Raisa duduk sambil membawa buku murid tahunan, dia membawa buku yang diperkirakan dua tahun yang lalu. Raisa duduk sembari membuka halaman pertamanya, ia menuju sebuah nama.
Arka.
Lelaki itu, cinta pertama adiknya atau apa? Ahh dia bahkan tidak tahu kehidupan luar adiknya.
Nama depan A tidak terlalu sulit untuk dicari, ia tidak perlu mengurutkan nama satu persatu. Ketika membuka halaman dimana foto Arka dipajang, ia langsung melihat biodata kelahiran serta asal-usul cowok itu. Bibirnya tersenyum tipis, anak rambut itu membelai lembut hingga rasanya ia berbaur dengan angin disekitarnya. Dedaunan menyapa dingin keberadaan Raisa, hingga ia merasakan seluruh kulitnya mengeras dengan gigi bergeletuk, matanya memerah dengan tangan terkepal penuh.
Arka bukan targetnya, ia hanya akan membalas siapa pembunuh Risa. Adiknya pindah terlebih dahulu, lalu menyusul Arka pindah ke sekolah yang sama. Tapi jarak pindah mereka hanya sekitar 6 bulanan, tidak terlalu lama tapi mengapa pindahan itu disekolah yang sama?
Ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya berkaitan dengan adiknya, Risa terlalu sakit jika melewati ini sendirian, kematiannya harus terbalaskan. Dendam yang dimiliki Raisa terlalu kuat hingga ia merencanakan ini 2 tahun yang lalu tepat dimana ia keluar dari ranjang rumah sakit.
~~~
Penantian yang Panjang bukan? Selama ini Raisa bersembunyi dan memantau semua yang dilakukan manusia-manusia biadap itu, ia menggeramkan kalimat yang sama, "akan membunuh mereka semua dengan tragis" rasa dendam itu memupuk saat satu-satunya yang ia punya dibunuh hanya karena alasan sepele.
Raisa membenci sebuah penghianatan dan ia tidak suka jika dunianya dijungkir balikan oleh takdir.
"HAHAHA dia sudah kubunuh!! Aku membencinya, ingin sekali rasanya aku merasakan darahnya mengalir di tanganku. Ku mau memberikan Lia gadis itu waktu untuk menemukan siapa pembunuh temannya, biarkan disini aku tertawa puas melihat kebodohannya."
Raisa mengangguk kecil memastikan semuanya berjalan sempurna, ia membuka mata cokelatnya yang terlihat berbinar, ditangannya terselip foto lelaki berambut pirang dan tersenyum klise, ia menyeringai memikirkan apa yang akan yang terjadi.
"aku suka bermain-main dengan waktu tapi kamu sukanya main dengan aku, hahahaha." Raisa tertawa mengerikan dengan senyuman tipis tercetak miring .
Ia duduk diatas pantry dapur dengan kaki menjuntai bebas kedepan dan belakang, masih memainkan foto cowok manis itu diringingi lagu kematian.
Ting tong!
Ting tong!
Suara bel berbunyi, Raisa memutar kepalanya kesamping lalu turun dari atas pantry, kakinya melangkah ringan membuka rahasia kelamnya. Semenjak kematian orang tuanya ia dipinta untuk menjaga Risa, apakah itu sebuah pesan? Raisa hanya mengangkat bahu skeptis, ia tidak bisa menjaga Risa dengan benar maka dari itu Tuhan mengizinkan ia menjadi malaikat kematian untuk orang-orang yang membunuh Risa.
~~~
Raisa menginjakan sekolah itu lagi, pak satpam yang menjaga hanya menerima dengan riang hati, Raisa tidak bisa menyakitinya karena pak satpam ini melancarkan aksinya, sungguh hati yang baik.
Ia memakai baju putih dengan celana hijau army, tampilannya terlihat kasual dengan balutan cardigan abu-abu. Udara hari ini pun terasa sejuk mendinginkan suasana kematian yang mengelilingi Raisa, keadaan hatinya tidak bisa membaik tak akan pernah membaik. Jika dikatakan ia takut apa tidak masuk kriminal hukum? alasannya adalah ia akan mati saat semua dendam itu terbalas tuntas. Raisa tahu bahwa dendam yang dibawanya sampai mati adalah dosa besar tapi anggap saja Raisa sudah kehilangan akalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri kematian Risa
HorrorRank #3 kematian, 13-7-2019 Rank #2 kematian 14-7-2019 Pemenang wattys 2019 Namaku Risa Laila, aku remaja berusia 17 tahun. Hari ini adalah ulang tahunku, Seharusnya menjadi hari yang paling menyenangkan untukku, tetapi tuhan berkata lain.. kejadia...