"Mentari?!! lo kenapa? a-apa yang terjadi sama lo? Siapa yang berbuat kayak gini sama lo?" Lia berlari menghampiri Mentari yang terduduk lemas tak berdaya,melihatnya sebentar kemudian bertanya "dibagian mana lagi lukanya?" ia menggelengkan kepalanya tanda tak percaya apa yang ada didepannya.
Mentari,teman sekelasnya dulu sebelum akhirnya mereka naik kelas dan mendapatkan kelas terpisah.
Matanya bergerak mengamati setiap luka yang terlukis di wajahnya dan beberapa bagian lengan yang terluka mengakibatkan pendarahan di sekitar luka,darahnya mengalir keseragam yang dikenakannya.
Hidungnya berdarah.
"Li..Li..Lia to-tolongin gw,sa-sakit tu-tubuh gw" Mentari mengucapkan kata dengan terbata-bata, kepalanya menghadap Lia yang menatapnya khawatir sekaligus cemas.
"ayo kita keluar dari sini, lo harus dibawa ke UKS, dan nanti lo jelasin ke gw gimana bisa lo kekurung di gudang"
Tetapi sebelum itu Lia sempat memikirkan seragam yang dipakai Mentari,banyak bercak darah dan itu membuat penampilannya akan mengundang orang-orang untuk melihatnya.
Dia berfikir,bukannya di gudang pernah ada lemari dan seragam olahraga tak terpakai,bagaimana jika ia mencari disekitar situ.
"sebentar,gw harus cari seragam pengganti dulu buat lo,ntar kalo lo keluar kayak gini..buat penasaran mereka aja,ngundang banyak perhatian"
Mentari hanya menganggukan kepalanya lemah,sedangkan Lia sudah berjalan menjauh dan mulai mencari seragam olahraga yang tak terpakai didalam lemari,setelah beberapa menit mencari membuat mata Lia berbinar,seragam olahraga yang kebesaran dan sudah tak terpakai tapi masih layak digunakan,membuatnya langsung berlari kecil menghampiri Mentari.
"Tar,lo pakai seragam ini,ini bisa nutupin hampir seluruh tubuh lo yang kena luka,jadi mereka ga akan curiga"
Setelah Mentari mengganti pakaiannya dengan bantuan Lia tentunya,Lia langsung menopang tubuh Mentari dengan hati-hati, ringisan terdengar ketika mereka mulai berjalan keluar dari tempat itu,kaki Mentari tidak sanggup kalau harus berjalan jauh dan membuat Lia yang menopang tubuhnya harus lebih kuat menahan beban tubuhnya dan temannya.
Mereka telah keluar dari gudang sepenuhnya, Lia menyusuri koridor dan Nampak anak-anak masih berada dalam kelasnya karna ada guru yang masih mengajar didepan kelas.
Lia POV
"ini bener-bener hal gila! Gw gak percaya kenapa Mentari bisa kayak gini,tubuhnya kayak abis disiksa, banyak banget luka-lukannya,sekarang gw harus apa biar bisa cepet sampe di UKS,jalannya dia terseok-seok mana bisa cepet kalo kayak gini,tapi kalo minta bantuan ke orang yang ada malah banyak Tanya,disini gak ada orang lagi yang lewat" Lia sibuk memikirkan apa yang terjadi, ini benar-benar diluar dugaan, menemuka seorang dengan keadaan menggenaskan dan bisa dikatakan begitu.
Gw melihat kearah Mentari yang sedari tadi terus meringis, matanya terlihat terpejam,siapa yang berani melakukan itu.
Pundak udah sakit banget,badannya gw sama aja kayak badannya dia,kurus gak ada bedanya.
Entah gw kebanyakan melamun atau gimana, tiba-tiba udah sampai aja didepan UKS.petugas yang berjaga didepan malah gak ada.
'sialan banget' gw terus meggerutu dalam hati.
Gw berjalan terus menuju ranjang dan menurhnya duduk disitu.
"gw ambil obat sama air hangat dulu,tunggu sini jangan kemana-mana,nanti gw yang repot kalo ada orang yang liat"
Gw terus mencari obat dan mengambil air hangat beserta handuk bersih didalam lemari,ekor mata gw bergerak kekanan dan kekiri untuk mengambil beberapa barang yang dibutuhin.
POV end
Kakinya bergerak melangkah mendekati Mentari yang terduduk lemah,mulutnya bergerak seolah-olah dia menjeritkan sesuatu,tetapi tak ada satu katapun yang lolos dari bibirnya,hanya sunyi.
Ketika langkah itu kian mendekat,kepalanya mendongak dan menatap sendu Lia, keduanya sama-sama terdiam,sibuk dengan pikirannya masing-masing,tidak ada dari mereka yang berniat memulai pembicaraan membuat suasana canggung menyelimuti keduanya.
"gw mau tanya sama lo dan lo harus jawab dengan jujur, siapa yang bikin lo kayak gini?" matanya menatap tajam Mentari. sedangkan yang ditatapnya hanya menunduk tanda bahwa ia takut, gadis itu memainkan jarinya dengan gelisah, menatap Lia sebentar kemudian menghela napas berat.
"gw..diincar sama dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri kematian Risa
رعبRank #3 kematian, 13-7-2019 Rank #2 kematian 14-7-2019 Pemenang wattys 2019 Namaku Risa Laila, aku remaja berusia 17 tahun. Hari ini adalah ulang tahunku, Seharusnya menjadi hari yang paling menyenangkan untukku, tetapi tuhan berkata lain.. kejadia...