Mentari

1K 39 3
                                    

Lia berjalan tergesa-gesa melewati lelaki yang berada di hadapannya, dia tidak menghiraukan perkataan lelaki bermata hitam itu, yang ada di pikirannya sekarang adalah bagaimana harus mendapatkan kunci untuk membuka pintu gudang, dia sangat penasaran siapa orang yang berada didalam sana.

"Gw harus apa nih, kalo gw ngehindar dari tuh cowok yang ada ntar dia curiga, tapi gw juga mikirin orang yang ada di gudang" ucap Lia kepada diri sendiri

Udara yang dirasakan Lia sangat lah dingin, sebenarnya cuaca agak sedikit mendung dan sebentar lagi akan turun hujan, tetapi itulah yang membuat bulu kuduk Lia berdiri, entah karna gelisah atau cemas atau bisa jadi dia ketakutan.

Angin menderu-deru membuat suasana semakin menakutkan, Lia terus berlari dan berbelok ke kiri untuk menemukan pintu bewarna cokelat muda, koridor yang dilewati Lia sangat sepi, tak ada orang yang ia temui di jalan.

Lia berhenti tepat didepan pintu yang sudah usang, warna cokelat muda pun sudah mulai memudar dan ada beberapa bagian yang mengelupas tak lupa diatas pintu lebih tepatnya ventilasi terdapat banyak debu dan sarang laba-laba.

Lia mengetuk pintu beberapa kali tetapi tak ada jawaban, hanya ada keheningan, sekali lagi dia mengetuk pintu sedikit lebih keras dan alhasil sama saja tak ada jawaban.

"Gak ada orang nih, gw rasa"pikir Lia dalam hati

Lia memegang gagang pintu memutar nya perlahan dan terdengarlah bunyi decitan pintu, sedikit nyaring tapi tak membuat Lia menghentikan kegiatannya.

"Gelap banget, pengap lagi" lagi-lagi Lia berucap tetapi dengan nada pelan.

"Kunci mungkin ada di lemari atau mungkin di selorokan meja?"

Lia bertanya sambil berjalan kedalam ruangan, disini tidak terlalu banyak benda hanya beberapa saja, tetapi ada dua lemari dan satu meja beserta kursi,  satu lemari berukuran cukup besar dan satunya lagi berukuran sedang, Lia membuka lemari yang berukuran sedang terlebih dahulu.

Beberapa tumpukan buku-buku terlihat setelah Lia membuka lemari tersebut, tangan nya terulur untuk mencari kunci-kunci tersebut, dari atas sampai bawah dan tidak ada yang didapat.

Lia membuka lemari satunya lagi, tetapi saat membukanya, tiba-tiba jendela terbuka dengan keras dan hordengnya pun berterbangan, Lia mengusap pelan dadanya karna terkejut, Lia menghampiri lalu melihat keluar jendela, langit tampak gelap menandakan akan turun hujan, cepat-cepat Lia menutup jendela dan kembali ke tempatnya.

Lia kembali membuka lemari tersebut dan tidak mendapati apapun, lemari tersebut kosong tidak ada benda satupun.

"Oke, sekarang gw cari di selorokan meja siapa tau ada disana"

Lia kembali berjalan ke meja yang tampak berdebu di bagian atasnya, hanya ada beberapa benda yang menghiasi yaitu kertas koran, tempat pulpen dan sebuah buku kecil, tapi Lia tidak tertarik sama sekali, Lia membuka laci bawahnya dan tangannya mencoba mencari kedalam, dan Lia menemukan sebuah kalung yang terdapat beberapa kunci, ada banyak kunci tersebut dan berbeda-beda warnanya.

Lia segera menutup laci tersebut dan keluar dari ruangan, tapi belum sempat Lia keluar ada seseorang masuk kedalam, Lia segera berbalik dan mengumpat di balik pintu, Lia melihat orang itu masuk dan membiarkannya pintu terbuka, jadi Lia tidak akan ketahuan kalau dia sedang bersembunyi dibalik pintu.

"Sekarang dia udah mati, selanjutnya adalah matahari, dia gadis cantik tapi sayangnya harus mati, tapi kapan aku akan membunuh gadis itu?" ucap seseorang yang menggunakan pakaian seperti pekerja bersih-bersih dan tak lupa dia memakai sarung wajah agar tidak terlihat wajahnya.

Lia yang melihatnya ketakutan sehingga beberapa keringatnya melucur deras di dahinya,Lia tak berani bergerak sedikitpun takut menimbulkan suara,jadi yang dia lakukan adalah berdiri di situ hingga seorang itu keluar ruangan.

Seseorang itu berjalan mendekati lemari, entah lemari yang mana dia tak tahu, karna tidak terlihat oleh Lia, setelah itu, seorang itu keluar dan menutup pintu dia tak menyadari keberadaan Lia, dan Lia bersyukur karna itu.

Lia keluar dari tempatnya bersembunyi, dan menghela napas lega

"Ta.. Tadi siapa ya? Gw kok gak kenal, trus dia bilang mati? Ada gadis yang mati, murid yang mati disini kan cuma Mika, ta.. Tapi apa bener si Mika yang di maksud, trus matahari siapa?  Di sekolah ini emang ada yang namanya matahari?"
Lia berucap dengan terbata-bata, suaranya terputus-putus karna ketakutan. Lia berjalan mendekati pintu dan membuka nya sedikit dan orang tadi sidah tidak ada.

Lia cepat-cepat keluar dari sana dan berlari menyusuri koridor,sesekali Lia menengok kebelakang takut ada yang mengikutinya.

Tak ada.

Lia berlari dan sampailah dia di depan kelas 11 IPS A, Lia menghentikan langkahnya karna dia ingin mengisi oksigen pada paru-paru nya, muka Lia memerah kepanasan dan lelah sehabis berlari, Lia duduk dan bersandar pada dinding kelas tersebut.

"Jam istirahat berapa lama lagi yah?  Kok mereka belum pada keluar"
Ucap Lia sembari menghirup napas dalam-dalam

Setelah dirasa cukup Lia berdiri dan melanjutkan langkahnya ke gudang, tujuannya saat ini adalah gudang. Entahlah mengapa dia begitu penasaran sampai-sampai rela mengambil kunci gudang tersebut.

Kali ini dia berjalan sedikit santai karna dia juga tidak berada dekat sana, perkataan seorang tadi terus tergiang-giang di kepalanya, ada yang aneh sama perkataan yang terlontar dari mulut orang itu, dia harus mencari tahu apa penyebabnya.

Lia sampai di depan pintu gudang yang sudah lama tak terpakai, Lia mencoba memasukan kunci bewarna emas dan berukuran sedang tetapi tidak bisa, Lia mencoba satu nya lagi tetapi tidak bisa.
Hingga ketiga kalinya dia mencoba akhirnya kunci itu pas di dalam lubangnya.

Lia mencoba memutar dan terbuka, Lia mendorong pintu dan tercium bau yang sangat menyengat, bau debu dan apek dalam ruangan membuatnya menutup hidung, Lia mencoba mencari saklar dekat pintu dan dapat, dia segera menyalakan nya dan terlihat gudang yang sangat sangat berantakan.

Lia berteriak menyeru seseorang didalam sana, memanggil beberapa kali dan akhirnya ada jawaban, tetapi jawaban itu lemah sekali.

"To... Tolong, to.. Tolong" jawab seseorang lirih

Lia mencoba menajamkan pendengarannya dan mencari arah suara tersebut, Lia merangsek kedalam dan menemuka seorang gadis dengan penampilan berantakan, rambutnya sangat kusut dan acak-acakan pakaian seragamnya kotor dan ada beberapa bercak darah disekitar bajunya, dan wajahnya penuh dengan luka-luka lebam bewarna merah keunguan.

"Mentari?!!"


Misteri kematian RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang