Part 23 (Boy...)

650 27 0
                                    

Siang harinya, KimPie pergi ke sekolah untuk menjemput Ansara.

Di Sekolah Ansara.

"Ansara, tidak pulang?" tanya Nann yang melihat Ansara sedang murung di kelas.

"Aku tidak mau pulang, percuma saja aku pulang kalau daddy tidak pulang ke rumah" ucap Ansara dan memanyunkan bibirnya.

"Tapi kan dirumah ada mommy kamu" ucap Jeed yang mencoba membujuk Ansara.

"Aku tetap tidak mau" ucap Ansara merajuk.

Tak lama kemudian, Pie datang menghampiri Ansara. Nann tersenyum pada Pie saat melihat Pie datang.

"Ansara, ayo nak kita pulang" ucap Pie mengajak Ansara pulang.

"Tidak mau" ucap Ansara dan menundukkan kepalanya.

Nann mengerutkan keningnya, Nann khawatir pada kondisi Ansara, Ansara sangat sedih karena Kim tidak pulang.

"Apakah Ansara masih tidak mau pulang juga kalau daddy yang menjemput?" ucap Kim yang datang setelah memarkir mobilnya.

Nann yang melihat kedatangan Kim sangat terkejut, Nann menatap Pie dan Pie tersenyum sambil mengangguk pelan pada Nann memberi tanda bahwa mereka sudah kembali bersama.

Ansara yang melihat kehadiran Kim, segera berlari untuk memeluk Kim.

"Daddy...." teriak Ansara dan langsung memeluk Kim dengan erat. Ansara menangis karena sangat merindukan daddynya itu.

"Jangan menangis sayang.. maafkan daddy yaa" ucap Kim dan mengelus punggung Ansara.

"Aku kangen sama daddy" ucap Ansara disela-sela tangisnya.

"Daddy juga kangen sama Ansara" ucap Kim dan melepaskan pelukannya kemudian menyeka air mata Ansara.

Setelah itu, mereka kembali ke rumah dan KimPie menghabiskan waktu bersama.

Beberapa waktu kemudian, saat Pie sedang dikamar bersama dengan Kim. Pie mendapatkan telefon dari Piti.

"Hallo Ibu" ucap Pie di telfon.

"...."

"Apa??" ucap Pie terkejut.

"...."

"Iya bu, aku segera kesana" ucap Pie.

Kim bingung kenapa Pie terlihat panik, apa yang terjadi pada Piti. Kim berbicara pada Pie dan menyampaikan apa yang diucapkan oleh ibunya di telfon. Kim segera mengerutkan keningnya dan segera pergi bersama Pie. Kim mengendarai mobilnya ke sebuah rumah sakit.

Di rumah sakit.

KimPie datang ke sebuah ruang perawatan, dan bertemu dengan Piti.

"Ibu, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Pie pada Piti. Saat Piti ingin menjawab, datang dua orang yang menghampiri mereka.

"Pie.." ucap seorang wanita terlihat seumuran dengan Piti. Pie sangat terkejut melihat wanita tersebut.

"Tante Lin" ucap Pie pada wanita tersebut yang ternyata adalah ibu dari Boy.

"Om Meak" ucap Pie saat melihat seorang pria yang ternyata adalah ayah dari Boy yang berdiri disamping Lin, ibu Boy.

"Apa kabar Pie?" ucap Meak pada Pie dan tersenyum.

"Aku baik-baik saja om" ucap Pie pada Meak dan masih tidak percaya bahwa dia dapat bertemu lagi dengan kedua orang tua Boy.

"Ah.. Om, Tante perkenalkan.. ini Kim, suamiku" ucap Pie pada Meak dan Lin, Meak dan Lin memperhatikan Kim dan tersenyum pada Kim.

"Sawadee Khaa, aku Kim" ucap Kim memberi salam pada Meak dan Lin. Meak dan Lin membalas salam dari Kim.

"Pie, bisa kita bicara sebentar" ucap Lin dan mengajak Pie untuk berbicara dengannya. Pie meminta ijin pada Kim untuk berbicara dengan Lin, Kim mengijinkannya. Kim memilih untuk duduk dan menemani Piti dan Meak di ruang tunggu.

Pie berjalan dengan Lin ke sebuah lorong dan berbicara bersama.

"Sebenarnya apa yang terjadi tante?" tanya Pie pada Lin.

"Pie, tante juga tidak tau bahwa Boy mengidap Leukimia. Saat itu, tante mendapat telfon dari Dr. Andrew dan mengatakan bahwa Boy mengalami kritis, tante dan om langsung terbang kesini. Saat kami tiba ternyata keadaan Boy bertambah parah, dan sekarang Boy sedang dalam keadaan koma. Tante tidak tau harus menghubungi siapa lagi selain ibumu, dan ibumu mengatakan bahwa kau masih berkomunikasi dengan Boy. Karena itu, tante menyuruh ibumu untuk memintamu datang kesini dan menceritakan apa yang terjadi pada Boy sebelumnya" jelas Lin pada Pie.

"Aku juga tidak tau pasti tante, yang aku tau terakhir aku bertemu dengan Boy dirumahnya dan dia terbaring di kamar mandi dengan mengeluarkan darah dari hidungnya. Sebelumnya aku bertemu dua kali dengan Boy di rumah sakit. Dan waktu itu Boy juga sempat menghilang selama 3 tahun dan dia mengatakan bahwa dia sedang fokus membuka cabang baru perusahaan papanya di Bangkok" ucap Pie.

"Dia juga tidak pernah menceritakan padaku bahwa dia mengidap Leukimia" tambah Pie.

"Perusahaan? Om Meak sudah tidak mengurusi perusahaan, dia hanya fokus pada rumah sakitnya di Amerika. Boy juga tidak ikut campur dalam semua pekerjaan papanya. Saat dia bilang ingin kembali ke Bangkok dia ingin mencarimu dan ibumu, setelah itu dia tidak memberikan kabar apapun pada kami" ucap Lin.

Pie mengerutkan keningnya, Pie sangat khawatir bagaimana bisa Boy tidak menceritakan tentang penyakitnya padanya dan bahkan pada kedua orang tuanya. Pie menyingkirkan rasa kecewa dan rasa marahnya pada Boy. Pie kasian melihat kondisi Boy saat ini. Pie mencoba menerima apa yang sudah Boy lakukan padanya, Pie yakin Boy memiliki alasan atas apa yang sudah dilakukannya pada Pie.

Sementara di ruang tunggu, Kim, Piti dan Meak sedang duduk di ruang tunggu.

"Kim, Ansara dimana?" tanya Piti mengkhawatirkan cucu kesayangannya itu. Piti dan seluruh keluarga sudah mengetahui tentang Boy yang menjadi pendonasi sperma untuk Pie dan mereka menerima keadaan tersebut, melihat kondisi Boy saat ini yang juga sangat menyedihkan.

"Aku sudah menitipkannya pada Nann bu, agar dia bisa bermain dengan Jeed" ucap Kim dan membuat Piti tenang.

Hari-hari berikutnya, Boy tetap mengalami koma. Belum ada perubahan pada kondisi Boy. Kim dan Pie selalu mengunjungi Boy dan membantu Lin untuk merawat Boy. Lin dan Meak juga sudah mengetahui bahwa Pie sedang mengandung anak kedua dan itu juga donasi dari Boy. Karena itu, Lin dan Meak juga merasa harus menjaga Pie.

Hari ini adalah hari ke 7 Boy mengalami koma, KimPie masih terus mengunjungi Boy. Saat ingin mengunjungi Boy, KimPie selalu menitipkan Ansara pada Nann.

Kim dan Pie sudah bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Saat ingin keluar pintu kamar, Kim menghampiri Pie yang sedang merapihkan rambutnya.

"Pie, kita harus bawa Ansara ke rumah sakit" ucap Kim menatap Pie.

"Apa maksudmu Kim?" tanya Pie yang tidak mengerti ucapan Kim.

"Ansara harus mengetahui keadaan ayahnya" ucap Kim serius.

"Kim, tidak mungkin. Ansara belum paham soal itu" ucap Pie mengerutkan keningnya dan membalikkan tubuhnya membelakangi Kim.

"Kita tidak mungkin menyembunyikan ini terus Pie, suatu saat Ansara pasti akan menanyakannya. Aku rasa ini waktu yang tepat" ucap Kim sambil menatap punggung Pie.

"Belum waktunya Ansara menerima ini semua Kim, dia masih terlalu kecil" ucap Pie berbalik badan dan kembali menatap Kim.

MY HANDSOME GIRL SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang