[Buat pembaca yang baru gabung di cerita ini, tolong jangan lupa tinggalin vote dan komentarnya juga ya]
Seokjin itu suka hujan. Dia suka bau hujan yang menenangkan hatinya. Dia suka kesejukan udara saat hujan turun.
Hujan membawa ketenangan, tapi...
Sequel Rain Drop. Semoga suka ^^ jangan lupa tinggalkan vote dan komentar yaa, mau komentar banyak-banyak juga gapapa 💜
Biasakan vote sebelum scroll ya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namanya Kim Hyunjin, anak laki-laki dari pasangan Kim Seokjin dan Jung Soohyun. Usianya baru tiga tahun beberapa hari yang lalu; tepatnya tanggal 9 Juli, anak yang sangat aktif dan cerewet. Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi jika melihat sesuatu yang menurutnya menarik.
Dan yang perempuan, namanya Kim Jihyun. Mereka kembar, Hyunjin lahir lebih dulu, sedangkan Jihyun menyusul 20 menit kemudian. Jihyun sama seperti kakaknya, dia cerewet, manja kepada sang ayah, juga kadang suka bertengkar dengan Hyunjin hanya karena sebuah mainan.
Mereka berdua lucu. Sangat lucu. Keduanya terlahir sehat dan tanpa cacat. Mereka bagaikan cahaya di keluarga kecil Kim. Bagaikan penyemangat dan penghapus lelah dikala Seokjin sedang penat dengan kerjaannya yang menumpuk.
Seokjin mencintai keluarganya. Tidak ada kata lelah untuk membahagiakan mereka, menerbitkan senyum mereka. Ia membagi kasih sayang untuk anak kembarnya sama rata. Sosok ayah yang lembut juga tegas.
"Papa!" Jihyun memanggilnya dengan suaranya yang agak cempreng.
"Iya, Sayang?"
"Jalan-jalan."
"Jalan-jalan ke mana, Nak?"
"Lali-lali naik cepeda!"
Seokjin tertawa kecil mendengarnya. "Kalau naik sepeda itu bukan lari-lari, Sayang."
Jihyun memiringkan kepalanya lucu. "Itu lali-lali, Papa. Kata Ujin itu lali-lali."
Seokjin menepuk dahinya pelan. Anak siapa sih ini? Ingin cubit pipinya sampai merah, tapi takut kepalanya benjol karena dilempar spatula.
Oh iya, semenjak hamil Soohyun itu jadi galak. Seokjin pikir itu bawaan bayi, ternyata sampai anak mereka sebesar ini pun sifat galaknya tidak hilang. Tapi tak apa, untung ia sayang.
"Ayo Pa, Ayo." Si kecil menarik-narik tangan besar Seokjin.
"Baiklah. Tapi Mama dan kakakmu mana?"
🌑
"MAMA! UJIN TIDAK MAU MANDI!"
"Hyunjin-ah, kau harus mandi ini sudah sore! Ya ampun, Kim Hyun— aish."
Soohyun mengusap wajahnya yang terkena cipratan air dari bathub. Anak laki-lakinya ini sedikit susah jika disuruh mandi. Harus diiming-imingi sesuatu dulu baru langsung mandi.
"Adikmu sudah mandi, Kim Hyunjin. Ayolah, sebentar saja. Tidak sampai sepuluh menit, ya?"
Bocah yang sudah tidak mengenakan pakaian itu menggeleng tak mau membuat Soohyun menghela napas.
"Ya sudah kalau begitu Mama tidak mau dekat-dekat Ujin. Bau. Ujin belum mandi."
