Di semua tempat, mereka semua panik mencari keberadaan Mentari. Gadis itu tidak kunjung ditemukan, padahal matahari sudah mencapai puncaknya. Tanda-tanda pun menghilang, dari terakhir mereka menemukan Mentari tapi semua tidak meninggalkan jejak. Mentari sama sekali hilang bagai ditelan bumi.
"Pak saya izin ke toilet ya pak?" Salah satu siswi berambut coklat gelap itu mengangkat tangan.
"Boleh, tapi ditemani oleh satu orang. Jangan ada yang berpencar." Pesan guru laki-laki dengan umur sekitar 35 tahun.
"Baik pak."
Setelah keduanya sampai dikamar mandi yang lemayan jauh dari perkemahan, ia masuk dan mulai menuntaskan panggilan alam. Ketika ia membersihkan bekasnya yang tadi, ketukan pintu itu terdengar.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
"Kenapa woi? Gue bentar lagi keluar." Siswi itu menghadap pintu dengan tatapan bingung, ia mematikan keran.
"Woi Sa jangan becanda ah, ga lucu sumpah." Wira memakai jaketnya asal dan langsung membuka pintu.
Ia menengok ke kanan dan kekiri, lanjut menatap lurus kedepan. "Woi Sa! Jangan becanda! Keluar ishh!"
"Kenapa Wir? Gue abis dari kamar mandi sebelah, kenapasi teriak-teriak?"
Wira menatap tajam, "yang tadi gedor pintu kamar mandi gue elo kan?! Ga lucu sumpah udah tau ini bahaya!" Tuduh Wira sengit.
"Lahh gue aja kagak nungguin lo, gue langsung masuk kekamar mandi sebelah lo gegara gue kebelet pipis."
Wira langsung terdiam, ia menunduk dengan wajahnya pucat pasi. Ia meneguk salivanya kasar, keringat dingin mengucur dari dahinya dengan diiringi detakan jantung yang semakin menggila.
"Kalo bukan lo terus siapa?" Wira tercekat.
"Wir..serius gue takut."
Lalu pepohonan itu mendayu, angin itu menerpa kencang kedua remaja tersebut. Tanpa sadar bahwa tubuh yang sudah terkoyak kaku itu terbujur disela-sela pepohonan. Darahnya sudah mengering berjam-jam yang lalu. Bola matanya melotot ngeri dengan mulutnya terbuka lebar.
Robekan dikakinya pun mencuat, memunculkan banyak darah-darah dengan bergerindil daging kecil.
"Wir..bau apanih?"
"Hah?" Wira bingung dengan pertanyaan gadis disebelahnya.
"Ini bau anyir? Atau apa?"
Wira memelotot dengan ngeri, "darah maksud lo? Jangan ngada-ngada ah!"
"Gue serius ini bau anyirnya kuat banget.."
Wira menghadapkan tubuhnya kesamping, kepalanya menoleh kebelakang dengan takut-takut. Rasa penasaran membuat tubuhnya bergerak tidak sesuai perintahnya.
"Wir lo mau kemana?!"
Wira masih diam seribu bahasa, kakinya melangkah mendekati hutan yang sudah digaris batasi oleh petugas. Ini hutan yang tidak bisa lagi dijangkau karna termasuk hutan luas. Bukan lagi area untuk berkemah, garis putih itu dilangkahi Wira. Dirinya masih meneruskan langkah tegas meninggalkan sejejak pertanyaan.
"Siapa yang Wira cari? Kalo Wira kenapa-napa gimana?" Gadis itu mengikuti pelan bayangan Wira. Masih dengan sejuta pertanyaan muncul dikepalanya.
Ia mengulurkan jaketnya kehidung saat bau anyir itu menyengat indra penciumannya. Ia mengernyit dengan mulut yang ingin mengeluarkan muntah.
"Hoekk."

KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri kematian Risa
HorrorRank #3 kematian, 13-7-2019 Rank #2 kematian 14-7-2019 Pemenang wattys 2019 Namaku Risa Laila, aku remaja berusia 17 tahun. Hari ini adalah ulang tahunku, Seharusnya menjadi hari yang paling menyenangkan untukku, tetapi tuhan berkata lain.. kejadia...