Part 18 (Sebuah Mimpi atau Kenyataan)

816 28 0
                                    

Pie hanya terdiam dengan nafasnya yang masih terengah-engah, Pie melihat jam dinding dan menunjukkan pukul 00.45. Pie menatap Kim dan memperhatikan Kim dari atas kepala hingga ujung rambut. Pie terkejut melihat Kim menggunakan kemeja kotak-kotak berwarna abu-abu. Pie mengerutkan keningnya. Kim memperhatikan Pie dan bertanya pada Pie.

"Kamu kenapa sayang?" ucap Kim pada Pie dan duduk di samping Pie. Pie tidak menjawab dan hanya berfikir sesuatu.

"Kamu memperhatikan baju ini yaa.. ohh ini tadi aku baru membelinya.. jadi saat aku ingin pulang, aku diajak ke acara temanku dan aku berfikir agak terlalu resmi jika aku memakai jas hitam akhirnya aku membeli kemeja ini dan ternyata terlihat lebih santai untuk menghadiri acara seperti itu" jelas Kim pada Pie.

"Apa kamu memakai topi coklat diacara tadi?" tanya Pie dengan wajah serius.

"Topi? Oh yaa aku memakai topi, tetapi punya temanku" ucap Kim dan tanpa kecurigaan apapun pada Pie.

Pie terdiam dan mendekatkan wajahnya pada Kim. Pie mencium-cium aroma tubuh Kim memastikan bahwa Kim tidak meminum alkohol. Kim yang merasa risih diciumi oleh Pie karena aroma tubuhnya segera bangkit dan menjauhi Pie.

"Sayang.. aku mandi dulu yaa.. sepertinya tubuhku sangat bau" ucap Kim dan segera berlari ke kamar mandi.

Pie semakin bingung, apa yang sebenernya terjadi pada Kim. Apakah bayangan saat dirinya tidur tadi hanya mimpi atau kenyataan. Karena Kim memakai pakaian yang sama seperti di bayangannya tadi.

Setelah Kim pergi ke kamar mandi, Pie kembali merebahkan tubuhnya dan tertidur dengan posisi membelakangi Kim. Pie semakin khawatir dan takut apa yang dibayangkannya benar terjadi pada Kim. Dan Pie masih bingung apa itu mimpi atau kenyataan yang ada dibayangan Pie. Pie harus memastikan kejadian itu.

Beberapa hari kemudian, saat Kim sedang mandi karena hendak berangkat kerja dan mengantar Ansara. Pie membuka hp Kim yang berada di nakas dan mengecek hp Kim. Pie membuka pesan antara Air dan Kim. Pie melihat pesan dari Air yang mengirim foto kepada Kim. Pie terkejut melihat foto Kim bersama dengan Air. Tetapi di dalam foto itu, Kim tidak memakai topi berwarna coklat dan tidak berpose seperti Kim sedang merangkul Air. Saat pintu kamar mandi terbuka, Pie segera meletakkan hp Kim ke tempat semula dan berpura-pura duduk di pinggir tempat tidur untuk menyiapkan pakaian Kim.

 Saat pintu kamar mandi terbuka, Pie segera meletakkan hp Kim ke tempat semula dan berpura-pura duduk di pinggir tempat tidur untuk menyiapkan pakaian Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Foto dikirim oleh Air pada Kim

Siang harinya, Kim memberi kabar pada Pie bahwa dia tidak dapat menjemput Ansara karena ada urusan di kantor. Setelah itu, Pie segera menjemput Ansara di sekolah.

Di sekolah Ansara.

Saat Pie ingin keluar dari gerbang sekolah bersama dengan Ansara, Pie melihat Jeed dan Nann yang hendak menuju mobilnya. Pie mengerutkan keningnya saat melihat Nann memakai sebuah topi berwarna coklat yang sama persis seperti topi yang digunakan Kim dibayangannya saat itu.

"Nann" teriak Pie memanggil Nann.

"Pie" ucap Nann dan berjalan menghampiri Pie.

"Hallo Jeed" ucap Pie menyapa Jeed dan Jeed memberikan salam pada Pie dan Ansara.

"Kim tidak menjemput?" tanya Nann pada Pie.

"Tidak, dia ada urusan di kantor" ucap Pie pada Nann sambil terus memperhatikan topi Nann. Nann mengikuti arah mata Pie dan menyadari bahwa Pie terus menatapnya.

"Pie.." ucap Nann pada Pie dan berusaha mengalihkan perhatian Pie.

"Nann.. topi itu milikmu?" tanya Pie sambil terus memperhatikan topi Nann dan mengingat perkataan Kim bahwa Kim pada malam itu memang memakai topi berwarna coklat dan itu milik temannya.

"Iya ini milikku, ada apa Pie?" tanya Nann bingung.

"Ah tidak apa-apa Nann" ucap Pie dan kemudian pamit lebih dulu pada Nann untuk pulang.

Pie menepis fikirannya tentang hubungan Nann dengan acara Kim pada malam itu. Pie berfikir malam itu adalah acara dari kantor Kim, mana mungkin Nann dapat bergabung di acara tersebut. Pie juga tidak menanyakan pada Kim lebih detail tentang acara tersebut karena Pie tidak ingin Kim marah dan Kim mengira bahwa Pie mencurigai Kim.

Keesokan harinya, Kim mendapat kabar dari Dr. Andrew bahwa Dr. Andrew sudah mendapatkan kabar mengenai pendonor sperma untuk Pie. Kim segera memberi kabar pada Pie dan Pie segera mengajak Kim untuk ke rumah sakit menemui Dr. Andrew.

Sampai di rumah sakit.

"Bagaimana dok, apakah ada pendonor yang bersedia?" tanya Kim pada Dr. Andrew.

"Ada Kim, aku sudah menghubungi rumah sakit cabang Amerika dan mereka mengatakan bahwa tersedia pendonor untukmu" jelas Dr. Andrew.

"Syukurlah, kapan kita bisa melakukannya dok?" tanya Kim.

"Secepatnya.. aku akan mengatur jadwal untuk kalian" ucap Dr. Andrew pada Kim dan Pie.

Setelah itu, KimPie keluar dari ruangan Dr. Andrew dan saat berjalan di lobby melewati apotek di rumah sakit tersebut, KimPie kembali bertemu dengan Boy.

"Boy" ucap KimPie terkejut melihat Boy untuk kedua kalinya di rumah sakit yang sama.

"Kim.. Pie.." ucap Boy terlihat sangat panik dan wajah Boy sedikit pucat.

"Kita bertemu lagi.. apa kau sedang menjenguk temanmu lagi?" tanya Kim menyidik.

Sebelum Boy menjawab, seorang apoteker memanggil Boy dan menyerahkan sekantung obat pada Boy dan memberitahu bahwa obat tersebut harus diminum secara rutin dan jika obatnya habis Boy dapat kembali ke rumah sakit untuk check up.

"Boy...." lirih Pie dan terus menatap Boy.

"KimPie, aku harus pergi.. bye.." ucap Boy dan dengan cepat berjalan keluar dari rumah sakit.

Kim dan Pie mengerutkan kening mereka dan berfikir apakah Boy sakit karena harus melakukan check up dan minum obat secara rutin. KimPie tidak mengetahui bagaimana keadaan Boy karena mereka sudah sangat jarang bertemu dengan Boy.

2 hari kemudian, KimPie kembali ke rumah sakit dan Dr. Andrew sudah mempersiapkan untuk program inseminasi Pie untuk anak keduanya. Dr. Andrew mengatakan bahwa Pie harus menunggu 2 minggu untuk melihat hasil dari proses inseminasi tersebut, sama seperti saat program kehamilan Ansara. Tetapi selama proses tersebut Pie dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa dan tidak boleh merasa tertekan atau stress karena takut tidak berhasil.

2 minggu kemudian, Pie mencoba tes kehamilan pertamanya dan ternyata hasilnya positif. Pie memberi tahu Kim melalui sebuah foto testpack. Dan Kim segera menelfon Pie untuk memastikannya.

"Hallo.. sayang.. kita berhasil?" tanya Kim melalui telfonnya.

"Iya sayang" ucap Pie dengan suara serak karena menahan tangis bahagianya.

"Syukurlah.. terima kasih Pie.. aku bangga padamu" ucap Kim dan tersenyum walaupun Pie tidak dapat melihatnya.

"Iya Kim, aku sangat senang.. kita memiliki adik untuk Ansara" ucap Pie pada Kim. Pie belum memberi kabar bahagianya itu pada Piti, Fah dan lainnya.

"Apa Ansara sudah tau kalau dia akan segera punya adik?" tanya Kim.

"Belum sayang, dia kan sedang sekolah" ucap Pie.

"Baiklah, kita berikan kabar bahagia ini padanya saat makan siang nanti" ucap Kim dan membuat Pie mengiyakan apa yang Kim katakan.

MY HANDSOME GIRL SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang