RD : 17

1.6K 221 98
                                    

Seorang laki-laki mengerjapkan matanya perlahan tuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang laki-laki mengerjapkan matanya perlahan tuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Kedua mata indah itu terbuka. Hal pertama yang ia lihat adalah langit yang cerah ditemani dengan awan-awan putih.

Dia; Kim Seokjin, mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Ia menatap sekeliling.

Tunggu, sejak kapan kota Seoul berubah?

Sejak kapan ada air terjun indah di tengah-tengah kota Seoul?

"Hai, Nak."

Ia mencari-cari asal suara, sampai akhirnya ia menemukan siluet tubuh pria sedang duduk di batu besar dekat air terjun.

"Appa?"

Seokjin tersenyum lebar, ia berlari menghampiri sesosok laki-laki yang ternyata adalah ayahnya. Ia duduk di samping pria tersebut.

"Appa, bagaimana kabarmu?"

Laki-laki berparas tampan dan tegas itu tersenyum. "Tentu saja Appa baik-baik saja di sini. Kau tidak mau memeluk ayahmu, hm?"

Seokjin langsung memeluk Insung; nama ayahnya, dengan sangat erat, membuat pria itu tertawa geli dengan kelakuan anaknya.

"Astaga, anak Appa sudah besar saja. Hei Nak, berapa tinggimu?" Seokjin melepaskan pelukannya. "Terakhir kita bertemu, kau masih pendek."

"Aish! Tinggiku 179 sentimeter!" sahut Seokjin sedikit kesal karena dibilang pendek oleh sang ayah.

"Wah! Bertambah tinggi semenjak tinggal sendiri di apartemen ya."

Seokjin mendengus. "Appa, kenapa aku bisa ada di sini? Tempat apa ini?"

"Kau tidak ingat apa pun?"

Putranya menggeleng. "Ah, tidak perlu dipikirkan. Nikmatilah tempat ini dulu, Nak. Tapi jangan sampai terlalu nyaman. Kau harus bangun agar ibu dan adikmu senang."

"Eomma?"

🌑

Dokter mengatakan kondisi yang dialami Seokjin agak fatal. Seokjin mengalami cedera kepala yang berat akibat benturan itu. Bahkan ia mendapatkan transfusi darah sebanyak dua kantong.

Banyak luka di tubuh terutama kepala. Pipi mulusnya pun ikut tergores kaca begitu ia tertabrak.

Di dalam ruang rawat Seokjin, ada Hyura, Namjoon, dan Soohyun. Wanita itu tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Selama perjalanan ke rumah sakit, ia terus menangis. Sampai melupakan kehadiran dua teman dekat Seokjin ini.

Saat di dalam kamar rawat pun pikiran Hyura masih kosong. Pandangannya tertuju pada Seokjin yang terbaring lemah di brangkar rumah sakit dibantu alat penunjang hidupnya.

Rain Drops•KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang