Surat

1K 40 7
                                    

Suasana koridor tampak sunyi, hanya suara angin yang berlalu melewati pepohonan yang tertanam di sekitar sekolah.    

Lia sedari tadi membolak-balikan surat yang berada dalam genggamannya,dia sekarang menuju ke belakang sekolah atau lebih tepatnya gudang sekolah yang sudah lama tak terpakai, dia melupakan rencana utamanya yaitu balik ke kelas. Dia penasaran siapa yang mengirim surat tanpa nama.

Hanya sebuah surat dan tidak ada nama yang tercantum.

Lia duduk di bangku yang sudah lama tidak terpakai dan mengambil kain lap tak jauh dari situ, membersihkan debu yang menempel, meletakkan kembali kain lap di sisi pojok kiri.

Lia duduk dan mulai membuka isi surat tersebut, Lia mengerutkan keningnya dan mulai membaca kata demi kata.

"Hai, Lia Arunika. Lama sekali kita tidak bertemu, bahkan aku tak melupakan setiap bentuk wajahmu, tapi mungkin kau melupakan ku, itu pasti iya kan? Aku ingin membuat sebuah pertunjukan dan setiap pertunjukan pasti ada pemeran, bagaimana jika pemerannya adalah orang yang paling cerdas diantara kalian? Oh ya satu hal yang harus kau ingat, kau tidak bisa lari dan bersembunyi dariku Lia, karna sampai kapanpun kau akan menjadi boneka favoritku"

Lia meremas isi surat tersebut dan melemparnya dia geram terhadap isi surat tersebut,  dia pikir dia siapa yang berani mengancam hidupnya. Bahkan dia tidak mengizinkan satu orang pun mengendalikan dirinya. Tapi dia bingung dengan apa yang harus dilakukan, memberi tahu ke Vina atau tidak memberi tahu, ini sama saja maju salah mundur salah.

Memberi tahu Vina hanya akan memperburuk keadaan, yang ada Vina menangis dan meminta pindah sekolah. Lia tahu seberapa jauh pun dia lari dari masalah tidak akan memperbaiki keadaan, hanya akan membuat masalah baru.

Lia tersenyum, dia telah mengetahui rencana yang akan dibuatnya, dia yakin pasti berhasil untuk membuat kecoh lawan mainnya.

Lia terkejut saat mendengar suara pekikan, suara nya lemah seperti minta tolong, tapi Lia tidak yakin itu berasal dari gudang, karna gudang itu sudah lama tak terpakai, tapi Lia tidak mungkin salah dengar, dia mendengar lirihan itu lagi dan kemudian dia berdiri dari bangku yang didudukinya.

Lia perlahan berjalan mendekati asal suara dan pekikan tadi terdengar semakin jelas, Lia menempelkan telinganya ke daun pintu berusaha meyakinkan suara tersebut.

Tolong...

Suara lirih seseorang membuat Lia berada di Puncak penasaran, Lia memegang gagang pintu dan berusaha membukanya.

Terkunci

"Sial.." ucap Lia pelan

"Woi, ada orang di dalem? " Lia berteriak dan berusaha membuka pintu, angin menderu semakin kencang dan membuat anak rambut Lia berterbangan dan membuat penglihatannya terhalang.

Lia melihat ada jendela di samping kanan gudang dan kakinya melangkah kearah jendela tersebut.

Gelap

Itulah yang dilihat Lia, kaca yang kusam dan berdebu makin memperparah. Dia tidak melihat seseorang tapi Lia yakin bahwa ada seseorang yang berteriak meminta tolong.

Lia memundurkan beberapa langkah dan lari menubruk daun pintu,  tetapi pintu itu seakan tidak mau bergerak sedikit pun, kokoh berdiri.
Padahal gudang itu sudah lama tak terpakai tetapi pintu nya masih kuat dan tak ada engsel yang rusak.

Lia berfikir siapa yang mempuyai kunci ruangan yang berada di sekolah, Pikiran Lia semakin berpencar, keningnya berkerut mencoba berfikir keras.

Lia tersenyum senang, dia tahu siapa yang memegang kunci sekolah, dengan cepat langkah kakinya membawa dia menuju ruang yang pernah di tempati penjaga sekolah.

"Tunggu sebentar yah?  Gw cari kunci dulu biar bisa buka nih pintu, pintu ini kuat banget dan gw gak bisa dobrak nih pintu"

Lia berbicara pada seseorang yang berada dalam gudang, walau dia tak yakin bahwa ada seseorang berada di dalam sana.

Lia berjalan tergesah-gesah dan hampir menubruk seseorang yang berada di hadapannya, seorang lelaki yang di hadapannya menghentikan langkah Lia.

"Lia?" ucap lelaki dihadapan Lia.

Lia mendongakkan kepalanya ke atas dan mengerutkan keningnya, tanda ia tak mengenal seorang laki yang berada di hadapannya.

"Lo siapa? Kok tau nama gw?"
Lia menatap tajam dengan alis terangkat.

Lelaki tersebut terkekeh dan membenarkan rambutnya yang tertiup angin.

"Lo lupa yah sama gw?  Gw anak pmr yang waktu itu nolong lo, dan waktu itu gw inget nama lo karna ya.. Lo ngasih tau nama lo sebelum pingsan depan uks, kejadiannya udah lama si, saat itu yang gw inget lo sama temen lo" lelaki tersebut mengusap dagu nampak berfikir

"Namanya kalo gak salah Ri... Ri... Siapa yah, gw lupa pokoknya dia yang nolong lo waktu pingsan"

Lia mengerutkan keningnya sebentar dan setelah beberapa detik ingatannya kembali, Lia melebarkan matanya, lelaki ini.. Dia ingat sangat ingat. Lelaki yang waktu itu terlihat panik dan membawanya ke ruang uks, dan di sebelahnya ada gadis itu, ya... Gadis yang sama yang menolongnya dan yang dilihatnya dalam waktu dekat ini.

~~~
jangan lupa di voment yah all.
Typo bersebaran dimana-mana, kasih tau thor aja kalo ada beberapa kata yang salah.

Love you all 😘😘😘

Misteri kematian RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang