Part 1 (Kembali ke Bangkok)

2.3K 52 2
                                    


"Tarik nafas bu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tarik nafas bu.." ucap seorang dokter kandungan disebuah rumah sakit.

"Huu... haaaa.. huu.. haaa.."

"Ayoo sedikit lagi bu.. semangatt" ucap suster yang berdiri disamping dokter kandungan tadi.

Beberapa menit kemudian.

Hueekkk..hueekkkk..hueekkk teriakan menangis seorang bayi terdengar dari salah satu kamar bedah disalah satu rumah sakit di Bangkok.

Sementara di luar ruangan, terdapat sepasang suami istri yang sedang berlari kecil menuju sebuah kamar bedah.

"Pie.. Kim.." ucap seorang wanita bernama Mai. Mai adalah ibu dari Hongyok istri Nann.

"Bagaimana tante? Apakah sudah lahir?" tanya Pie dan melihat ke arah kamar bedah.

"Sudah Pie.. Hongyok dan Nann memiliki seorang jagoan" ucap Mai pada Kim dan Pie.

"Syukurlah" ucap Kim dan tersenyum pada Pie dan Mai.

Setelah 9 bulan mengandung, Hongyok akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Jeed. Setelah berbicara pada kedua orang tuanya, Hongyok dan Nann akhirnya mendapat persetujuan dari kedua orang tuanya untuk hidup bersama sebagai suami dan istri. Hongyok dan Nann tinggal di Bangkok diapartement Nann. Nann bekerja disalah satu perusahaan di Bangkok dan Hongyok memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dan merawat anak laki-lakinya yang baru dilahirkannya itu.

"Pie, bagaimana kabarmu? Berapa usia kandunganmu sekarang?" tanya Hongyok yang sudah dapat dikunjungi setelah 3 jam yang lalu melakukan proses melahirkan secara normal.

"Aku baik Hong, kandunganku tepat hari ini berusia 7 bulan" ucap Pie dan mengelus perutnya yang membesar.

"Kim, akhirnya kau berhasil juga ya" ucap Nann menggoda Kim.

"Ini kan atas saranmu juga Nann hahaha" ucap Kim dan membuat seluruh yang ada diruangan tertawa.

"Eh tapi kau benar-benar langsung melakukan inseminasi setelah kau meminta izin pada mamimu 9 bulan lalu itu?" tanya Nann penasaran.

"Tidak lah.. setelah itu aku kembali ke Paris dan mengurus pernikahan kami disana 2 bulan kemudian kami melakukan inseminasi dan berhasil" ucap Kim pada Nann.

"Syukurlah.. lalu kalian akan menetap di Paris?" tanya Mai, ibu Hongyok.

"Hm.. soal itu.. sepertinya tidak" ucap Kim perlahan sambil menatap Pie.

"Tidak tante, ibuku sedang sakit aku harus kembali kesini" ucap Pie menatap Mai.

"Lalu kau bagaimana Kim? Bukankah kau sedang ada project disana?" tanya Nann pada Kim.

"Yaa.. aku harus menyelesaikan projectnya dulu dalam 2 bulan ke depan.. mudah-mudahan saat bayi kami lahir aku sudah dapat kembali kesini" jelas Kim sambil merangkul Pie.

"Baiklah kalau begitu" ucap Nann dan tersenyum.

Kemudian KimPie memberikan hadiah pada NannHongyok dan kemudian pamit pulang ke rumah ibu Pie, Piti.

Sampai di rumah Piti.

"Ibu.. aku datangg" ucap Pie sambil berjalan masuk ke dalam kamar Piti.

Saat sampai di kamar ibunya, Pie terkejut melihat seorang laki-laki duduk dipinggir tempat tidur ibunya.

"Ah Pie kau sudah datang, mana Kim?" ucap Piti dan matanya mencari menantu satu-satunya itu.

"Itu sedang mengangkut barang bu.. ini..." ucapan Pie terhenti saat melihat laki-laki yang duduk dipinggir tempat tidur ibunya.

Laki-laki itu segera mengucapkan salam pada Pie.

"Sawadee khrap.. aku Boy" ucap laki-laki itu yang bernama Boy.

Tak lama kemudian, Kim datang dan mengucapkan salam pada Piti.

"Kim, kenalkan ini Boy anak tetangga ibu dulu dan teman kecilnya Pie" ucap Piti pada Kim, dan kemudian Kim mengucapkan salam.

"Sawadee kha.. aku Kim, suami Pie" ucap Kim memperjelas statusnya pada Boy. Boy yang melihat Kim langsung mengerutkan keningnya dan melihat Kim dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Kau ingat Boy, Pie?" tanya Piti pada Pie yang sedari tadi hanya memperhatikan Boy dan mencoba mengingat masa lalunya.

"Ah yaa.. aku ingat.. bukankah kau tinggal di Amerika?" ucap Pie pada Boy.

"Aku memang tinggal di Amerika, aku ingin membuka cabang perusahaan papa disini makanya aku kembali" jelas Boy.

"Lalu bagaimana ibu bisa bertemu dengan Boy?" tanya Pie pada ibunya.

"Begini Pie, jadi minggu lalu ibu sedang ke supermarket tiba-tiba dada ibu sesak kemudian ibu pingsan dan yang menolong ibu adalah Boy. Karena Boy tau dimana rumah kita akhirnya Boy membawa ibu pulang dan membelikan ibu obat. Dari situ Boy terus memperhatikan ibu, dan yang menyuruh ibu menelfonmu juga Boy, sebenarnya ibu tidak ingin memberitahumu karena takut kau khawatir nak" jelas Piti dan menatap Boy dan Pie bergantian.

"Kenapa ibu tidak langsung menelfonku? Justru aku lebih khawatir saat tau kalau ibu sudah seperti ini" ucap Pie dan menahan tangisnya. Kim merangkul Pie untuk menenangkannya.

"maafkan ibu Pie, ibu hanya tidak ingin membuat kau khawatir ditambah kau kan sedang mengandung" ucap Pit. Mendengar ucapan Piti, Boy segera melihat ke arah perut Pie yang membesar. Karena Pie menggunakan baju yang sedikit besar karena itu tidak terlalu terlihat jika Pie sedang mengandung.

Setelah itu, Pie segera menghampiri ibunya dan mengobrol dengan ibunya di kamar. Sementara Kim dan Boy berada di ruang tamu dengan sikap canggung. Berada dalam situasi yang kaku itu bukanlah kesukaan Kim, akhirnya Kim membuka suara dan menegur Boy.

"Kau mau kopi dan mengobrol di teras?" ajak Kim pada Boy.

"Boleh" ucap Boy pada Kim.

MY HANDSOME GIRL SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang