Part 25 (Selamat Tinggal Boy)

611 24 0
                                    

Keesokan harinya, Ansara tetap datang mengunjungi Boy. Pie mengantar Ansara setelah Ansara pulang sekolah. Sedangkan Kim, terkadang Kim datang dan terkadang tidak karena sibuk dengan urusan pekerjaannya. Kim juga ingin membiarkan Boy menghabiskan waktunya dengan Ansara. Kim sebetulnya sangat sedih tetapi dia tidak ingin egois dan membiarkan Ansara bertemu dengan Boy.

Suatu hari setelah kearjaannya dikantor sudah beres, Kim diam-diam datang ke rumah sakit. Kim melihat Pie, Ansara dan Boy sedang bermain bersama di taman. Boy belum boleh banyak bergerak tetapi Boy dapat berjalan-jalan dengan kursi roda saat sore hari ke taman di rumah sakit agar tidak jenuh di kamar. Kim melihat dari kejauhan, Kim melihat Pie dan Ansara sangat bahagia. Kim tersenyum dengan terpaksa dan menyembunyikan kesedihannya.

Di rumah KimPie.

Malam harinya, Pie dan Ansara pulang ke rumah. Kim sudah berada di rumah terlebih dahulu. Kim berpura-pura tidur di kamar dan membelakangi Pie.

"Kim, apa kamu sudah tidur?" ucap Pie menatap punggung Kim. Kim tidak menjawab.

Pie segera berbaring di samping Kim, dan memeluk Kim dari belakang.

"Terima kasih Kim atas kebesaran hatimu, aku sangat bangga memiliki suami yang sangat bijaksana sepertimu. Dengan keadaan seperti ini, tidak akan ada yang pernah berubah. Aku dan Ansara tetap menyayangimu. Kamu tetap menjadi suami dan daddy yang sangat baik untukku dan Ansara. Sekali lagi terima kasih Kim, maaf karena sempat membuatmu terluka" ucap Pie dipunggung Kim sambil memeluk Kim. Kim yang mendengar ucapan Pie, meneteskan air matanya. Pie tidak mengetahui bahwa Kim belum tertidur.

Beberapa hari kemudian, Kim sedang berjalan di rumah sakit membawa sebuah makanan. Kim berniat untuk mengunjungi Boy karena beberapa hari terakhir Kim agak sibuk dengan pekerjaannya.

Saat Kim masuk ke dalam kamar Boy, Kim sangat terkejut melihat Boy yang sedang mengelus perut Pie yang mulai membesar sambil menggenggam tangan Pie.

Pie menoleh ke arah pintu dan melihat Kim yang sudah berdiri diambang pintu menyaksikan perlakuan Boy pada Pie. Tanpa berbicara, Kim menaruh makanan di meja kemudian langsung berbalik badan keluar dari kamar Boy. Pie berusaha mengejar Kim. Pie sedikit berlari sambil menahan tangisnya.

Perut Pie kram, dan Pie meringis kesakitan. Beberapa orang yang lewat dihadapan Pie menyuruh Pie untuk duduk dan menanyakan keadaan Pie. Pie mengatakan bahwa dia baik-baik saja, Pie melihat kemana arah perginya Kim dan Pie kehilangan jejak Kim.

Sementara di kamar Boy, Boy juga berusaha untuk mengejar Pie. Mengingat sebelumnya Pie memang mengeluh bahwa perutnya kram. Saat Boy keluar dari kamar sambil membawa infusannya, Boy merasakan sakit di kepalanya. Boy meringis dan kemudian terjatuh ke lantai.

Dokter yang melihat kondisi Boy, segera memopong Boy ke kamar Boy. Boy masih meringis mencoba memastikan apa yang keluar dari hidungnya dan dia terkejut bahwa ternyata hidungnya mengeluarkan darah. Dokter dengan cepat mengatasi keadaan Boy. Dokter juga menghubungi keluarga Boy untuk datang.

Sedangkan Pie, masih duduk di ruang tunggu karena perutnya yang masih kram. Tak lama kemudian, Lin menghampiri Pie dan memberi kabar bahwa Boy mengeluarkan darah dari hidungnya. Pie panik dan meminta Lin untuk membawanya bersama ke kamar Boy. Pie masuk ke kamar Boy dan melihat Boy yang masih meringis.

"Boy.. tahan Boy.. kau harus kuat" ucap Pie menangis dan memberi semangat pada Boy. Pie betul-betul sedih melihat keadaan Boy. Wajah Boy sudah pucat dan darah terus mengalir dari hidung Boy.

Dokter menyuruh Pie dan Lin untuk keluar kamar, karena dokter akan memeriksa Boy. Di luar kamar, Lin dan Pie menangis. Pie mencoba untuk menelfon Kim tapi tidak diangkat. Pie menelfon Piti untuk memintanya datang dan membawa Ansara. Beberapa menit kemudian, Piti dan Ansara datang.

MY HANDSOME GIRL SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang