RD : 25

1K 130 33
                                    

Seokjin meneguk ludahnya susah payah begitu Hoseok berjalan ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin meneguk ludahnya susah payah begitu Hoseok berjalan ke arahnya. Pemuda Jung itu duduk di sofa, menatap Seokjin intens.

"Kau, yakin dengan ucapanmu tadi? Menikahi adikku?"

Seokjin mengangguk, walau matanya masih sedikit membola karena terkejut dengan teguran Hoseok yang tiba-tiba.

"Tapi kalian masih muda, loh. Bahkan usia Soohyun belum ada dua puluh tahun."

"Eung... aku tahu. Tapi kan maksudku tadi, aku ingin mengajak Soohyun menikah kalau kami sudah wisuda. Begitu, Hyung."

Hoseok membulatkan bibirnya sambil mengatakan "oh". Kepalanya di anggukkan beberapa kali.

"Apa Hyung mengizinkanku untuk menikahi adikmu?"

Pipi Soohyun memerah mendengar pertanyaan yang ditujukan untuk kakaknya. Kenapa Seokjin frontal sekali, sih?

"Tentu saja aku akan mengizinkanmu. Tapi, kau harus berjanji untuk menjaga adikku dengan baik, ya? Dia satu-satunya harta paling berharga yang aku miliki sekarang."

"Tentu, Hyung!" Seokjin menjawabnya dengan menggebu-gebu. "Tapi, Hyung kan belum punya pasangan. Tidak masalah kalau nantinya kita duluan yang menikah?"

"Kau mengejekku, hah?"

"Eh tidak, Hyung. Hehehe."

Daripada Hoseok berubah pikiran, lebih baik Seokjin diam sajalah. Kalau nanti tiba-tiba Hoseok tidak merestui pernikahan mereka karena Seokjin mengejeknya, bisa bahaya sekali untuk masa depannya nanti.

🌑

"Aku pulang!" Seokjin berseru begitu memasuki rumahnya. Ia melepas sepatu dan memakai sandal rumahan.

Tujuan utamanya saat ini adalah kamar. Ia ingin cepat-cepat mengistirahatkan tubuhnya. Sepertinya hari ini dia terlalu kelelahan, kepalanya berdenyut sakit saat di perjalanan pulang tadi.

"Jin-ie!"

Langkahnya terhenti begitu mendengar suara cempreng milik sang adik. Ia berbalik badan, dapat di lihat oleh kedua netranya, Eunbyul berlari dengan kaki-kaki pendeknya.

"Jin-ie, lindu!" ujarnya sembari memeluk kaki Seokjin.

Seokjin tersenyum gemas. Ia menggendong sang adik yang sebentar lagi berusia dua tahun. "Kok sendiri? Eomma mana?" Ia menatap sekeliling, tak ada siapa pun yang menemani, di ruang santai itu hanya ada sang adik dan TV yang menyala.

Sang adik tidak menjawab, membuat tanda tanya besar untuk Seokjin. Tidak mungkin ibunya meninggalkan Eunbyul sendirian, kan? Walau pun Eunbyul sudah bisa melihat, tetap saja kadang balita itu belum terbiasa dengan semuanya.

Tak berselang lama, orang yang dicari datang juga. Seokjin melihatnya, ibunya tampak tidak bertenaga sekali.

"Oh, Seokjin?"

Rain Drops•KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang