cerita sama gue. Gue pasti ngertiin."
Air mata Syaza menetes. []
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIAN
Teen Fiction[COMPLETED ✓] "Lo bisa jauhin gue kalau lo mau." 2#simplestory 12'19 @copyright2019dhiyaauliahnf