Vote dan komentar jika kalian suka. Kehidupan di wattpad bisa lebih cerah tanpa adanya silent reader 😇
"Kau yakin benar-benar murid beasiswa?"Seokjin gugup, namun sebisa mungkin ia menutupi rasa gugupnya.
"Iya. Memang kenapa, sih?"
Soohyun menggeleng. "Aku sedikit curiga. Dari niatmu yang ingin mentraktir aku pasti kau membawa uang banyak, kan? Apa kau mencuri?"
Mata Seokjin membulat, dengan cepat ia menggeleng. "Aku tidak mencuri, enak saja."
"Aku hanya takut saja kau mencurinya."
"Ck!" Seokjin berdecak. "Tenang saja. Itu bukan uang curian. Uang itu dari pamanku, kebetulan semalam dia datang berkunjung ke rumah dan memberiku uang."
Soohyun membulatkan bibir tipisnya. "Hehehe maaf, ya, aku berprasangka buruk padamu."
Seokjin tersenyum manis. Ia mengusak surai gadis yang tingginya hanya sebahu Seokjin dengan gemas. "Dasar kontet. Bisanya memfitnah orang tampan saja."
Wajah Soohyun berubah masam. Ia menepis tangan Seokjin yang masih berada di atas kepalanya. "Mentang-mentang kau tinggi!"
🖤
"Aku pulang!" Seokjin berseru ketika masuk ke rumah besarnya.
Yang ia dapat hanya kesunyian. Seokjin menghela napas pelan karena lagi-lagi rumahnya sepi sekali. Bagaimana tidak sepi, toh rumah sebesar itu hanya dihuni oleh satu manusia dan tiga robot.
Ralat; dua manusia. Dia dan Minho. Karena sedari kemarin Minho menginap di rumah besar itu atas permintaan Seokjin tentunya.
Kadang Seokjin pernah berpikir untuk menjual rumahnya dan pindah ke rumah yang lebih kecil, tapi ia tidak ingin menyia-nyiakan kerja keras ayahnya tuk membeli rumah bak istana ini.
Juga terlalu banyak kenangan di rumah besar itu.
Oh, dan sejak kematian orang tuanya, seluruh kekayaan jatuh ke tangan Seokjin. Walau pun Seokjin masih SMA, ia sudah memegang warisan sebanyak itu.
Minho pernah bilang, suatu saat nanti perusahaan pasti akan membutuhkan direkturnya. Dan mau tidak mau Seokjin pun belajar mengurus perusahaan di usianya yang masih muda.
"Seokjin-ie sudah pulang."
Seokjin sedikit terkejut saat mendengar suara robotnya. Ya, itu robot yang mirip dengan sang ibu. Saking asiknya melamun, sampai tidak sadar sudah melangkahkan kaki ke ruang santai.
Remaja itu mendekati Hyura, memeluk robot tersebut dengan erat. Walaupun kau itu robot, tapi aku suka memeluk badan besimu.
"Di mana Nao dan Pepper?" tanya Seokjin setelah melepas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Drops•KSJ
Fanfiction[Buat pembaca yang baru gabung di cerita ini, tolong jangan lupa tinggalin vote dan komentarnya juga ya] Seokjin itu suka hujan. Dia suka bau hujan yang menenangkan hatinya. Dia suka kesejukan udara saat hujan turun. Hujan membawa ketenangan, tapi...