"Maksud lo apa hah!? Lo mau ancem gue!!?"
Seolah iya tidak merasa terintimidasi Risa melanjutkan perkatannya, "kamu ga tahu apa yang akan Raisa lakukan untuk membalas kematianku nanti, aku gamau kamu mati ditangan kakak ku sendiri.." Risa terdiam melihat kebisuan Vina.
Mika semakin geram, kemudian ia melangkah mendekat dengan gerakan cepat tangan itu menggores pipi kiri Risa. Darah menetes menelusuri pipinya kemudian membasahi baju seragam putih itu. Risa melihat darahnya menetes semakin banyak, kemudian mendongak melihat Mika menahan napas. Cewe itu ingin membunuhnya tapi terlihat takut-takut.
Payah sekali..
"Kamu ga harus ngebunuh aku sebenarnya, coba liat aku sekali lagi Mika..." Risa kemudian menangis pelan, tanpa suara ataupun isakan. "...karna akupun kehilangan segalanya. Cinta pertamaku, keluargaku dan semua teman-temanku. Kamu ga pantas untuk iri sama cewe kayak aku. Kamu cantik, pintar. Ga seharusnya kamu ngotorin tangan kamu kayak gini."
"BERHENTI!!!" Mika membanting beberapa barang yang berada di pojok ruangan, ia menutup telingannya rapat-rapat. Terdengar suara langkah kaki yang mendekat, ketiganya terdiam didalam ruangan. Vina mengangkat tangan memberi isyarat untuk diam, ketiganya membisu didalam ruangan kotor itu diselingi suara langkah kaki.
Terdengar pintu di dobrak dan munculah seorang perempuan dengan rambut sepinggang, ia menghela napas ngos-ngos an. Mukanya memerah dengan langkah tegas ia menampar wajah Mika, kemudian beralih menatap tajam Vina.
"Kalian udah gila hah!! Kalian mau bunuh orang?! UNTUK APA!!" Teriak Mentari murka. Ia berjalan mendekati bangku Risa kemudian ingin melepas tali yang menjerat tubuh pucat itu.
"Lo belain iblis itu? Ga salah? Cihh." Ia berdecih sinis, menghentikan gerakan tangan Mentari. Ia berbalik menatap datar, "seberapa kaya si lo sampe kayak gini? Hidup lo naif banget ya? Dan juga Vin, lo sahabat nya Risa dan lo ikut bantu bunuh dia?"
Vina tergugup di belakang Mentari, hawa cewe ini terlalu menyeramkan. Lia memiringkan kepalanya tertawa keras, ia memegang perutnya sambik menunjuk Mentari dengan kaca ditangan kanannya.
"Seriuss lo ga ngelawak?? Hahaha gila gilaa beri tepuk tangan untuk Mentari. Bukannya lo juga benci sama dia? Kenapa tiba-tiba lo dateng seolah kayak pahlawan? Otak lo dimana? Ga punya muka lo?"
Mentari menggertakan giginya keras, "gue emang benci tapi ga seharusnya mainin nyawa orang kayak gini. Lo tanya gue ga punya otak? Coba lo madep belakang ada kaca tuh." Mengedikan dagunya kearah kaca belakang.
"Munafik ya lo Tar, sampe gue ga nyangka ini Mentari yang gue kenal atau bukan. Gue kasih ijin lo pergi dari ruangan ini dan biarin gue siksa gadis iblis itu. Silahkan keluar." Mika masih mencoba tersenyum melihat Mentari terdiam menatap sinis kearahnya.
"Lo__" memotong langsung perkatannya, Vina memukul kepala belakang Mentari dengan balok kayu. Ia langsung melempar asal kayu itu kesembarang arah, ia gemetar.
Mentari jatuh terduduk ia tidak langsung pingsan, namun penglihatannya menghitam dengan pandangan semakin memburam.
Tangannya mengusap dahinya, kemudian merasakan cairan merah kental mengalir dari kepalnya.
"Kalo gitu kita bunuh aja dua-duanya." Mika berdiri berjalan mundur mengambil tali.
"Mika kamu jangan bunuh dia, cukup aku. Mentari kamu pergi..." suara lemah itu hilang bersamaan dengan Mentari menutup matanya.
Flashback off
~~~
Suara itu tergiang-giang di kepala mentari saat ini, ia masih tergugup melihat perempuan berjaket hitam itu, mukanya terlihat sama, tidak mungkin suatu kebetulan.
![](https://img.wattpad.com/cover/187028924-288-k442262.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri kematian Risa
TerrorRank #3 kematian, 13-7-2019 Rank #2 kematian 14-7-2019 Pemenang wattys 2019 Namaku Risa Laila, aku remaja berusia 17 tahun. Hari ini adalah ulang tahunku, Seharusnya menjadi hari yang paling menyenangkan untukku, tetapi tuhan berkata lain.. kejadia...