Dua puluh satu

1.3K 40 5
                                    

"Lo mau apa?"

"Sama kayak Abang aja." ucap Syaza.

Zian langsung menghampiri pedagang ketoprak dan memesan sesuai jumlah, untuknya dan Syaza.

Zian kembali menghampiri Syaza, "Lo nggak mau lihat-lihat?"

Syaza tertawa, "Lihat apa?"

"Sayuran, bu—"

"Salah satu sayurannya udah didepan mata." Syaza mengerling jahil.

"Apa?" suara Zian mendadak serius.

"Terong."

Zian tersenyum, "Siapa?"

"Bang Zian."

"Siapa?" Ulang Zian.

"Bang Zian...?"

"Siapa nenek lo! Emang gue nenek lo," Zian tertawa terbahak-bahak, puas berhasil membuat Syaza menyesal telah bermain-main dengannya.

Syaza mencebik. "Ish!"

"Iya-iya, sori." Zian mengusap kepala Syaza sekilas. "Lihat—"

"Kebun ku, penuh dengan, bu—" Syaza bersenandung. Membuat Zian seketika bisu. "Wle! Kesel kan?"

Alis Zian terangkat satu, kemudian bibirnya mengulas senyum licik.

Langkah seribu, Zian berlari menghampiri dark dan menaikinya.

Syaza otomatis mengejarnya, takut ditinggalkan.

"Abaaang Ziaaaan." rengeknya berdiri didepan dark dan mendorong motor itu kebelakang, seolah menghalangi Zian.

Zian tertawa terbahak-bahak, "Orang gue mau parkirin motornya, ngapasi."

Raut wajah Syaza berubah mode kesal. "Ga suka sama Bang Zian." Kemudian gadis itu melipat kedua tangannya di dada, lalu buang muka.

Zian memarkirkan dark—masih dengan wajah-wajah jahilnya.

"AW! tangan gue.." Zian ber-akting seolah tangannya terkena sesuatu dan berdarah. Cowok itu memegang-megang tangannya sembari meringis.

Terpengaruh, Syaza menghampiri Zian. "Ih, kenapa.." Syaza membolak-balik tangan Zian. Namun tidak juga menemukan luka, hanya ada kulit putih yang mulus.

Menyadari sesuatu, Syaza menatap Zian dengan tatapan horror.

"Gue serius.." Syaza masih menatapnya.

"Serius bohongnya!" Zian berlari sekencang mungkin ke arah pedagang ketoprak. Syaza mengejarnya.

Prang! []

ZIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang