Lia mengerluarkan ponselnya dengan case warna hitam bergambar kota malam, mengetik nomor yang sudah diluar kepala, menempelkannya disebelah telinga, dan panggilan pertama tidak diangkat.
Angin menderu membuat tengkuk nya seperti ditiup pelan, bergidik ia langsung menghadapkan kepalanya kebelakang, menyapu keadaan sekitar dan hanya mendapati dedaunan yang gemerisik ditiup angin, dan lapangan yang sudah kosong.
Ranting pepohonan terus menari ditempatnya, Lia menoleh lagi kedepan setelah merasa was was, ia terkejut bukan main dan hampir berteriak keras, kalau bukan didepannya didapati gadis dengan luka disekujur tubuhnya.
"Ngapain lo masih disini, Li?" Suaranya lah yang terdengar setelah keduanya terdiam.
"Gw lagi cari Vina, lo sendiri ngapain masih ada disini?" Mentari mengerutkan keningnya sesaat langsung dia tersenyum.
"Gw urus luka gw dulu sebelum pulang, kalo lo nyari Vina, dia ada di UKS," tunjuknya kearah ruangan tersebut
Setelah mengucapkan terima kasih ia berjalan cepat ke UKS, ia langsung membuka pintu dan mendapati wajah pucat Vina, dan tatapannya yang terlihat kosong?
Ia melangkah mendekat dan menyentuh pundak gadis itu, ia tersentak terkejut mendapati ada seseorang yang menepuk pundaknya.
Ia menoleh dan tersenyum tipis, lega.
"Lia? Ohh tadi pala gw pusing dan langsung kesini deh, yaudah ayok kita langsung ketempat musik yang siang lo minta" jelas Vina sambil turun dari brankar, Lia hanya menatap dalam diam, mengamati Vina yang tampak meneliti penampilannya dan ia datang menghampiri sambil tersenyum.
"Oiya gw lupa! Makasih udah bawain tas gw, Lia~" dia berjalan dengan wajah nya yang masih pucat, tapi ia malah tersenyum menutupi.
Lia mengedikan bahunya tak acuh dan ikut jalan beriringan dengan gadis itu, ia menoleh dan seketika matanya membulat, mendapati bayangan hitam itu ada di ujung dekat lapangan, seketika ia meneguk ludahnya kasar langsung membalikan kepalanya lurus, ia membatin berkali-kali.
Jangan sampe gw ketemu setan lagi, gw mohonnn...
Sambil berjalan cepat menuju gerbang sekolah yang masih terbuka ia menggenggam tangan Vina dan berlari secepat mungkin, Vina terkejut dan hampir saja jatuh jika ia tak bisa menyamakan langkahnya dengan Lia, gadis itu mengerutkan kening dalam dan ikut berlari.
Hosh hosh hosh.
Napas keduanya tersengal, bulir-bulir keringat menghiasi wajah keduanya.
"Aduhh, lo kenapa deh Li? Tiba-tiba lari kayak abis ngeliat setan, eh atau emang lo liat setan ya?"
Lia masih mengatur napasnya tidak berniat menjawab Vina, ia mengeluarkan air botol dalam tas sekolahnya, menenggak habis sisa air tersebut. Dirinya duduk dijalanan aspal itu membuat Vina berjengkit.
"Lo ngapain duduk disini? Gila kali lo ya" ia menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri melihat sekitar, "Lia bangun anjir jangan duduk dijalan, lo mau kita dikata ngemis disini?" Dirinya masih mengoceh tidak jelas.
Lia menepuk dadanya pelan, sesak bercampur takut melihat kejadian yang tadi, bayangan tadi memenuhi kepala Lia.
Lia kemudian bangkit setelah Vina heboh sendiri, ketakutan atau gengsi melihat temannya duduk di trotoar jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri kematian Risa
HorrorRank #3 kematian, 13-7-2019 Rank #2 kematian 14-7-2019 Pemenang wattys 2019 Namaku Risa Laila, aku remaja berusia 17 tahun. Hari ini adalah ulang tahunku, Seharusnya menjadi hari yang paling menyenangkan untukku, tetapi tuhan berkata lain.. kejadia...