3.500 kata dong, masih tega jadi siders? :)
Hari ini Seokjin kesiangan. Ia baru bangun setengah jam sebelum bel masuk berbunyi.
Saking lelahnya mengerjakan tugas, ia sampai ketiduran di atas tumpukan buku di meja belajar. Dan sekarang pinggangnya sakit karena tidur dalam posisi yang tak nyaman.
Selain itu, Seokjin pun menyiapkan peralatan sekolahnya dengan terburu. Kalau sedang panik begini Seokjin suka lupa menaruh barang-barang, alhasil ia akan mengobrak-abrik kamar demi mendapatkan barang sekolahnya. Ia mengabaikan Minho yang hanya memperhatikan remaja itu dari ambang pintu dengan santai.
Sesekali Minho menggelengkan kepalanya. Seokjin sudah memakai seragam, tapi sangat berantakan. Dasinya pun belum terpasang dengan benar.
"Hyung, sepatuku yang sebelah kanan mana?" tanya Seokjin terburu.
"Cari di kolong tempat tidur."
"Hyung! Aish, jangan diam saja di situ. Bantu aku menyiapkan peralatan sekolahku."
"Lalu aku harus bantu apa, Seokjin?" Minho gemas.
"Almamater sekolahku di mana?"
"Di lemari."
"Argh! Jam tanganku ke mana lagi?"
"Jam tanganmu di atas meja, Kim Seokjin."
"Aish, dasar menyusahkan. Oh, tasku! Tasku di mana?"
Minho menghela napas, ia memandang Seokjin yang tengah mencari-cari tas sekolahnya. "Ya Tuhan, Kim Seokjin! Kau sudah menggendong tas!"
"Huh?" Seokjin menoleh dan melirik ke arah punggungnya. "Oh iya lupa." Ia menyengir.
Setelah memakai sepatu dengan benar dan menenteng almamater, Seokji bergegas. Masih ada waktu 15 menit sebelum sampai sekolah.
Ia berdiri di depan Minho. "Aku berangkat dulu, Hyung." Selanjutnya pemuda Kim itu berlari.
"Hei, Kim Seokjin! Kau belum sarapan! Astaga, anak itu benar-benar."
🖤
Seokjin terlambat limabelas menit, salahkan jalanan yang macet. Ia sudah memberikan penjelasan pada guru piket, tapi tetap saja beliau tidak menerima alasan dan malah menghukum Seokjin dengan membersihkan lapangan indoor sekolah.
Lebih parahnya lagi, setelah membersihkan lapangan ia juga di hukum untuk berlari mengelilingi lapangan outdoor yang besar itu sebanyak lima kali.
Hari yang sial bagi Seokjin.
Dengan langkah yang malas, Seokjin berjalan menuju lapangan indoor. Wajahnya ditekuk dua kali, sampai tak sengaja ia berpapasan dengan Guru Choi Siwon; yang mengajar mata pelajaran matematika di koridor.
"Oh, Seokjin?" kaget Siwon.
Ia baru saja ingin memasuki kelas Seokjin tuk mengajar.
"Selamat pagi, Choi Sonsaeng-nim."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Drops•KSJ
Fanfiction[Buat pembaca yang baru gabung di cerita ini, tolong jangan lupa tinggalin vote dan komentarnya juga ya] Seokjin itu suka hujan. Dia suka bau hujan yang menenangkan hatinya. Dia suka kesejukan udara saat hujan turun. Hujan membawa ketenangan, tapi...