Masih ingat kan kalau ayahnya Seokjin itu CEO di Hyundai Motor Company?
Tentunya Jongsuk tidak kesusahan sama sekali mencari tahu siapa pemilik mobil itu, apalagi mobil yang kemarin dipakai tuk menabrak Seokjin adalah mobil Hyundai. Sekarang, dia datang ke pabrik pembuatan mobil yang dikelola oleh kakak iparnya. Ia menemui salah satu temannya yang bekerja di perusahaan itu.
Temannya melihat kembali catatan penjualan yang tersimpan di komputer.
"Ketemu," kata temannya Jongsuk, namanya Seojoon.
"Siapa yang membeli mobil itu?" tanya Jongsuk penasaran.
"Beruntunglah dia membeli mobilnya langsung dari pabrik, Jong. Di sini tertulis, mobil Hyundai Tucson 2.0 XG dibeli oleh seseorang dengan atas nama Gong Jaeho tiga bulan yang lalu."
"Apa di situ tertulis alamatnya?"
Seojoon mengangguk. Ia mencatat alamat rumah si pembeli, kemudian menyodorkan secarik kertas ke temannya.
"Terima kasih, Joon-ah."
🌑
Antara percaya dan tidak percaya.
Seokjin melamun ketika sang ibu dan juga Minho menjelaskan semuanya. Bagaimana ibunya bisa hidup lagi, dan di mana ibunya tinggal selama ini.
Sejujurnya ada rasa kecewa dalam hati Seokjin. Kalau memang ibunya masih hidup kenapa tidak langsung pulang ke rumah?
"Sekarang kau percaya pada Eomma?"
Lamunan Seokjin buyar. Ia memandang ibunya dengan sendu. "Tapi yang saat itu dimakamkan bersama Appa siapa? Dia juga sedang hamil, bahkan cincinnya mirip seperti cincin yang biasa Eomma pakai."
"Saat itu di pesawat ada dua wanita yang hamil, Sayang. Salah satunya Eomma. Eomma bahkan tidak tahu kalau jenazah yang kalian kuburkan jenazah wanita hamil itu." Hyura mengusap bahu putranya yang lebih kurus. "Maafkan Eomma ya, Sayang?"
Mata Seokjin berkaca-kaca. Ia langsung memeluk ibunya dan menangis di bahu sang ibu.
Seokjin merindukan pelukan ini. Bau tubuh ibunya, sentuhan hangatnya, Seokjin sangat-sangat rindu. Sekarang remaja berusia 19 tahun itu menangis.
"Hei, jangan menangis, Sayang. Eomma tahu, Eomma salah. Eomma sudah membiarkan putra Eomma menanggung kesedihan sendiri."
Pelukan keduanya terlepas, Hyura menghapus air mata Seokjin dengan ibu jarinya.
"Eomma jahat sekali, kau juga jahat, Hyung. Kenapa tidak dari dulu kau beritahu aku?!" bentak Seokjin.
"Maafkan aku, Jin."
"Sudah-sudah, jangan marahi Minho. Marahi Eomma saja, karena Eomma yang menyuruh Minho untuk tutup mulut."
"Pokoknya Minho Hyung tetap jahat, Eomma. Eomma tahu, dia selalu menyuruhku untuk belajar bisnis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Drops•KSJ
Fanfiction[Buat pembaca yang baru gabung di cerita ini, tolong jangan lupa tinggalin vote dan komentarnya juga ya] Seokjin itu suka hujan. Dia suka bau hujan yang menenangkan hatinya. Dia suka kesejukan udara saat hujan turun. Hujan membawa ketenangan, tapi...