Bastian Rese
Key, maaf, kayaknya kita gak jadi jalan.
Bintang tiba-tiba ngajak aku main di rumah dia.Keyra menutup kembali layar ponselnya sembari mendengus kesal. Rasa bosan menyerangnya mendadak karena rencana jalan-jalan dengan Bastian sudah lenyap.
Saat Bastian mengatakan akan jalan-jalan malam ini, Keyra langsung mencoret semua daftar kegiatannya dari sore hingga malam hari. Ia tidak mau jika hari bebasnya bersama Bastian akan terganggu dengan deretan daftar kegiatan tadi.
Lalu apa yang terjadi? Semuanya batal. Keyra merutuki Bintang yang semau hati mengacaukan rencana sepasang kekasih itu malam ini.
Lebih naas lagi, Keyra sudah merobek dan membuang kertas berisikan daftar kegiatan-kegiatannya. Memikirkan ini berhasil membuat otak Keyra seakan mati rasa.
Berakhirlah kini Keyra menjadi gadis kurang kerjaan yang terus berbaring sambil menggulir-gulir layarnya. Namun, melihat sebuah postingan dari orang yang sangat dikenalnya, Keyra langsung lompat mengubah posisinya menjadi duduk bersila.
"Mereka kenapa bisa berduaan? Sepertinya, mereka tidak ada janji hari ini."
"Kenapa mereka harus berduaan? Apa mereka gak tahu kalau di sini gue lagi patah hati?"
"Jahat sekali kalian. Lihat saja, gue gak akan pernah diam saja. Gue akan membalaskan dendam dengan salah satu dari kalian."
Omelan-omelan kesal terus terucap oleh Keyra. Matanya masih memandang tajam ke arah ponsel berlogo apel digigit itu, tapi mulutnya tidak pernah diam.
Hingga tiba gadis itu menggeser slide postingan instagram orang tadi, mata gadis itu langsung memerah. Tidak dapat terbendung air mata yang menumpuk di sudut matanya daritadi.
"Ka ... kalian jahat banget sama gue. SIAPAPUN YANG MENDENGAR INI, GUE BENCI BENCI BANGET SAMA MEREKA BERDUA."
Brakk
Tubuh Keyra terguling ke lantai ketika pintu tiba-tiba didorong kencang. Dia memandang penuh kebingungan pada sosok Sinta yang berdiri di depan pintu kamarnya dengan celemek yang masih menggantung.
Tidak perlu waktu yang lama Keyra membangkitkan dirinya sendiri. Mendekati Sinta yang sudah banjir keringat setelah berlari dari dapur hingga ke lantai dua, di mana kamar Keyra berada.
"Mama kenapa?" Pertanyaan polos yang terlantar Keyra menimbulkan kerutan di kening Sinta. Wanita itu berkali-kali memutar tubuh Keyra mencari sesuatu yang ganjal di matanya. "Seharusnya mama yang tanya, kamu kenapa teriak-teriak tadi? Ada yang ganggu kamu?" tanya Sinta khawatir setelah melepas tubuh kekasih putra semata wayangnya.
"Oh itu." Keyra menggaruk tengkuknya asal, menyumpah serapahi mulutnya yang terlalu lepas untuk mengeluarkan suara. "Keyra cuma kaget sama bias Keyra yang katanya bakal main drama sama cewek cantik, Ma. Hehehe, maafin Keyra kalau bikin mama khawatir."
Rasa tak enak Keyra semakin menjadi setelah melihat bagaimana reaksi Sinta terhadap pengakuannya barusan. Ia memelototkan matanya seperti sedang menahan emosi yang besar.
Namun, itu tidak berlangsung lama. Sinta merengkuh tubuh mungil Keyra seraya mengelusnya pelan dan penuh kasih sayang. "Mama gak marah sama kamu, jangan takut. Mama cuma khawatir kalau kamu kenapa-kenapa tadi."
Canggung, itu yang Keyra rasakan. Seharusnya Sinta langsung memarahinya saja, bukan malah berbicara dengan nada yang semakin halus seperti ini.
"Mama boleh hukum Keyra. Apapun hukumannya, Keyra akan laksanakan sebisa mungkin," cicit Keyra yang masih berada di dalam pelukan Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Alone (PROSES REVISI)
Teen FictionBahagia? Aku ingin mengalaminya Tertawa? Aku ingin merasakannya Keluarga? Aku ingin memilikinya Namun, ku rasa aku tidak beruntung. Semua itu belum hadir, ah mungkin tidak akan ada di hidupku. Hidupku sepertinya penuh kegelapan dan air mata. Hingga...