Sejujurnya aku letih dengan semua ini, namun
apalah daya kasih sayangku malah melebihi
rasa benciku pada dirimu"Lo mau gak jadi sahabat gue."
Beberapa kata yang diucapkan laju oleh Bastian masih terngiang di telinga Keyra.
Semua kejadian sudah berlalu beberapa waktu lalu. Tapi, tak tahu mengapa semuanya masih berkelabat jelas di benak Keyra.
Keyra berlari tanpa permisi begitu mengatakan hal terakhirnya pada Bagaskara dan Friska. Kaki gadis itu terasa diajak melangkah begitu saja terbawa angin sore nan menyepoi.
"Sampai kapan? Sampai kapan semua akan berakhir? Gue capek. Gue capek jadi orang yang tersakiti terus. Kenapa setiap kali gue mau menyakiti mereka, batin gue malah menolak kuat? Apa gak cukup selama belasan tahun ini?"
Air mata tak lagi mau menetes dari matanya. Bahkan mata saja tahu sebagaimana berat kehidupan gadis itu, hingga berakhir dengan keringnya air mata.
" Gak usah nangis, nanti lo makin cantik."
Keyra mendongak. Ia mendapati Bastian yang berdiri tegak di hadapannya. Setelan laki-laki itu sudah berubah. Bukan masih dengan pakaian sekolah yang digunakannya.
"Jangan nangis, gue benci cewek yang nangis. Apalagi itu karena cowok. Di depan gue, lo cuma boleh senyum."
"Gue gak ada urusan sama lo." Keyra menepis sapu tangan yang Bastian ulurkan padanya. Gadis itu hendak pergi, namun tangannya dicekal duluan oleh manusia di hadapannya.
"Lo mau gak jadi sahabat gue? Sayangnya tanpa lo jawab, gue udah menuntut jawaban iya. Jadi, mulai sekarang kita sahabatan."
🌸🌸🌸
"
Ehh ada tuan putri. Baru balik ya sama pangeran?"
"Darimana kamu? Bukannya pulang malah jadi wanita murahan di jalanan."
"Apa ini yang kamu lakukan tiap hari? Godain laki-laki lalu mendapatkan uang, hah?"
Keyra menghiraukan ucapan la tur Friska. Ia menarik langkah panjangnya menuju lantai atas, tempat di mana dia akan menemukan ketenangan sendiri dari usikan-usikan semua ini.
"Tiap pulang sore terus, abis itu pakaian acak-acakan. Apa kamu gak malu dilahirkan sebagai perempuan?"
Plakk
Sebuah tamparan melayang ke pipi kanan Keyra. Berapa kali tamparan yang didapatkan ya hari ini? Tunggu dulu, Keyra tidak mau menghitung dulu. Dia yakin hitungannya hanya akan genap jika hari sudah berganti nanti.
"Ada apa ini?" Suara serak laki-laki berusia setengah baya mengintrupsi perdebatan antara ibu dan anak itu. Rambutnya yang acak-acakan dengan kantung mata membesar membuat dia benar-benar akan disegani jika orang-orang melihatnya nantinya.
"Dia. Dia pulang dengan laki-laki yang sama seperti pulang sekolah tadinya. Aku yakin, mereka pasti sudah janjian di suatu tempat tadinya."
Tak ada sahutan terdengar dari mulut Bagaskara. Tapi, kilatan emosi terpancar jelas dari matanya. Matanya benar-benar memerah dengan buatan hitam yang membulat sempurna menatap seorang anak dara yang tengah menunduk sambil memegang pipinya.
Tiba-tiba saja ayah dua anak itu melepas ikat pinggang dari celananya. Benda panjang itu melambai-lambai saat dibawa Bagaskara menghampiri tempat di mana Keyra berada.
Bush
Wuss
Plakk
Srett
Takk"Pa ... sakit, Pa ... aww ... sakit ... hiks. Pa, beren ... ti aww." Bagaskara terasa tuli dan buta saat ini. Ia terus memukuli Keyra tanpa henti. Tanpa memperdulikan tatapan mohon ampun dan permintaannya untuk menghentikan semua ini.
"Pa, udah ... Pa hiks ... sakit ... Aku gak.. kuat, Pa."
"Udahlah, Mas, sepertinya cukup. Biarkan saja dia menanggung sakitnya. Kita harus cepat-cepat membawa dia ke kamar sebelum Keysa curiga nantinya. Kamu tahu sendiri bukan bagaimana pedulinya anak kita pada gadis murahan ini?"
Bagaskara melempar barang-barang tadi ke sembarang arah kemudian keluar dengan membanting pintu hingga menimbulkan suara yang kencang. Ia meninggalkan Keyra dan Friska yang masih setia pada posisi yang sama.
" Jalan sendiri, jangan manja!"
Untuk kedua kalinya Keyra dibiarkan dalam kondisi yang tak pantas. Lebam memenuhi tubuhnya yang tak terbalut seragam.
"Hiks ... hiks ... kalian ... jah ... at hiks... Aku.. benci kalian ... hiks," lirih Keyra seorang diri. Ia berjalan tertatih-tatih melawan rasa sakitnya untuk menuju kamarnya.
*To be continue*
*
*
*
Benci gak sama Bagaskara?
Kesel gak sama Bagaskara?
Bunuh dia yok:vMaafin aku yak baru up sekarang soalnya lagi PAS nih dan hp aku pun disita.Ini aja aku ambil hpnya diam" demi bisa up GA loh.
Vote dan commentnya dong buat menghargai perjuangan aku
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Alone (PROSES REVISI)
Teen FictionBahagia? Aku ingin mengalaminya Tertawa? Aku ingin merasakannya Keluarga? Aku ingin memilikinya Namun, ku rasa aku tidak beruntung. Semua itu belum hadir, ah mungkin tidak akan ada di hidupku. Hidupku sepertinya penuh kegelapan dan air mata. Hingga...