[Buat pembaca yang baru gabung di cerita ini, tolong jangan lupa tinggalin vote dan komentarnya juga ya]
Seokjin itu suka hujan. Dia suka bau hujan yang menenangkan hatinya. Dia suka kesejukan udara saat hujan turun.
Hujan membawa ketenangan, tapi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Foto Rain Drops yang kaya biasa vivi post di awal dan di TBC muncul gak? Kalo gak ada maapin ya, wattpad lagi eror berarti]
Wanita itu benar-benar menepati janjinya tuk ke apotik membelikan obat. Tapi sebelum itu, dia memaksa Hoseok tuk memeriksakan diri ke rumah sakit dulu. Dia hanya khawatir punggung laki-laki itu cidera.
Dan kata dokter, punggung Hoseok baik-baik saja. Tidak ada luka serius, hanya membiru dan ia pun sudah berikan salep dan obat tuk meredakan rasa nyeri.
Kini, di tangan Hoseok sudah memegang kantung plastik berisi makanan dan juga obat untuk Soohyun. Ia memasuki rumah kecilnya.
Tujuan utama adalah pergi ke kamar sang adik. Tapi, saat sampai sana ia tak menemukan Soohyun.
"Soohyun-ah?" panggilnya sedikit berteriak.
"Iya, Oppa! Aku di dapur!"
Hoseok mengembuskan napas lega. Dengan segera ia melangkahkan kakinya menuju dapur.
Apa yang dilakukan anak itu di dapur? Dia sedang sakit harusnya di kamar saja.
Terkadang Hoseok tak mengerti jalan pikiran adiknya sendiri.
"Jung Soohyun! Astaga."
Hoseok meletakkan kantung plastik di meja makan yang sudah usang, lalu menghentikan kegiatan sang adik yang tengah mencuci piring.
"Ck! Kan sudah Oppa bilang tadi istirahat saja di kamar. Kenapa malah cuci piring? Astaga, air kerannya dingin."
Soohyun tersenyum. "Aku sudah bilang juga pada Oppa kalau aku baik-baik saja. Aku sudah membaik, kok."
Sang kakak meraba kening adiknya. Benar, demamnya sudah turun. Wajah Soohyun pun terlihat lebih cerah.
"Ya sudah, bersihkan busa yang ada di tanganmu. Lalu makan."
Soohyun patuh. Setelah mencuci tangannya, ia menghampiri Hoseok yang tengah menyiapkan makanan di meja makan.
Tapi, langkahnya terhenti begitu melihat jaket bagian belakang sang kakak tampak kotor. "Oppa, kenapa jaketmu kotor sekali?" Soohyun menepuk-nepuk jaket bagian punggung, membuat Hoseok meringis.
"Akh."
"Kau terluka?" tanyanya panik.
Hoseok tertawa. "Tidak. Kau menepuknya terlalu keras. Ayo, sini duduklah."
Sebenarnya ia tidak yakin dengan jawaban sang kakak. Tapi pada akhirnya ia menurut juga, ia duduk di kursi makan, menatap dua mangkuk bibimbap dan sepiring fried chicken.
"Oppa yang membeli semua ini?"
"Tadi ada orang baik hati yang membelikannya. Makanlah dulu, Oppa mau ganti baju dulu, ya."
