Film

271 18 3
                                    

Mendengar pernyataan menyakitkan dari saksi dan sejumlah polisi, dokter dan pihak rumah sakit merasa dilema. Jujur ini berita menyakitkan yang akan didengar oleh seorang yang baru saja sadar dari komanya. Terasa menyiksa bagi seorang gadis 17 tahun, dokter itu menghampiri memberi wajah tenang, napasnya teratur dengan senyuman palsu tercetak samar.

"Raisa... tentang saudara kembar kamu." Dokter itu masuk dan berdiri didekat brankar Raisa. Gadis itu menoleh, wajahnya tirus, bawah matanya menghitam, bibirnya kering tertutup rapat.

"Dia..dinyatakan meninggal, dia dibunuh. Kami dapat informasi tentang saudara kamu dari pihak kepolisian_" belum sempat menyelesaikan, air mata gadis itu turun. Setetes lalu memberikan kesan sangat mendalam, mengalir semakin deras. Kepalanya menunduk, ia tak berani menoleh. Bahkan__ tak sudi untuk menoleh, dirinya semakin melemah, segera dokter itu mengambil tindakan cepat saat tahu gadis didepannya pingsan.

Flashback off

Raisa bangkit melihat tangannya terbalut rapi dengan kain kasa, besetan itu berkali-kali ia lakukan. Namun, tak pernah tuhan mengizinkannya untuk mati, belum saatnya mungkin?

Setelah dibolehkan pulang dari rumah sakit, Raisa menelusuri ruangan demi ruangan rumahnya. Sepi, sunyi dan senyap. Ia lagi tersenyum kecil, mengusap figura yang terpajang cantik dideretan meja kayu besar berukiran khas. Kayu itu dibeli oleh ayahnya untuk mengkhiasi sudut rumah dan mengisinya dengan berbagai macam khiasan rumah pada umumnya. Berbentuk rapih terlihat elegan dan mewah, digabungkan desain modern dan kuno, sangat unik.

Lalu matanya beralih pada bingkai foto yang tergeletak di tengah ruangan hangat itu. Senyuman keempatnya begitu tertarik indah, dihari yang sangat bahagia tentunya. Raisa tanpa sadar meneteskan air matanya, kembali lagi kesadarannya.

Gadis itu menoleh kearah kaset film setan yang sudah lama ia beli dan ditonton bersama Risa, bulir bening itu tak dapat dicegah. Otaknya sekarang dipenuhi oleh berbagai macam percakapan singkat, mengalir dengan begitu cepatnya. Jatuh terduduk bokong itu menyentuh lantai dingin.

Semuanya berlalu.

Semuanya selesai.

Hidupnya kembali abu-abu.

Raisa menepuk dadanya kasar, percuma ia hidup, percuma ia terbangun dari koma hanya untuk sendirian. Lalu tiba-tiba tersadar, melihat sekali lagi kaset bulat itu.

Membunuh orang yang sudah membunuh Risa?

Seperti film ini?

Senyuman kecil itu muncul dibalik wajah cantiknya, hatinya sudah menggelap saat semuanya menghilang dari hidup Raisa. Semuanya akan dibalas oleh Raisa, tentang bagaimana bisa ini terjadi? Siapa yang memulai? Siapa yang begitu berani membunuh Risa? Semuanya akan Raisa lenyapkan tidak ada yang boleh hidup diatas kematian Risa, semuanya harus mati menggenaskan.

Gadis itu melangkah menaiki anak tangga, napasnya kali ini lebih teratur, tatapan matanya kini tertutup dendam tak kasat mata. Pandangannya lurus dan datar, mulutnya terkatup rapat seolah tak sudi hanya untuk sekedar berbicara.

Langkahnya membawa ia menuju kamar Risa, adiknya. Saat terbuka, kamar itu gelap dan ditinggalkan dengan keadaan rapih. Bau yang dikeluarkan dari ruangan ini begitu khas. Aroma lavender, wangi kesukaan Risa sejak kecil. Wangi bunga ini mengingatkannya akan sosok Risa manja dan kalem. Tertawa lebih aktif ketimbang Raisa, senyumannya pun dibuat selebar mungkin agar saudara kembarnya mengikuti dirinya.

Raisa membuka lemari pakaian, tangannya meraba pakaian itu pelan, halus. Lalu semakin kebawah ia melihat beberapa kotak bewarna hitam. Dikotak itu tertulis tulisan bahasa inggris 'mine' yang artinya milikku.

Misteri kematian RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang