"Nanti gua jemput."
Aku mengangguk padanya yang duduk di atas motor masih dengan helm full face yang menutupi kepalanya.
"Kalo ada yang ganteng jangan ganjen," ujarnya lagi.
Aku hanya tertawa.
"Tapi kalo ada yang cantik kasih tau gua."
Dan pukulan yang sama lagi-lagi mendarat. Ia lantas tertawa hingga kemudian ia kembali melaju dengan ninja hitamnya itu.
"Buset, itu anak babak belur aja nggak jelek jelek. Heran."
Aku menoleh ke belakangku, dimana sumber suara itu berasal, lantas mendapati Melly yang berdiri sembari melihat Leo melaju.
"Kalo tidur ganteng nggak tuh bocah, Key?" tanyanya lagi.
"Selalu ganteng dia mah."
"Wah wah wah. Pernah tidur bareng lu ya jangan-jangan?"
Aku memasang wajah menantang. "Kalo iya emang kenapa?"
"Wah asu, bahaya nih bahaya," ia meledek.
Aku tertawa pelan.
"Masih se rumah lo ama dia?" tanyanya.
"Masih."
"Wihh kesempatan tuh ya lo bedua."
Aku hanya tertawa, tau bahwa ucapannya hanyalah candaan. Lantas kami balik badan, lalu berjalan beriringan menuju kelas.
"Oh iya Mel."
"Paan?"
"Kerjaan yang kemaren lo bilang itu, masih ada nggak?"
"Yang mana?"
"Yang lo bilang jadi dishwasher."
"Ada kayaknya."
"Di restoran mana sih? Coba bagi sini alamatnya."
"Mau ngapain lo? Leo butuh kerjaan?"
Aku menggeleng. "Gue."
"Elo? Mau kerja beginian?"
Mengangguk.
"Jangan bego! Sayang tampang!" ujarnya. "Mendingan lo jadi model iklan, pemain film, atau apa kek yang bagusan dikit."
"Ah repot, udah lo tinggal kasih tau alamat aja ribet banget."
"Kalo lo beneran mau kerja di situ sih gampang, tinggal telpon temen gue buat tau dikonfirmasi atau enggaknya, kalo udah di konfir ya lo tinggal ke restoran itu."
"Mau dong."
Melly mengeluarkan handphone dari tote bag yang ia pakai. Menyentuh-nyentuh layar datar itu sejenak, lalu menempelkannya pada telinga tepat ketika satu panggilan berhasil ia hubungkan.
"Halo Laras... Eh kerjaan yang lo bilang kemaren masih ada?... Nih temen gue mau... Cewek... Bisa lah pasti nyuci piring doang... Serius nih?... Yaudah nanti dia kesana langsung kerja bisa kan?... Oke oke, makasih yaa... "
Lantas panggilan diputus setelah itu.
"Gimana? Bisa?" tanyaku.
"Bisa, nanti lo langsung ke sana aja, nih lokasi restorannya," Melly menunjukkan tampilan share loc di hapenya. "Bisa langsung kerja nanti."
"Ih Melly makasih," ujarku sok imut. "Emang lo bener-bener sahabat baik deh."
"Jijik anjir. Lo ngalus ada maunya doang."